Acara Choco Days yang diadakan pada tanggal 27 - 29 Oktober 2011 lalu menjadi hari-hari yang meriah dan berkesan bagi para cosplayer, khususnya di Surabaya. Mulai dari penampilan band-band indie, lomba menggambar karakter dan pameran komik, Grand Tournament VW, hingga acara cosplay, semua ada. Ditutup dengan penampilan Otaku yang sekaligus merayakan ultahnya yang kesepuluh, semuanya terasa meriah!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat ini sudah semakin banyak event-event cosplay yang diselenggarakan di seluruh Indonesia. Tentu hal ini menjadi indikasi bahwa kebudayaan Jepang semakin diterima masyarakat dan komunitas-komunitas cosplayer juga semakin menjamur. Tak terkecuali diSurabaya. Sudah begitu sering event-event cosplay diadakan di kotaPahlawan ini, dan salah satunya yakni event cosplay di Gramedia Expo pada bulan Februari 2011 atau di Universitas Ciputra pada bulan yang sama. Tapi jika dilihat-lihat, kebanyakan event-event cosplay itu diselenggarakan oleh suatu perusahaan yang sedang mengadakan promosi produk terbarunya atau mengadakan event tertentu, dengan menyisipkan acara kompetisi cosplay sebagai pemanisnya. Meski demikian, tidak jarang event-event bunkasai yang diadakan di kampus-kampus juga mengadakan acara kompetisi cosplay sebagai salah satu daya tariknya. Melihat kenyataan seperti itu, dimana para cosplayer dianggap sebagai pemanis dan penarik perhatian pengunjung saja, membuat salah satu komunitas cosplayer diSurabayamemiliki ide menarik. Gusti Arie, salah satu anggota dari Seiryuu, bersama dengan komunitas lain yakni CoJPGRess, memiliki ide untuk mengadakan event yang diadakan oleh komunitas cosplayer untuk para cosplayer juga. Berangkat dari ide tersebut, akhirnya Gusti mencoba membuat sebuah event yang diharapkan bisa menunjukkan eksistensi bahwa cosplayer bisa mengadakan event sendiri. Mereka tidak sendirian, karena mereka juga mengajak komunitas lain yakni Dreamerz Cosplay Team untuk bergabung bersama mereka. Ketiga komunitas cosplay ini pun kemudian saling bahu-membahu untuk bisa mengadakan event ini, Surabaya Choco Days Cosplay and Comic Competition, yang diadakan di Tunjungan Plaza II pada tanggal 27 – 29 Oktober 2011 lalu. Jelas seperti namanya, kompetisi cosplay menjadi menu utama acara ini. Tapi tidak hanya itu, karena Gusti Arie selaku ketua panitia dan pelaksana (sekaligus perencana semua acara) memikirkan acara-acara lain dalam Choco Days. Di antaranya adalah cosplay gathering, Cosplay Shopping Rally, talkshow dan Grand Tournament Vandaria Wars, penampilan band-band, serta lomba menggambar karakter komik dan pameran komik. Acara yang semula dijadwalkan pada tanggal 20 – 22 Oktober ini kemudian mundur selama sepekan, tapi kemunduran jadwal acara ini berbuah manis. Pasalnya, Otaku Band yang diundang sebagai bintang tamu di acara ini ternyata juga merayakan ulang tahunnya pada tanggal 29 Oktober. Sehingga penutupan acara Choco Days diisi dengan ulang tahun Otaku Band yang kesepuluh, dan tentu saja hal ini menjadi salah satu daya tarik acara ini. Semuanya berjalan lancar bahkan melebihi prediksi semua panitia acara, terutama dari Gusti Arie. Dia sendiri menyatakan bahwa acara ini sukses besar terutama jika dilihat dari jumlah pengunjung yang datang dan melihat acara ini. Tentunya kesuksesan Choco Days ini menjadi salah satu bukti bahwa komunitas cosplayer bisa unjuk gigi untuk mengadakan acaranya sendiri. Saya juga berharap semoga ke depannya komunitas cosplayer yang ada bisa saling bekerja sama dan mengadakan acara-acara menarik lainnya. (Reyner) Pameran Komik dan Lomba Menggambar Karakter Beecomics, salah satu tempat belajar menggambar komik yang menjadi rekanan Choco Days, mengadakan pameran komik dan lomba menggambar karakter di acara ini. Komik-komik yang dipamerkan di area backstage Choco Days ini tak lain adalah karya-karya yang masuk sepuluh besar dalam acara 24 Hour Comic Days, event internasional menggambar komik sebanyak 24 halaman selama 24 jam tanpa dibatasi metode atau teknik menggambarnya. Sepuluh karya tersebut