Seri Belajar Menulis: Menggunakan Filler untuk Mengulur Cerita

Filler itu punya guna tersendiri lho!

Seri Belajar Menulis: Menggunakan Filler untuk Mengulur Cerita

Kebingungan saat berusaha memperpanjang cerita serial adalah masalah yang lumrah bagi setiap penulis. Dan acapkali upaya tersebut malah memperburuk jalannya cerita, atau bahkan tak memenuhi target yang telah ditentukan.

Solusi yang dapat digunakan adalah mengisi slot yang kosong dengan episode filler. Dalam dunia anime, filler adalah solusi yang sering dipakai para kreator apabila diminta produser untuk mengulur cerita. Meski sering kali pembuatan alur episode filler dipegang sepenuhnya oleh pihak produksi animasi tanpa melibatkan mangaka terkait.

Akan tetapi, filler tidak hanya berperan sebagai episode tambahan tanpa makna. Walaupun keberadaannya tidak sepenting plot utama, tetapi filler tetap perlu digarap secara serius agar tak kalah menarik dengan plot utama. Nah, ada beberapa cara khusus untuk membuat episode filler ini menjadi menarik.

Penasaran? Yuk simak pembahasannya!

Seri Belajar Menulis: Menggunakan Filler untuk Mengulur Cerita Salah satu filler terkenal di serial Naruto. Sumber: target="_blank" >Youtube[/caption]

Menurut situs dafunda.com, filler dapat diartikan sebagai episode pengisi; episode tambahan yang tidak mengikuti alur; cerita selipan yang sering kali muncul pada saat-saat yang tidak pasti. Jika merujuk pada definisi ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa filler adalah sebuah episode sampingan. Bisa jadi penting, bisa juga tidak. Tergantung penulisnya.

Kalau kamu pernah mengikuti komik Naruto, kamu akan tahu seperti apa wujud cerita filler. Biasanya, cerita semacam ini memang tidak berhubungan langsung dengan plot utama, misalnya seperti cerita masa lalu Madara atau Itachi.

Filler sendiri bisa dipicu karena dua hal:

  1. Karena penulis cerita kehabisan ide.
  2. Karena ada permintaan khusus dari editor atau produser.

Pemicu pertama biasanya terjadi pada kreator yang punya target tertentu, tetapi sedang tidak punya inspirasi untuk melanjutkan cerita. Sedangkan pemicu kedua biasanya terjadi di dunia industri, saat editor atau produser mendapatkan permintaan dari fans untuk memperpanjang cerita. Yang mana pun pemicunya, filler punya tujuan yang sama, yakni mengisi kekosongan.

Sedangkan, jika ditilik dari segi teknis, filler bisa terdiri dari dua jenis.

  1. Pertama, filler yang digunakan untuk menjelaskan plot hole atau fakta unik tentang sebuah cerita. Filler jenis ini biasanya diceritakan dalam bentuk flashback (kembali ke masa lalu) atau flashforward (bercerita tentang kejadian masa depan) yang masih ada hubungannya dengan plot utama.
  2. Kedua, filler yang digunakan untuk menceritakan hal-hal ringan yang dapat menurunkan pace cerita. Pada filler ini, biasanya kurang penting untuk diikuti, tetapi bisa menjadi easter egg yang menarik bagi audiens. Contohnya seperti filler tentang makanan kesukaan karakter atau hobi-hobi kecil para karakter yang tak pernah terlihat di plot utama.

Bagaimana? Cukup mudah dipahami, bukan?


Seberapa mudah sih membuat filler? Simak di halaman selanjutnya, yuk!

Seri Belajar Menulis: Menggunakan Filler untuk Mengulur Cerita Sumber: Subject 09[/caption]

Meski terdengar sederhana, membuat filler ini tidak semudah kelihatannya, lho. Membuat filler yang baik sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah.

Filler tidak bisa dibuat secara asal-asalantetapi harus dirancang dengan matang. Betul, filler biasanya lebih pendek daripada plot utama. Akan tetapi, jika kita tidak merancangnya dengan benar, maka filler bisa berpotensi merusak mood audiens yang telah kita bangun selama bertahun-tahun.

Jadi, bagaimana cara membuat filler yang baik?

Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dalam pembuatan filler:

  1. Filler masih harus beririsan dengan cerita utama, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  2. Proporsi, momen, dan penempatannya harus cermat dan tepat.

Filler yang tidak memerhatikan aturan-aturan di atas berpotensi untuk mengubah alur dan tujuan cerita. Efek terburuknya? Cerita kita bisa ditinggalkan audiens, karena sudah melipir jauh dari jalur yang benar. Pembaca bisa merasa diberi harapan palsu.

Akan tetapi, jika ditulis dengan baik, filler bisa menjadi semacam fun fact menarik bagi audiens. Apalagi, jika cerita yang kamu buat adalah cerita yang penuh konflik, filler bisa menjadi tempat untuk bernapas bagi audiens agar tidak merasa jenuh dengan konflik yang disuguhkan.

Seri Belajar Menulis: Menggunakan Filler untuk Mengulur Cerita One Piece Filler Episode 780. Sumber: Pinterest[/caption]

Filler itu tidak menandakan bahwa cerita kita jelek, lho. Jangan sampai salah kaprah. Keberadaan filler itu justru dipakai oleh karya-karya besar untuk menjaga ketertarikan pembaca/audiens terhadap cerita.

Selain Naruto yang sudah terkenal membuat filler sampai berjumlah ratusan episode, karya seperti Detective Conan juga ternyata merupakan salah satu anime yang memiliki episode filler paling banyak. Tak mau kalah, One Piece juga memanfaatkan episode filler untuk memperkenalkan karakter-karakter baru mereka.

Itu belum seberapa. Pernah dengar Metal Gear? Game legendaris yang dikreasikan oleh Hideo Kojima ini adalah salah satu karya yang paling banyak menggunakan filler untuk menjaga ketertarikan pemainnya. Kamu bisa melihat filler lucu dari game bertema politik-spionase tersebut pada video di bawah ini:

Sudah mengerti bagaimana cara membuat filler yang baik? Mulailah berlatih, isi ceritamu dengan episode-episode sampingan  yang bisa membuat audiens merasa excited, tertawa, atau bahkan terenyuh. Semangat!

#NoMagerDay #NoMinderDay

Diedit oleh Fachrul Razi

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU