mangaplus.shueisha.co.jp/Kimetsu no Yaiba
Sebenarnya, ini sudah saya duga akan terjadi sejak Muzan memilih Tanjiro.
Muzan seumur hidupnya terlalu mementingkan power. Sementara itu Tanjiro adalah anak yang sederhana.
Sejak awal, Tanjiro bukan orang yang tepat untuk diwariskan kekuatan iblis.
Itu terasa sekali di Kimetsu no Yaiba 203 ini. Kata-kata Muzan untuk menghalangi Tanjiro bangun adalah motivasi yang tidak akan menggaet hati Tanjiro. Seperti menjadi iblis terkuat. Kenapa harus pulang kalau keluarganya sudah mati.
Muzan mungkin tidak peduli pada orang mati, dan dia sangat peduli pada power. Tapi Tanjiro tidak bisa dibujuk dengan kata-kata seperti itu.
Berkat pertolongan teman-temannya, dan juga arwah keluarganya, Tanjiro pun akhirnya bisa tersadar kembali di Kimetsu no Yaiba 203 ini.
Pada akhirnya, transformasi singkat Tanjiro jadi iblis justru membantunya. Ia memperoleh lagi mata dan lengannya.
Untungnya juga, tak ada korban mati lagi dari amukan Tanjiro, jadi Tanjiro tak perlu merasa bersalah atau gimana.
Dia jadi lebih beruntung dari Giyu, yang satu lengannya sudah tak tertolong.