rencananya akan dikirimkan keUS, dan hasil karya terbaik dari seluruh dunia akan dicetak diUSserta didistribusikan ke seluruh dunia. Event yang berlangsung pada bulan Oktober lalu ini dilangsungkan di tigakotabesar,Jakarta,Bandung, danSurabaya. Untuk Surabaya ini kebetulan Beecomics yang menjadi penyelenggaranya, dan mereka memberikan hadiah kepada tiga karya terbaik sebagai pemberi semangat peserta untuk berkarya lebih baik, karena dikotalain tidak diberikah hadiah seperti itu. Selain pameran komik, Beecomics juga mengadakan lomba menggambar karakter komik yang terbagi menjadi dua kategori, yakni kategori SD SMP dan kategori SMA Mahasiswa, menunjukkan kategori peserta yang bisa mengikutinya. Acara lomba ini diadakan pada hari kedua Choco Days yakni tanggal 28 Oktober 2011. Yang bertindak sebagai juri dalam lomba ini ada tiga orang, yakni dari pihak TP, Kojitsu, dan Beecomics sendiri. Kategori penilaian di lomba ini adalah proporsi tubuh, teknik/detail gambar, dan tingkat imajinasi dari yang menggambar. Untuk temanya sendiri peserta bebas mengekspresikan imajinasinya. Menggambar manusia, binatang atau monster juga terserah, dari sisi teknik pun peserta juga diperbolehkan memilih sendiri, mau menggunakan pensil saja atau sampai berwarna atau dengan teknik digital. [/caption] Untuk kategori SMA mahasiswa, juara pertama diraih oleh Meldrick (salah satu anggota Dreamerz Cosplay Team) dengan karakter Cendrawasih Api penjaga busur arjuna. Juara dua diraih Lucky Eka Dharma Prasetya, mahasiswa Ubaya yang menggambar karakter pendekar bernama Kiki, dan juara tiga diraih oleh Rasyuqa Asyira Hafiidh, mahasiswa STIKOM dengan karakter rubah betina. [/caption] Untuk kategori SD SMP, pemenang pertamanya adalah Sista Mutya Ataikanta dari SMPN 1 Surabaya, yang menggambar karakter sosok putri raja yang suka memelihara biawak. Sedangkan juara duanya adalah Kirana Santoso, sama-sama dari SMPN 1 Surabaya dengan gambar karakter anak laki memakai baju daerah Madura yang suka memelihara kucing. Dan juara ketiganya Elvira Rahma Andini dari SD Muhammadiyah 16, dengan karakter peri penjaga lingkungan yang bisa menghidupkan tanaman dan menjaga udara tetap bersih dari polusi. Penyerahan hadiah dan trofi kepada para pemenang dilakukan pada penutupan acara Choco Days di sela-sela saat Otaku Band beristirahat dari penampilannya. [/caption] Grand Tournament Vandaria Wars dan Talkshow Vandaria Vandaria Wars yang menjadi salah satu rekanan mengadakan event besar di acara ini, yakni Metamor Grand Tournament yang bisa diikuti dari seluruh pemain Vandaria Wars di Indonesia. Seperti acara Grand Tournament VW yang pernah diadakan sebelumnya, Metamor GT dilaksanakan dalam dua sesi pertandingan, yakni hari Jumat dan Sabtu. Hari Jumat (tanggal 28 Oktober) digunakan sebagai babak penyisihan dan besoknya sebagai babak final. Untuk liputan yang lebih mendetail mengenai Metamor GT bisa kamu baca di sini. Tidak hanya acara GT, karena Mas Ami Raditya selaku pemilik ide konsep dunia Vandaria mengadakan sebuah talkshow di hari terakhir Choco Days selama satu jam. Mas Raditya tidak sendirian, beliau ditemani oleh dua penulis novel Vandaria yang beberapa waktu lalu sudah dirilis. Mereka adalah Pratama Wirya Atmaja yang menulis Harta Vaeran dan Ardani Persada Subagio, penulis Ratu Seribu Tahun. Dalam talkshow tersebut Mas Raditya mengemukakan bagaimana konsep dunia Vandaria, yang dia mulai satu dekade lalu lewat karyanya di majalah Ultima Next Generation, Holy Knights.. Kemudian berlanjut dengan karya-karya lain (Frameless Orb) hingga bisa menghasilkan produk fenomenal, Vandaria Wars, sebuah TCG asliIndonesia yang mendapatkan penghargaan MURI. Sungguh sebuah capaian yang mengejutkan dan membanggakan tentunya. Seiring berjalannya waktu, Mas Raditya menginginkan konsep dunianya ini bisa dikembangkan bersama-sama, sehingga beliau membuka kesempatan bagi mereka yang ingin bergabung dengan Vandaria. Mulai dari novel, game, hingga komik bisa dikembangkan. Ini tak lain karena konsep dunia Vandaria yang luas dan fleksibel, mulai dari