Binding Vow atau sumpah pengikat merupakan salah satu hal yang dipakai para penyihir dan juga arwah kutukan. Mereka sendiri memakainya untuk meningkatkan kekuatan atau mendapatkan hal yang diinginkan secara adil.
Apa saja fakta menarik Binding Vow? Berikut daftarnya!
Binding Vow merupakan sumpah yang diucapkan untuk diri sendiri maupun pada saat membuat perjanjian dengan pihak kedua.
Orang yang memakai Binding Vow untuk dirinya sendiri tinggal memenuhi kondisi yang bisa dipenuhi untuk mengaktifkan sumpah tersebut. Contohnya, Todo dengan aturan penjelasan jurus atau Nanami dengan momen jam lemburnya.
Sedangkan untuk perjanjian kedua pihak, salah satu atau kedua belah pihak menyebutkan syarat yang harus diterima. JIka keduanya sepakat, barulah Binding Vow untuk perjanjian mereka akan aktif.
Namanya sumpah pengikat, tentu ada aturan besi yang terdapat di dalamnya.
Semua penggunanya harus pada pada syarat yang ditetapkan sumpahnya sendiri. Jika tidak, maka mereka akan mendapatkan konsekuensi yang terbilang cukup berat, yaitu kehilangan sesuatu yang telah dicapai.
Hal itu juga berlaku pada perjanjian kedua pihak di mana jika salah satu ada yang melanggar maka hukuman yang akan diterima akan jauh lebih berat daripada Binding Vow sendirian.
Makanya, kita sering mendapati beberapa penjahat seperti Sukuna dan Kenjaku tak pernah ingkar janji karena mereka tahu betul konsekuensi pelanggarannya.
Salah satu benefit dari penggunaan Binding Vow adalah peningkatan kekuatan teknik kutukan.
Mereka bisa melakukannya dengan menyebut kondisi yang disebut "Cursed Restriction" pada dirinya sendiri. Jika itu dilakukan, energi kutukan si pengguna akan meningkat secara drastis sebagai bentuk respon pada tekadnya.
Bukan cuma jumlah energi kutukan, kekuatan teknik kutukan itu sendiri juga akan meningkat secara signifikan jika sumpah tersebut diterapkan dengan tepat.
Selain untuk peningkatan kekuatan atau mendapat keuntungan penyihir itu sendiri, Binding Vow ternyata bisa dipakai untuk keluar dari situasi genting.
Contohnya Hakari yang kala itu melawan Hajime. Ia sempat memakai Binding Vow untuk membuat aliran energi kutukan melindungi seluruh tubuhnya dengan imbalan tangan kirinya sendiri.
Berkat itu, Hakari berhasil membalikkan situasi dan memenangkan pertarungannya.
Meski bersifat adil, terkadang Binding Vow bisa merugikan secara sepihak jika salah satunya memanfaatkan celah dalam perjanjian tersebut.
Contohnya, Sukuna berjanji tidak akan menyakiti siapapun selama menguasai tubuh Yuji dalam waktu satu menit. Namun sumpah itu tak berlaku pada tubuh Yuji sendiri sehingga raja kutukan itu tak terkena hukuman saat mencabut salah satu jarinya untuk dimasukkan ke mulut Megumi.
Mahito juga diketahui melakukan hal itu saat melakukan sumpah pengikat dengan Kokochi Muta, di mana ia berjanji untuk tidak menyentuh siswa Kyoto. Namun, kenyataannya yang menyerang mereka adalah Hanami.
Karena Mahito memang tak berinteraksi dengan siswa Kyoto, otomatis perjanjiannya masih berlaku meski teman-temannya Kokichi terluka.
Kondisi ini diketahui pada Kenjaku.
Di era kuno, Kenjaku sempat melakukan perjanjian dengan beberapa penyihir kuat. Namun, perjanjiannya diketahui rusak saat otak kutukan itu berpindah ke tubuh Geto.
Meskipun demikian, Kenjaku tetap melaksanakan niatnya tersebut dengan mengaktifkan teknik yang ia curi dari Mahito dan membuat sejumlah penyihir era lama bangkit.
Itulah fakta tentang Binding Vow, sumpah pengikat yang ada di Jujutsu Kaisen.
Bagaimana pendapat kalian?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku