Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Screenshot 2025-08-01 145347.png
Ratu Tritoma One Piece dari suku Kuja. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda, Toei Animation/One Piece)

Intinya sih...

  • Shakuyaku selamat karena cintanya bersambut, hubungannya dengan Rayleigh terlihat stabil dan dewasa.

  • Gloriosa mungkin selamat karena orang yang ia cintai meninggal duluan, luka batinnya masih terpendam.

  • Nasib Hancock masih berjalan, cinta pada Luffy belum sepenuhnya terjawab, potensi bahaya masih mengintainya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia One Piece, kita mengenal empat ratu yang pernah memimpin Suku Kuja. Menariknya, keempat ratu ini diketahui pernah terjangkit Penyakit Cinta, penyakit misterius yang bisa berujung fatal bila perasaan cinta dipendam terlalu lama.

Namun di antara keempatnya, nasib Tritoma justru paling tragis. Ratu yang menjabat sebelum Boa Hancock ini adalah satu-satunya (dari 4 itu) yang meninggal karena penyakit cinta.

Lalu, apa yang membedakan Tritoma dari tiga ratu lainnya (Gloriosa, Shakuyaku, dan Hancock) yang berhasil selamat dari penyakit ini?

Apakah ada faktor emosi, tindakan, atau bahkan takdir yang membuat Tritoma tak bisa melawan efek cinta?

Sambil menunggu jawaban resmi dari Eiichiro Oda, mari kita telusuri teori yang mungkin menjelaskan perbedaan nasib Tritoma.

1. Shakuyaku kemungkinan selamat karena cintanya bersambut

Shakuyaku dan Rayleigh. (Dok. Toei Animation, Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Menurut informasi dari Vivre Card Databook, Shakuyaku (mantan ratu Kuja yang kini tinggal di Sabaody) juga pernah terjangkit Penyakit Cinta, penyakit khas Suku Kuja yang bisa berujung fatal jika cinta mereka tidak tersampaikan.

Namun tidak seperti Tritoma, Shakuyaku berhasil selamat. Mengapa?

Alasannya kemungkinan besar karena cintanya bersambut. Meski tidak secara eksplisit disebutkan bahwa mereka menikah, hubungan Shakuyaku dan Silvers Rayleigh terlihat sangat dekat dan stabil. Bahkan dalam dialog, Shakuyaku menyebut Rayleigh dengan istilah “uchi no hito”—ungkapan yang dalam konteks bahasa Jepang sering dipakai untuk menyebut pasangan hidup atau seseorang yang sangat dekat secara emosional.

Dari keempat ratu Kuja yang diketahui, Shakuyaku tampak paling dewasa dan rasional dalam membawa diri. Karakteristik ini mungkin memengaruhi dinamika hubungannya dengan Rayleigh yang juga kalem dan bijaksana. Kombinasi kedewasaan mereka bisa menjadi kunci hubungan yang sehat, dan itu mungkin yang menyelamatkan Shakuyaku dari nasib tragis seperti Tritoma.

2. Gloriosa selamat... karena sosok yang ia cintai mati duluan?

Gloriosa alias Elder Nyon muda di One Piece. (Dok. Toei Animation, Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Berbeda dengan Shakuyaku, ada teori menarik soal bagaimana Gloriosa (ratu Kuja generasi sebelum Shakuyaku) bisa selamat dari Penyakit Cinta.

Gloriosa diyakini pernah jatuh cinta pada Gol D. Roger, Raja Bajak Laut.

Seperti yang diketahui, Roger mengidap penyakit mematikan di akhir perjalanannya, bahkan membutuhkan perawatan konstan dari Crocus. Setelah berhasil mencapai Laugh Tale dan mewujudkan mimpinya, Roger kemudian menyerahkan diri kepada Angkatan Laut dan menerima eksekusi publik.

Dan di sinilah teorinya muncul: Gloriosa mungkin selamat bukan karena cintanya bersambut... melainkan karena orang yang ia cintai meninggal dunia lebih dulu.

Dengan kematian Roger, cinta yang sebelumnya menggerogoti tubuh Gloriosa secara perlahan mungkin kehilangan “pegangan”, dan itulah yang menyelamatkannya, dengan harga yang pahit. Bukan pemenuhan cinta yang menyembuhkan, tapi kehilangan yang menamatkan penderitaan itu.

