Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Dan-Hbiki.jpg
Dok. Capcom (Street Fighter IV)

Intinya sih...

  • Ayahnya berhasil melukai mata Sagat dan tewas dalam pertarungan, meninggalkan beban psikologis pada Dan.

  • Kematian ayah membentuk obsesi balas dendam dan ego yang membuat Dan mencari jalan pintas untuk menjadi kuat.

  • Dan sempat belajar Ansatsuken di bawah Gouken, namun ditolak karena emosinya tidak terkendali.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam sejarah panjang Street Fighter, hanya sedikit karakter yang memicu reaksi sekeras Dan Hibiki. Ia sering dicap lemah, konyol, dan tidak berguna secara kompetitif. Namun di balik semua teriakan, pose berlebihan, dan jurus setengah jadi, Dan adalah salah satu karakter paling jujur secara tematik yang pernah diciptakan Capcom.

Dan Hibiki bukan sekadar comic relief. Ia adalah kritik terhadap ego, ambisi instan, dan obsesi kekuatan tanpa disiplin. Artikel ini membedah 8 fakta penting tentang Dan Hibiki, dari asal-usul tragisnya hingga kenapa ia justru relevan untuk diadaptasi ke film Street Fighter 2026.

1. Ayahnya Berhasil Melukai Mata Sagat

Dok. Udon Comic (Gou Hibiki)

Berbeda dari Dan, Gou Hibiki sang ayah, bukan petarung sembarangan. Dalam konflik dengan Sagat, Go Hibiki berhasil melukai mata kanan Sagat secara permanen, sebuah fakta penting yang sering terlupakan.

Luka inilah yang kemudian menjadi bagian ikonik dari desain Sagat. Namun keberhasilan tersebut datang dengan harga mahal: Go Hibiki akhirnya tewas dalam pertarungan itu. Fakta ini menempatkan Dan dalam bayang-bayang besar, ia adalah anak dari pria yang benar-benar mampu melukai monster.

Ironisnya, pencapaian ayahnya justru menjadi beban psikologis yang tidak pernah bisa ia kejar. Walaupun pada akhirnya dia bisa membalaskan dendam sang ayah, tapi itu semua didapat karena Sagat mengalah karena menghormati Gou Hibiki.

2. Trauma Kematian Ayahnya Membentuk Dendam dan Ego

Dok. Capcom (Street Fighter V)

Masih berkutat dengan dendam, kematian Go Hibiki meninggalkan luka mendalam pada Dan. Namun trauma itu tidak membentuk kedewasaan, melainkan obsesi balas dendam. Dan ingin menjadi kuat bukan untuk berkembang, tetapi untuk membuktikan kekuatannya kepada Sagat, dunia, dan dirinya sendiri.

Motivasi yang keliru ini membuat Dan selalu mencari jalan pintas. Ia ingin hasil cepat, pengakuan instan, dan status “hebat” tanpa latihan yang cukup dan kesiapan mental.

3. Pernah Berguru pada Gouken, Tapi Gagal Total

Dok. Capcom (Street Fighter V)

Dan sempat belajar Ansatsuken di bawah Gouken. Namun proses ini berakhir cepat. Gouken menolak Dan bukan karena ia terlalu berbahaya, melainkan karena emosinya tidak terkendali dan kesabarannya nihil. Sebenarnya Dan memiliki bakat yang lumayan berbahaya, tetapi sayangnya bakatnya disia-siakan begitu saja karena dia tidak memiliki keinginan untuk menjadi kuat selain untuk membalas dendam dan ego.

Gouken melihat pola yang berbahaya: murid yang ingin kekuatan demi ego. Inilah perbedaan utama antara Dan dan Akuma, Akuma memahami konsekuensi kekuatan, Dan tidak.

4. Saikyo-ryu: Seni Bela Diri Sembarangan Ciptaan Dan Hibiki

Dok. Capcom (Street Fighter V)

Setelah ditolak, Dan menciptakan alirannya sendiri: Saikyo-ryu, yang berarti “paling kuat”. Nama ini bukan klaim objektif, melainkan mekanisme pertahanan ego.

Saikyo-ryu adalah campuran Ansatsuken setengah matang yang dia pelajari secara otodidak. Tidak ada filosofi mendalam, tidak ada disiplin panjang hanya keinginan untuk terlihat setara dengan legenda yang tidak pernah ia pahami sepenuhnya. Hasilnya, dia melahirkan beladiri acak-kadut yang agak mirip Ansatsuken. Gerakannya aneh, banyak gerakan boros tenaga, tetapi cukup mematikan.

