Sosuke Aizen kehilangan kekuatannya. (dok. Pierrot/Bleach)
Aizen adalah salah satu villain anime paling cerdas dan penuh karisma. Selama lebih dari separuh Bleach, dialah arsitek dari hampir semua konflik utama. Ia memanipulasi Soul Society dari dalam, membentuk pasukan Espada, dan menyatu dengan Hōgyoku untuk melampaui batas seorang Shinigami. Ia adalah karakter yang tidak hanya lebih pintar dari semua orang di sekitarnya, tapi juga secara bertahap menjadi makhluk transenden.
Ketika akhirnya Ichigo menghadapi Aizen dalam duel puncak, kekuatan barunya memang mengungguli Aizen secara murni. Mugetsu, yang dikerahkan dalam wujud Final Getsuga Tensho, adalah serangan klimaks yang secara visual dan tematik benar-benar menakjubkan. Tapi, dan ini penting, serangan itu tidak membunuh Aizen.
Aizen yang telah menyatu dengan Hōgyoku menjadi entitas yang hampir tidak bisa mati. Bahkan setelah terkena Mugetsu, Reaitsu dan kekuatannya terus berkembang. Dalam kondisi itu, ia seharusnya bisa bangkit kembali, belajar dari kesalahannya, dan melanjutkan dominasinya sebagai makhluk tertinggi jika ia mau.
Namun di sinilah masalahnya: Aizen kalah bukan karena Ichigo, melainkan karena dia tidak membunuh Kisuke Urahara.
Urahara, yang datang belakangan, diam-diam menyegel kekuatan Aizen menggunakan kidō tingkat tinggi yang telah disiapkannya sebelumnya. Aizen, yang begitu cerdas dan penuh perhitungan, anehnya justru tidak mengantisipasi Urahara, seseorang yang sudah ia anggap sebagai ancaman sejak lama.
Ini menimbulkan pertanyaan besar: Bagaimana mungkin Aizen, yang begitu teliti dan paranoid terhadap segala bentuk ancaman, mengabaikan Urahara yang datang setelah pertarungan besar dan masih hidup?
Jawabannya terasa sederhana: karena cerita butuh Aizen dikalahkan sekarang.