Kini, Gloriosa hidup menyendiri di pinggiran desa Kuja. Ia tampak menua lebih drastis dibanding Shakuyaku, mantan wakilnya yang tetap terlihat bugar. Bisa jadi ini adalah refleksi fisik dari luka batin yang masih ia pendam, meski tak pernah ia ungkapkan.

3. Untuk Hancock sebenarnya kasusnya masih berjalan

Luffy dan Boa Hancock di One Piece (dok. Toei Animation/One Piece)

Berbeda dari Gloriosa dan Shakuyaku, nasib Boa Hancock terkait Penyakit Cinta masih belum mencapai akhir.

Itulah mengapa, ketika membahas Tritoma, sebaiknya kita menyingkirkan Hancock dulu dari perbandingan.

Saat ini, Hancock masih hidup dan aktif sebagai ratu Kuja. Namun, cintanya pada Luffy belum sepenuhnya terjawab. Maka dari itu, Penyakit Cinta yang ia alami bisa berkembang ke arah manapun: bisa saja Hancock mengalami nasib tragis seperti Tritoma, atau perlahan memudar seperti Gloriosa, menua dalam kesendirian jika cintanya tak bersambut.

Sebaliknya, jika Luffy suatu saat membalas perasaannya, secara eksplisit maupun implisit, maka Hancock punya peluang untuk selamat secara utuh, sebagaimana yang mungkin dialami Shakuyaku.

Dengan kata lain, cerita cinta Hancock belum berakhir. Dan begitu pula potensi bahaya yang mengintainya.

4. Berdasarkan analisis tadi, apa yang terjadi pada Tritoma?

Ratu Tritoma One Piece dari suku Kuja. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda, Toei Animation/One Piece)

Melihat pola dari kasus Shakuyaku dan Gloriosa, ada satu teori yang bisa menjelaskan nasib tragis Ratu Tritoma.

Seperti dua pendahulunya, besar kemungkinan Tritoma juga jatuh cinta pada seseorang. Namun berbeda dari Shakuyaku yang cintanya terbalas, dan Gloriosa yang kemungkinan ditinggal mati oleh orang yang dicintainya, Tritoma mungkin mencintai seseorang yang tidak membalas perasaannya, dan yang masih hidup saat ia wafat. Dalam skenario ini, Penyakit Cinta yang ia derita tidak menemukan jalan keluar, hingga akhirnya merenggut nyawanya.

Yang menarik, Tritoma tampaknya tidak mengikuti jejak dua ratu sebelumnya yang meninggalkan Amazon Lily demi menyikapi masalah cinta mereka.

Shakuyaku keluar dari pulau dan berujung tinggal di Kepulauan Sabaody, hidup berdampingan dengan Rayleigh. Gloriosa bahkan sempat meninggalkan pulau dan reputasinya tercoreng, hanya diizinkan kembali karena pengampunan dari Tritoma sendiri. Itu pun Gloriosa sadar diri dan memutuskan hidup menyendiri di luar desa.

Namun tidak ada catatan atau dialog yang mengindikasikan Tritoma pernah hidup di luar Amazon Lily selain dalam kapasitasnya sebagai kapten Bajak Laut Kuja. Ia tampaknya tidak pernah benar-benar mencari pelampiasan atau solusi di luar pulau. Ia tetap tinggal dan memikul tanggung jawab sebagai pemimpin sampai akhir hayatnya.

Mungkin justru karena ia terlalu setia pada tugas dan tidak pernah menghadapi rasa cintanya secara langsung, Penyakit Cinta itu berkembang tanpa henti, hingga akhirnya mengakhiri hidupnya, tak seperti Gloriosa dan Shakuyaku yang menemukan jalan selamat, baik karena cinta terbalas maupun karena takdir yang menyakitkan.

Memang ini hanya teori. Tapi jika benar, maka nasib Tritoma adalah yang paling pahit di antara empat ratu Kuja.

Kalau kamu punya teori sendiri soal Tritoma atau Penyakit Cinta ini, bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Editorial Team