Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Dragon Ball adalah sebuah serial manga yang awalnya terinspirasi dari kisah klasik Journey to the West atau Perjalanan Menuju ke Barat. Tokoh Son Goku sendiri terinspirasi dari Sun Wu Kong atau lebih dikenal dengan Sun Go Kong di Indonesia.
Goku dan Wu Kong memiliki banyak kemiripan: keduanya memiliki tongkat sebagai senjata, awan sebagai kendaraan, dan sama-sama mirip monyet (kalau Sun Go Kong memang monyet sih, ya. Haha!). Menariknya, Akira Toriyama sendiri sebagai kreator dari Dragon Ball pernah mengatakan bahwa dia ingin membuat Goku benar-benar seperti monyet layaknya Sun Go Kong dalam Journey to the West.
Akan tetapi, karena menurut Toriyama membuat Goku benar-benar seperti Sun Go Kong dalam Journey to the West kuranglah inovatif. Oleh sebab itulah, dia mengutak-atik desain Goku hingga akhirnya seperti yang kita kenal saat ini. Akira Toriyama mengatakan bahwa dia memberikan Goku ekor supaya karakter ini memiliki keunikan yang membedakannya dengan karakter manga lain.
Setelahnya, cerita awal Dragon Ball pun menjadi seperti Journey of the West, di mana Goku dkk mencari 7 bola naga (Dragon Ball) untuk mewujudkan keinginan mereka. Nah, pastinya kamu bertanya-tanya bukan, menjadi siapa sih karakter-karakter Journey of the West di dalam manga Dragon Ball?
Untuk Sun Go Kong menjadi Goku, lalu Pat Kay (Zhu Bajie) sang siluman babi menjadi Oolong dalam Dragon Ball pastinya sudah jelas dong! Lalu, bagaimana dengan Biksu Tong Sam Chong (Tripitaka) dan Wujing (Sha Wujing)? Pasti banyak dari kamu yang mengira bahwa Muten Roshi adalah biksu Tom Sam Chong dan Kuririn adalah Wujing. Tetapi ternyata tidak demikian!
Akira Toriyama pun mengatakan bahwa Tom Sam Chong adalah Bulma, sementara Yamcha adalah Sha Wujing! Hmmm…. Menarik!
Cerita awal Dragon Ball sendiri memiliki feeling yang mirip dengan Journey to the West. Akan tetapi, begitu memasuki Tenkai’ichi Budokai ceritanya mulai berkembang dan berbeda dengan Journey to the West.
Akira Toriyama pun menjelaskan bahwa dia memutuskan untuk mengembangkan cerita agar membuat Dragon Ball menjadi lebih populer. Pada saat itu, dia mengaku bahwa seri Dragon Ball tidak begitu populer. Lalu beliau pun mengingat bahwa kata-kata yang paling cocok mewakili Goku adalah “aku ingin menjadi lebih kuat”, dan format turnamen sangatlah populer di manga bergenre Shounen, maka dia pun menciptakan turnamen Tenka’ichi Budokai.
Memasuki Saga ini, karakter-karakter Dragon Ball pun semakin bertambah banyak dan bisa dibilang lebih original daripada sekedar mengadaptasi Journey to the West. Seiring itu pula, manga Dragon Ball pun semakin populer dan menjadi salah satu manga terbaik yang kita tahu saat ini.
Sumber