Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Serangan Higanbana Rayleigh.jpg
Serangan Higanbana Rayleigh. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Intinya sih...

  • Monkey D. Dragon diselamatkan oleh Shirohige di God Valley

  • Nasib Shanks dan Shamrock berbeda karena intervensi Shirohige

  • Teror Monkey D. Garp di masa primanya dan tragedi Bajak Laut Rocks

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Silvers Rayleigh. Bahkan di usia tuanya pun pria ini mencuri perhatian fans One Piece. Bayangkan, di Sabaody dulu dia benar-benar bisa mengunci Kizaru sang Manusia Cahaya hingga tak bisa menyerang Bajak Laut Topi Jerami dan harus fokus pada dia! Gear 5 Luffy saja tidak bisa sampai menahan Kizaru seperti itu.

Jadi sekuat apa dia semasa muda?

One Piece 1161 memberi gambarannya! Simak ulasannya di bawah ini!

1. Ketika Monkey D. Dragon diselamatkan oleh Shirohige

Maffey menembak Dragon One Piece. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Bab 1161 kembali membawa kita ke insiden God Valley. Kali ini fokus tertuju pada momen genting yang dialami Monkey D. Dragon.

Dragon, yang saat itu masih membawa bayi Shanks dan Shamrock, tiba-tiba menyadari dirinya salah jalan, jalur yang ia pilih justru mempertemukannya dengan sekelompok bajak laut yang mendekat. Namun, ancaman nyata datang bukan dari depan, melainkan dari belakang.

St. Maffey, salah satu God's Knight dari keluarga Satchel, muncul dan langsung menembakkan serangan energi yang melukai Dragon. Wanita besar ini lalu hampir saja menghabisinya di tempat.

Di saat krusial itulah Shirohige turun tangan. Dengan satu ayunan serangan jarak jauh yang dahsyat, ia membelah tubuh Maffey. Maffey memang selamat berkat “keabadian” khas God's Knight, tapi aksi itu cukup untuk menggagalkan serangan mematikan pada Dragon.

Menariknya, Shirohige sendiri tampaknya tidak sadar bahwa tindakannya barusan bukan hanya menyelamatkan Dragon, tapi juga menyelamatkan bayi Shanks yang sedang Dragon bawa.

2. Alasan kenapa nasib Shanks dan Shamrock berbeda

Bayi Shanks benjol dan Dragon one piece. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Kita semua tahu bagaimana nasib anak Figarland Garling 38 tahun setelah God Valley: Shamrock tumbuh besar di Mary Geoise dan menjadi God's Knight yang dingin dan ideal, sementara Shanks justru ditemukan oleh Bajak Laut Roger dan akhirnya menjadi Yonko legendaris.

Tapi bagaimana jalannya bisa bercabang sejauh itu?

Bab 1161 memberi petunjuk penting. Setelah Dragon dijatuhkan oleh tembakan energi St. Maffey, bayi yang langsung diraih Maffey adalah Shamrock. Sedangkan bayi Shanks sempat terjatuh, kepalanya terbentur hingga benjol, dan belum sempat diambil Maffey ketika Shirohige melancarkan serangan jarak jauh yang menghentikan langkahnya.

Maffey pun pergi membawa Shamrock, sementara bayi Shanks yang masih dalam jangkauan Dragon kembali bisa digendong dan dibawa kabur olehnya.

Ada fans yang berspekulasi bahwa benturan kepala kecil itu mungkin jadi momen “pemurnian,” memutus warisan darah Tenryuubito dalam diri Shanks, mirip Goku kecil di Dragon Ball, salah satu inspirasi besar Oda, yang kehilangan naluri Saiyannya setelah kepalanya terbentur. Meski teori ini menarik, saya rasa perbedaan nyata justru terletak pada bagaimana mereka tumbuh: Shanks dibesarkan dalam lingkungan penuh kebebasan di Oro Jackson, sementara Shamrock diasuh Mary Geoise dan dibentuk menjadi alat sempurna Pemerintah Dunia.

Menariknya, ketika masih dalam pelukan Dragon, keduanya tidak tampak berbeda, sama-sama bayi yang tenang di tengah kekacauan. Shamrock baru mulai menangis ketika ia dipisahkan dari Shanks. Apakah itu sekadar panik karena dia dipegang Maffey yang menakutkan? Atau sebenarnya pertanda ia punya ikatan dalam dengan Shanks yang mungkin akan membuat konflik mereka di masa depan terasa jauh lebih tragis?

3. Teror Monkey D. Garp

Garp muda One Piece. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Seberapa kuat sebenarnya Monkey D. Garp di masa primanya? Bab 1161 memberi gambaran yang jelas.

Begitu Garp muncul, reaksi Shirohige, Big Mom, dan Kaido langsung nyaris seragam: lebih baik kabur daripada harus berhadapan langsung dengannya. Mereka tahu jika bertarung, waktu dan tenaga akan terbuang habis melawan sosok yang nantinya dikenang sebagai “Pahlawan Angkatan Laut” ini.

