Sudah wajar jika seorang samurai pasti mengandalkan katana miliknya dalam setiap pertempuran.
Namun apa jadinya jika seorang samurai seperti Gintoki justru lebih memilih senjata lain ketimbang memakai pedang asli. Pasti jadi penasaran, bukan? Kenapa Gintoki memakai pedang kayu?
Simak pembahasannya berikut ini!
Sebelum kedatangan para Amanto ke bumi, Edo berada di era feodal, di mana samurai adalah salah satu posisi tertinggi dalam kasta masyarakat.
Mereka akan sangat bangga dengan status tersebut dan berjalan ke manapun dengan membawa pedang katana mereka. Jika ada masalah, para samurai akan menyelesaikan dengan jalan kekerasan dan melakukkan seppuku jika gagal menjalankan tugas.
Namun sejak para alien berkuasa dan menerapkan larangan penggunaan pedang, posisi samurai pun tersisihkan dan sempat memberontak meski berakhir dengan kekalahan.
Gintoki adalah salah satunya. Alih-alih memberontak setelah dikalahkan, ia sendiri lebih memilih mengikuti arus dan mengganti katananya dengan pedang kayu. Jadi ya karena itu Gintoki memakai pedang kayu.
Meski tak lagi menggunakan pedang asli, nyatanya skill milik Gintoki tetap membuat pedang kayunya lebih berbahaya dari senjata lainnya.
Sudah menjadi rahasia umum jika katana adalah simbol status sosial para samurai di mata masyarakat. Para pemiliknya sendiri sangat berhati-hati dalam memperlakukan senjatanya tersebut.
Tak heran jika harga pembuatan dan perbaikan pedang katana juga pasti sangat mahal. Hal itu tentu saja tak bisa diatasi Gintoki yang notabene seorang pengangguran yang sering nunggak uang kontrakan.
Makanya, ia lebih suka menggunakan pedang kayu sebagai senjata utamanya. Selain lebih murah dari pedang biasa, barang tersebut lebih mudah dicari di pasaran.
Oleh karena itu, Gintoki sendiri tak begitu bermasalah jika pedang kayunya rusak selama pertempuran. Jika sudah patah, toh tinggal order lagi di channel belanja TV.
Makanya, Kagura sempat merasa dikerjai Gintoki yang mengarang cerita bahwa pedang kayu tersebut memiliki nilai sejarah dan mistisnya sendiri.
Meskipun hanyalah pedang kayu biasa, senjata ini tetap berbahaya jika berada di tangan yang tepat.
Gintoki adalah contoh yang sempurna dalam kasus ini. Skill dan pengalaman tempurnya selama bertahun-tahun membuat ia begitu terampil dalam menggunakan pedang, terlepas dari apapun tipenya.
Ia bahkan mampu menghancurkan berbagai objek yang terbuat dari material keras seperti senjata-senjata modern, tembok batu dan kendaraan raksasa.
Salah satunya bisa kalian tonton pada episode kedua musim pertamanya, di mana Gintoki berhasil menghancurkan mesin raksasa di rumah Katoken dengan satu tusukan saja.
Para petarung level superior pun juga tak luput dari kerasnya hantaman pedang tersebut. Tercatat bahwa Takasugi, Jiraia, Oboro, Kamui dan Housen sempat babak belur oleh serangan pedang kayu tersebut saat bertarung melawan Gintokii.
Hal ini masih bisa dibilang sebatas teori.
Selain peraturan dan faktor ekonomi, alasan Gintoki beralih ke pedang kayu sebagai senjata utamanya karena trauma pasca perang Joui.
Lebih tepatnya, traumanya tersebut disebabkan oleh dirinya sendiri yang menganggap telah membunuh gurunya sendiri. Padahal, kematian Shouyou disebabkan oleh Utsuro saat itu.
Tragedi itulah yang kerap kali menghantui Gintoki sampai ia mendirikan Yorozuya. Demi mencegah kejadian yang serupa terjadi lagi, ia pun mengganti katana dengan pedang kayunya agar tak ada lagi kepala rekannya yang harus terpenggal.
Oleh karena itu, Gintoki sendiri sangat jarang menggunakan pedang sungguhan kecuali berhadapan melawan musuh yang tak bisa ditangani dengan cara biasa.
Itulah alasan mengapa Gintoki menggunakan pedang kayu bukannya katana sungguhan.
Jika ada tambahan atau pertanyaan, jangan lupa tulis di kolom komentar, yah!