5. Pernah Menjadi Karakter Kompetitif

Meskipun dibuat lemah dan konyol, ada masanya Dan Hibiki bisa dimainkan secara kompetitif. Pada skena lokal Indonesia ada pemain Dan Hibiki yang pernah menorehkan juara sebanyak dua kali ketika menggunakan karakter ini di Street Fighter 4. Kemenangan ini didapat karena tidak ada yang tahu cara mengalahkan Dan, dan serangan EX Tatsumaki Dan memiliki mekanisme jailing yang menyebabkan beberapa orang mendapatkan damage yang cukup besar ketika terkena serangan Tatsumaki tersebut.

Momen kedua terjadi ketika Capcom memasukan Dan Hibiki ke Street Fighter V. Gadouken miliknya memungkinkan infinite combo di corner. Tadinya semua orang meragukan efektivitasnya, sampai akhirnya seorang pemain pro melakukannya di Capcom Pro Tour. Akhirnya Capcom melakukan nerf dengan memberikan buff pada Gadouken. Intinya, bila Dan menggunakan Gadouken, ada kemungkinan Gadouken tersebut memberikan hit tambahan yang akan merusak ritem infinite combo.

6. Mengangkat Sakura Sebagai Murid

Dok. Capcom (Super Street Fighter IV Arcade Edition)

Sebenarnya bagian ini masih diperdebatkan, tetapi Sakura dan Dan memang berlatih bersama. Mungkin Dan menganggap Sakura sebagai muridnya, sementara Sakura menganggap Dan sebagai teman berlatih di kala Ryu atau Ken sedang sibuk.

Yah bagaimanapun caranya Saikyo-Ryu masih memiliki akar dari Ansatsuken, meskipun lebih komikal dan lemah. Jadi tidak ada salahnya Sakura berlatih dengan Dan. Sementara itu Dan menjadi alasan utama Sakura untuk mengembangkan gaya bertarungnya sendiri, mengambil inspirasi dari Ryu dan Ken, yang membuatnya menjadi petarung kuat dengan identitas unik. 

7. Plesetan Langsung Ryo dan Robert

Dok. SNK (King of Fighter XV)

Dan Hibiki adalah plesetan langsung dari Ryo Sakazaki dan Robert Garcia dari Art of Fighting milik SNK, rival utama Capcom di era arcade 90-an. Gi oranye, jurus proyektil ala Hadoken, serta teriakan penuh percaya diri adalah elemen khas duo SNK yang sengaja ditiru lalu dibelokkan oleh Capcom lewat Dan.

Bedanya, jika Ryo dan Robert digambarkan sebagai petarung disiplin dan benar-benar berbahaya, Dan hanya meniru kulit luarnya saja. Ia punya pose, suara, dan gaya heroik, tetapi tidak pernah memiliki fondasi kekuatan yang sepadan. Parodi ini lahir dari perang kreatif Capcom vs SNK, menjadikan Dan sebagai bentuk trash talk desain karakter yang terang-terangan.

8. Andrew Schulz jadi Dan Hibiki?

Dan Street Fighter. (Dok. Paramount Pictures, Capcom/Street Fighter)

Nama Andrew Schulz kerap memicu pro dan kontra, dan itu menjadi salah satu alasan kenapa casting-nya sering diperdebatkan. Sebagian penonton kurang menyukai Schulz karena gaya humornya yang agresif, provokatif, dan terlalu mengandalkan shock value. Ia dikenal vokal, dominan, dan jarang menahan diri, sikap yang bagi sebagian orang terasa melelahkan atau ofensif.

Kritik lain datang dari persepsi bahwa persona Schulz terlalu ego-sentris dan defensif, baik di panggung stand-up maupun podcast. Ia sering tampil seolah selalu benar, sulit mundur, dan gemar memancing reaksi keras. Hal ini membuatnya mudah dibenci oleh audiens yang tidak cocok dengan komedi konfrontatif.

Ironisnya, semua alasan inilah yang justru membuat Andrew Schulz cocok memerankan Dan Hibiki. Dan adalah karakter yang juga sering tidak disukai, berisik, sok jago, dan penuh kepercayaan diri tanpa pembuktian. Ketidaksukaan publik terhadap Schulz bukan kelemahan casting, melainkan paralel alami dengan karakter Dan Hibiki itu sendiri.

Dan Hibiki mungkin bukan petarung terkuat atau paling disukai, tapi justru itulah perannya. Ia adalah cermin ego, tentang ambisi besar tanpa kesiapan, gaya tanpa fondasi. Di tengah dunia Street Fighter yang penuh legenda, Dan hadir sebagai pengingat bahwa kepercayaan diri saja tidak pernah cukup.

Kisahnya menegaskan satu hal sederhana: meniru kekuatan tidak sama dengan memilikinya. Dan Hibiki mungkin gagal sebagai petarung, tetapi berhasil sebagai satire yang jujur dan tak terlupakan.

Editorial Team