Big Mom sempat mencoba menahannya dengan Heavenly Fire Blitz, kombinasi serangan Zeus dan Prometheus yang seharusnya sangat dahsyat. Namun hasilnya? Garp sama sekali tidak terluka, malah menertawakan serangan itu sambil mengejek, katanya belum cukup panas bahkan untuk memanggang steak.

Jika Garp tua saja masih mampu mengguncang Hachinosu dengan kekuatannya, maka Garp di masa prima jelas merupakan teror mutlak, bahkan bagi para calon Yonko seperti Shirohige, Kaido, dan Big Mom.

4. Tragedi Bajak Laut Rocks

Bajak Laut Rocks God Valley. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Saya sudah menyorot ini sebelumnya di artikel berbeda, tapi bab 1161 menegaskannya.

Bajak Laut Roger dan Bajak Laut Rocks mungkin datang ke Hachinosu dengan tujuan sama: menolong Shakuyaku.

Tapi sementara Bajak Laut Roger bersatu, Bajak Laut Rocks tidak. Adalah momen cekcok seperti Shiki protes Shirohige hendak membunuhnya setelah Shirohige meluncurkan serangan kuatnya yang membelah Maffey, dan Kaido sempat menuding Big Mom bertindak di luar kesepakatan mereka.

Ketika kelompok ini berbondong-bondong hendak menolong Shakky pun kamu bisa lihat Shiki, Kyo, dan John saling dorong. Masing-masing ingin jadi sosok yang menolong Shakky duluan.

Di tengah hiruk-pikuk itu, mereka tidak sadar kapten mereka justru sibuk mencari anak dan istrinya. Rocks D. Xebec tidak pernah memberitahu kru alasan sejatinya ke God Valley, sehingga pasukannya bertempur tanpa arah yang sama. Inilah yang membuat situasi mereka terasa tragis: Xebec punya misi pribadi yang sangat penting, tapi anak buahnya bahkan tidak mengetahuinya.

Dan mungkin, justru karena perpecahan inilah Xebec ditakdirkan untuk gugur di God Valley.

5. Kengerian kekuatan Rayleigh

Serangan Higanbana Rayleigh. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Shakuyaku bukan sekadar “damsel in distress.” Bahkan dalam kondisi terbelenggu, ia masih mampu melumpuhkan prajurit Angkatan Laut yang menjaganya. Namun pada akhirnya, ia kewalahan menghadapi Shepherd Sommers, salah satu God's Knight.

Sommers punya logika yang kejam: ia tahu bahwa sekalipun Shakuyaku selamat, pada akhirnya Figarland Garling yang akan “memperolehnya.” Jadi, daripada itu terjadi, ia memilih jalan sadis, membunuh Shakuyaku agar tidak ada yang mendapatkannya.

Di saat kritis inilah Rayleigh muncul. Dengan teknik Higanbana, ia menebas Sommers hingga tubuh sang God's Knight terhempas menembus dinding. Momen ini memperlihatkan betapa mengerikannya kekuatan Silvers Rayleigh di masa prima.

Setelah itu, Rayleigh dan Shakuyaku saling berpelukan dalam tangis haru, sebuah momen yang tampaknya menjadi awal hubungan mereka, sebelum akhirnya kelak hidup bersama di Sabaody setelah era bajak laut Roger berakhir.

Tapi di balik adegan emosional itu, ada kontras tajam antara Bajak Laut Roger dan Bajak Laut Rocks.

Di halaman sebelumnya, Roger bertarung menghadapi Shirohige, rival yang akan ia hormati seumur hidup. Karena sadar ia tidak bisa meninggalkan posisi itu, Roger mempercayakan Shakuyaku pada Rayleigh. Rayleigh pun menuntaskan misi itu dengan sempurna. Dan meskipun Roger dan Gaban mungkin memarahi pasangan itu karena terlalu mesra, fokus utama mereka tetap jelas: misi selesai, rampas harta, lalu segera pergi.

Sedangkan Bajak Laut Rocks? Mereka masih sibuk saling dorong dan berebut klaim siapa yang “lebih dulu” menyelamatkan Shakuyaku dan akhirnya semua kalah cepat oleh Rayleigh.

Nah itu pembahasan One Piece 1161.

Saya rasa ada kemungkinan bab 1162 akan menyorot bagaimana Rocks D. Xebec akhirnya akan tumbang, karena sang kapten bergerak sendiri terpisah dari anak buahnya untuk mencari anak dan istrinya di bab ini.

Apakah kisah yang diceritakan Sengoku (bahwa Xebec dijatuhkan oleh kerja sama Garp dan Roger) akan terbukti benar? Atau justru ada twist besar yang bahkan Sengoku pun tidak tahu?

Gimana menurutmu? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!

Editorial Team