8 Anime yang Terasa Sudah Diterima Masyarakat Mainstream di Indonesia

Kalau bicara anime yang sudah diterima mainstream di Indonesia, Dragon Ball jelas masuk daftar.

Yang menakjubkan, Dragon Ball sudah mencapai status mainstream sejak era 1990-an, masa sebelum internet tersebar luas. Popularitasnya tumbuh murni dari siaran TV, kaset, dan efek word of mouth di masyarakat.

Hingga sekarang, orang-orang dari berbagai generasi masih mengenal Goku, rambut jabriknya, atau opening klasik Dragon Ball versi Indosiar.

Jadi meski film Dragon Ball Super sejauh ini belum masuk daftar 8 anime terlaris di bioskop Indonesia, tidak ada keraguan bahwa Goku dan Dragon Ball sudah menjadi ikon anime yang diterima secara luas.

Doraemon sudah menghiasi layar TV RCTI sejak tahun 1990-an.

Petualangan Nobita, Doraemon, dan teman-temannya menjadi bagian dari masa kecil banyak orang Indonesia. Efeknya? Bahkan mereka yang tidak bisa membedakan anime dengan kartun barat pun setidaknya tahu siapa Doraemon.

Kekuatan franchise ini juga terlihat dari box office: Stand By Me Doraemon meraih sekitar 1,2 juta penonton, sementara sekuelnya, Stand By Me Doraemon 2, menembus sekitar 500 ribu penonton meski rilis di masa pandemi (2021). Ini membuktikan bahwa Doraemon benar-benar sudah diterima luas di masyarakat Indonesia.

Seberapa mainstream One Piece di Indonesia? Salah satu indikator uniknya: pada Agustus 2025, beberapa pihak mengibarkan bendera Bajak Laut Topi Jerami sebagai bentuk ekspresi kekecewaan dan kritik sosial-politik menjelang HUT Kemerdekaan RI.

Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh One Piece, bukan hanya sebagai anime, tapi juga bagian dari budaya populer di Indonesia.

Tentu saja, bahkan sebelum itu, One Piece sudah tergolong sangat mainstream. Terlihat dari box office film-filmnya: One Piece: Stampede dan One Piece Film: Red masuk daftar 8 film anime terlaris di bioskop Indonesia, dengan Film: Red sempat menempati posisi nomor 1 sebelum disalip oleh Demon Slayer: Infinity Castle.

Selain itu, manga One Piece pun selalu laris, menegaskan posisi seri ini sebagai salah satu anime yang paling dikenal dan dicintai di Indonesia.

Pada masa-masa awal season 1 Demon Slayer tayang, anime ini sebenarnya sempat terasa underrated di Indonesia. Sejak awal ufotable sudah menyajikan animasi yang indah dan memukau, namun popularitas seri ini awalnya terasa reguler saja...

Lalu mulai dari pertarungan lawan Rui yang spektakuler, popularitas Demon Slayer meroket.

Mainstream-nya Demon Slayer bahkan tak terbantahkan lagi sekarang. Film pertama trilogi Infinity Castle mampu meraih 1 juta penonton dalam tiga hari penayangan, menyalip rekor One Piece Film: Red dalam 4 hari, dan masih terus mendulang uang.

Sudah sejak tahun 90-an Conan memukau penggemar manga dengan misteri-misteri menarik.

Animenya yang tayang di TV lokal kemudian semakin memikat penonton.

Meski "ceritanya gak tamat-tamat," dan "Conan gak gede-gede," bertahun-tahun Conan rilis ini membuat ia jadi salah satu seri manga dna anime paling dikenal di Indonesia.

Fanbase-nya cukup solid, bisa terlihat setiap acara peluncuran volume terbaru yang biasanya diselenggarakan oleh Elex. Tapi bahkan di luar komunitas penggemar, masyarakat awam Indonesia tetap mengenal cerita Detektif Conan, menandakan bahwa seri ini sudah benar-benar masuk ke ranah mainstream.

Dengan cerita yang seru dan relatable, pertempuran epik, karakter-karakter yang mudah diingat, serta tayangan rutin di TV lokal, Naruto jelas sudah menjadi anime mainstream di Indonesia.

Dampaknya terasa di budaya populer sehari-hari: istilah seperti Konoha kadang dipakai sebagai kata ganti untuk “Indonesia,” meski biasanya dalam konteks bercanda atau kritis.

Dari penggemar wibu akut hingga masyarakat awam seperti tukang sayur atau supir truk, hampir semua orang minimal tahu siapa Naruto dan sedikit mengenal dunianya.

"Animenya Ghibli yang mana ini?" kamu mungkin bertanya.

Di Indonesia, yang terkenal bukan spesifik judul filmnya, tapi studionya sendiri: Studio Ghibli. Tren unik muncul, seperti istilah “Cowok Ghibli” untuk membahas karakter pria ideal ala Ghibli, atau “Ghibli Vibes” yang merujuk pada estetika khas animenya.

Belum lagi fenomena di mana penggemar berbondong-bondong menggunakan AI untuk membuat foto mereka bergaya Ghibli. Semua ini menunjukkan bahwa Studio Ghibli sudah benar-benar diterima sebagai bagian dari budaya mainstream di Indonesia.

Situasi Makoto Shinkai mirip dengan Studio Ghibli: yang dikenal bukan satu anime spesifik, tapi karya-karyanya secara keseluruhan membentuk identitas yang luas dikenal oleh penggemar dan masyarakat awam.

Ciri khas Shinkai (kisah yang manis tapi kadang pahit, visual memikat dengan warna-warni cerah, serta atmosfer emosional yang kuat) menjadi unsur yang mudah dikenali di Indonesia.

Popularitasnya semakin terlihat ketika Suzume rilis, meraih lebih dari 700 ribu penonton, menjadikannya salah satu dari top 5 anime dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa nama Shinkai kini benar-benar dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Nah, itu dia 8 anime yang sudah diterima mainstream di Indonesia.

Menurutmu bagaimana? Sampaikan di kolom komentar!