cuplikan film Fast and Furious 9 (instagram.com/fastandfuriousde)
Di dunia One Piece dan Fast & Furious, ada satu kesamaan yang mencolok meski mereka berasal dari dua semesta yang sangat berbeda: keberadaan satu kata magis yang terus diulang hingga melampaui makna aslinya. Dalam One Piece, kata itu adalah “nakama”, sebuah istilah Jepang yang secara harfiah berarti teman atau rekan seperjalanan, tapi dalam tangan Eiichiro Oda berubah menjadi simbol ikatan jiwa yang melampaui darah.
Bagi Luffy, nakama bukan sekadar kru. Mereka adalah orang-orang yang pantas untuk dipercaya, diperjuangkan, dan bahkan dikorbankan nyawa demi mereka. Setiap kali kata "nakama" muncul, ia tak hanya mempertegas loyalitas, tapi juga memicu titik balik emosional dalam cerita, entah itu saat Robin akhirnya berteriak bahwa ia ingin hidup, atau ketika Sanji kembali diterima meski sempat mengkhianati mereka demi keluarganya sendiri.
Sementara itu, di Fast & Furious, kata yang memainkan peran serupa adalah “family.” Diucapkan berkali-kali oleh Dominic Toretto dengan nada rendah dan penuh keyakinan, family bukan cuma berarti orang yang terikat secara biologis. Di tangan Dom, family adalah siapa saja yang sudah membuktikan diri di jalanan, di meja makan, atau di balik kemudi. Kata itu jadi alasan mengapa karakter seperti Brian, Roman, Hobbs, hingga Letty yang sempat hilang ingatan bisa tetap dipeluk kembali dalam lingkaran.
Dan seperti halnya “nakama”, setiap kali Dom menyebut "family", kalimat itu jadi mantra penggerak: untuk membalas dendam, menyelamatkan yang terancam, atau menolak menyerah ketika dunia berusaha memisahkan mereka.
Di dua seri ini, satu kata sederhana menjelma jadi pilar utama narasi. Dan kedua kata memang maknanya jadi lebih luas dari makna asalnya.