Hajrudin dan Loki One Piece
Sistem kepemimpinan ganda sebenarnya bukan hal asing bagi bangsa raksasa. Dalam sejarah Giant Warrior Pirates, kita sudah melihat model ini berulang kali mulai dari Jarul dan Jorul, lalu diteruskan oleh duo legendaris Dorry dan Brogy.
Dua pemimpin, dua perspektif, satu bangsa.
Dalam konteks Elbaph pasca tragedi Raja Harald, pola ini justru terasa paling masuk akal.
Ketika kebenaran akhirnya terungkap (bahwa Loki membunuh ayahnya bukan karena ambisi atau pengkhianatan, melainkan karena Harald sudah kehilangan kendali atas dirinya akibat Imu) maka tuduhan yang selama ini melekat pada Loki runtuh sepenuhnya.
Di titik itu, Hajrudin akan berada pada posisi untuk memahami penderitaan saudara seayahnya: dibenci sejak lahir, disalahkan atas bencana, dan akhirnya dipaksa menanggung dosa yang bukan miliknya.
Dari sana, Elbaph berpotensi melangkah ke era baru, dipimpin oleh dua raja.
Loki adalah simbol kekuatan Elbaph yang tak bisa lagi diabaikan dunia: Ancient Giant, pemilik Haoshoku Haki luar biasa, dan pengguna Ragnir. Ia adalah tameng dan pedang Elbaph.
Hajrudin, sebaliknya, adalah jembatan. Ia punya mimpi yang lebih luas: merangkul semua raksasa di dunia, bukan hanya Elbaph, dan menyatukan mereka sebagai satu bangsa yang tak lagi tercerai-berai.
Satu memimpin dengan kekuatan dan ketegasan, satu lagi dengan visi dan persatuan.
Bersama, Loki dan Hajrudin bukan hanya memulihkan Elbaph mereka berpotensi membawa era keemasan bangsa raksasa, era di mana Elbaph tidak lagi sekadar negeri para pejuang legendaris… melainkan kekuatan dunia yang menentukan arah sejarah.