TUTUP

Sinopsis dan Review Film Pamali, Ketika Karma Menimpa Semua Pihak

Buat yang main, pasti familiar dengan ceritanya

GENRE: Horror

ACTORS: Putri Ayudya, Taskya Namya, Fajar Nugra

DIRECTOR: Bobby Prasetyo

RELEASE DATE: 6 Oktober 2022

RATING: 4/5

Setelah DreadOut yang sempat rilis pada tahun 2019, akhirnya film kedua besutan Lyto Pictures yang berjudul Pamali akhirnya tayang di Indonesia pada Kamis ( 6/10/2022 ).

Apakah film ini cocok untuk ditonton baik yang sudah main game-nya atau penonton awam? Simak review film Pamali berikut ini!

Baca Juga: 10 Adegan Paling Menarik dari Trailer Film Pamali

1. Sinopsis ceritanya

dok. Lyto Pictures/ Pamali

Kisah Pamali berfokus pada pasangan suami istri bernama Jaka dan Rika yang harus pulang kampung ke desa untuk mengurus rumah warisan orang tua Jaka. Mereka sendiri ingin membersihkannya terlebih dahulu agar layak dijual.

Keduanya sendiri terpaksa melakukan hal itu karena berada di tengah himpitan ekonomi gara-gara Jaka kehilangan pekerjaannya.

Masalah pun dimulai ketika Rika malah melanggar sejumlah pantangan adat desa yang disebut pamali. Sejumlah teror gaib yang tak bisa mereka jelaskan mulai berdatangan menghantui mereka.

Dari situlah, perlahan terungkap misteri kelam yang ternyata menyelubungi rumah tersebut.

Bisakah Rika dan Jaka bertahan dan menyudahi masalah mistis di rumah itu?

2. Nuansa kesahajaan Sunda yang kental

Reaksi Cecep saat melihat tempurung kelapa ( Dok. Lyto Pictures / Pamali )

Salah satu poin kesukaan penulis adalah pemaparan budaya Sunda yang kental namun disajikan tanpa kentara.

Intinya, Pamali bisa memperlihatkan kesederhanaan adat masyarakat setempat tanpa harus menggunakan cara yang mencolok.

Cukup dengan latar tokoh, dialek khas para tokoh penduduk desa setempat, benda-benda khas dan adat kepercayaan yang menjadi fokus cerita, Pamali bisa memberikan nuansa Sunda tanpa melupakan sisi horornya.

Salah satunya adalah tempurung kelapa yang langsung bisa merubah mimik wajah Cecep yang semula ceria menjadi tertekan dan bagaimana ia dan tukang kunci yang berusaha sebisa mungkin tak mengungkit tragedi di rumah tersebut.

Adegan itu benar-benar cara yang bagus untuk menggambarkan masyarakat lokal yang takut saat adat kepercayaan mereka diusik.

3. Cara penyajian flashback cerita yang kreatif

Dadang menegur Nenden yang menggunting kuku di malam hari ( Dok. Lyto Pictures / Pamali )

Salah satu kendala film horor adalah bagaimana menyajikan flashback tanpa merusak kenyamanan penonton yang menikmati jalan cerita utamanya.

Biasanya kebanyakan film horor menggunakan teknik konvensional, yaitu diceritakan oleh salah satu tokoh atau sang protagonis menemukan catatan tertulis yang menjelaskan semua permasalahan yang ada.

Film Pamali sendiri masuk ke dalam cara kedua yang dijabarkan. Namun yang membuat salut adalah eksekusinya yang kreatif.

Caranya sendiri hampir sama dengan Ivanna yang memanfaatkan visi sang protagonis. Pada film Pamali, momen gangguan gaib lah yang justru dijadikan sebagai jembatan antara masa lalu dan sekarang.

Gampangannya, momen peralihan antara jalan cerita waktu sekarang dan masa lalu dibuat seolah-olah tokoh seperti mengalami pengalaman retrokognisi. Cara inilah yang membuat penonton tak terganggu oleh selipan flashback di tengah cerita.

4. Unsur game yang tetap terasa pada eksekusi penyelesaian konflik

Salah satu buku yang tampaknya berisi informasi tentang hantu ( Dok. Lyto Pictures / Pamali )

Yang satu ini mungkin hanya ditangkap oleh mereka yang pernah memainkan video gamenya.

Biasanya, video game horor seperti Pamali dan lainnya akan menuntut para pemain mengumpulkan item yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik.

Versi filmnya juga melakukan hal tersebut, namun pihak produksi berhasil mengakali hal tersebut dengan merubahnya menjadi momen di mana para tokoh hanya akan menemukan benda-benda tersebut dan baru mengambilnya di saat kritis.

Jadi, kamu yang tahu ini adalah adaptasi game tak perlu cemas film ini nantinya terasa seperti konten walkthrough game-nya.

5. Kesimpulan

Penampakan pocong di rumah Jaka ( Dok. Lyto Pictures / Pamali )

Secara garis besar, film ini cocok buat kamu yang penasaran tentang horor yang bercerita tentang pelanggaran adat.

Nuansa budaya yang kental namun disajikan tanpa kentara, flashback cerita yang diperlihatkan dalam penempatan momen yang pas, dan unsur game yang dimasukkan tanpa menggangu penonton yang awam membuat film ini layak untuk kamu tonton.

Namun yang paling penting adalah akhir ceritanya yang benar-benar sesuai dengan judulnya, di mana tak hanya pihak antagonis yang menerima dampak dari pelanggaran yang ia lakukan, tapi juga pihak protagonis bahkan setelah cerita berakhir.

Itulah review film Pamali. Bagaimana pendapat kalian?

Jangan lupa tulis di kolom komentar!

Diterbitkan pertama 07 Oktober 2022, diterbitkan kembali 29 September 2024.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik dari Film Pamali