setting jaman medieval, setting Eropa, setting Jepang, dan lain sebagainya. Kemudian talkshow beralih fokus pada kedua penulis novel Vandaria, dimana masing-masing penulis menceritakan secara umum skenario utama novelnya. Harta Vaeran yang terfokus pada petualangan mencari harta karun, dan mengandalkan sisi aksi petualangan yang menjadi nilai utama novel ini. Sedangkan Ratu Seribu Tahun terfokus pada seorang tokoh (Seraph) yang hidup abadi dan ingin mengakhiri hidupnya, mengutamakan interaksi psikologis antara Seraph dengan orang-orang yang dicintainya dan melihat mereka meninggalkan dirinya satu per satu. Masing-masing penulis mengemukakan poin penting yang menarik menurut mereka di novelnya, dan menolak ketika ditanya apakah ada karakter yang meninggal di dalam novel tersebut. Pastinya dong, karena hal tersebut sama saja dengan spoiler, dan Mas Raditya juga menghimbau agar mereka yang penasaran segera saja membeli dan membaca kedua novel itu. Mengkristal bersama Vandaria, itulah yang diucapkan oleh Mas Raditya sebagai penutup acara talkshow ini bagi mereka yang ingin bergabung dan besar bersama Vandaria. Kompetisi Cosplay yang Meriah [/caption] Sudah pasti cosplay menjadi acara inti Choco Days yang diadakan di hari terakhir sebagai puncak sekaligus penutup. Tidak hanya kompetisi cosplay, karena di Choco Days pengunjung bisa menikmati cosplay gathering serta Cosplay Shopping Rally (CSR). Jumlah total peserta cosplay ada 47 orang, tapi sayang hanya 41 orang yang bisa tampil di atas panggung, dikarenakan ada beberapa peserta yang tidak mendaftar ulang saat lomba akan dimulai. Penampilan para peserta cosplayer ini dibagi menjadi dua sesi, dimana sesi pertama menampilkan 25 peserta dan sisanya di sesi kedua setelah break. Seperti kompetisi cosplay pada umumnya, tiap peserta diberi kesempatan beraksi di atas panggung selama kurang lebih tiga menit dengan sesuai dengan karakter yang diperankan, didukung dengan musik pengiring yang menjadi tema karakter tersebut. Karakter yang diperankan juga beragam, mulai dari tokoh anime, game, tokusatsu, hingga tokoh orisinil buatan peserta sendiri (seperti yang diperankan oleh Mas Singgih Hendrojati). [/caption] Pengunjung tampak bersorak sorai ketika melihat penampilan beberapa peserta, seperti penampilan Yoshi (atau yang dikenal dengan nama Ade Josafat Chrisdianto di Facebook) yang berkostum Prototype Iron Man (Iron Man). Ketika selesai beraksi, dia membuka topengnya dan mengejutkan, dia merias wajahnya dengan kumis yang mirip dengan Tony Stark! Serta merta pengunjung memberikan tepuk tangan yang meriah bagi dirinya. Atau penampilan cosplayer Cahaya dengan kostum Gundam Girl, terlihat cantik memang. Tapi ketika diwawancarai oleh MC, dia menyebutkan namanya dengan suara rendah alias suara cowok! Oh wow, ternyata ada crossdresser juga di sini selain Mas Singgih hehe. [/caption] Untuk penampilan kostum para karakter tokusatsu seperti biasa, mengesankan, mengingat detail kostumnya benar-benar mirip aslinya. Seperti yang ditampilkan oleh Mas Amin dengan kostum dari serial Garo, Daniel dengan kostum Kamen Rider Accel Trial (dari Kamen Rider W), atau cosplayer dengan kostum Kamen Rider Skull, Kamen Rider W Fang Joker, dan Nazca (Dophant dari Kamen Rider W). Ada juga penampilan dari cosplayer cilik berumur empat tahun dengan kostum Hatsune Miku, sangat imut, bahkan ketika beraksi tidak sedikit pengunjung yang gemas terhadap aksinya (termasuk saya hehe). Ada juga peserta dengan kostum unik, yakni Danboru dari Yotsuba! Unik karena kostumnya tergolong simpel, berupa kotak-kotak kardus, tapi juga terlihat lucu, terlebih saat dia beraksi di panggung. Dari kompetisi ini dipilih dua peserta yang menjadi pemenang. Juara pertama diraih oleh Mas Amin dengan kostum dari serial Garo, dan juara kedua diraih oleh Daniel dengan kostum Kamen Rider Accel Trial dari Kamen Rider W. [/caption] Cosplay Gathering, Unjuk Gigi Komunitas Cosplayer [/caption] Di sela-sela break kompetisi cosplay diisi dengan cosplay gathering, dimana beberapa komunitas cosplayer menunjukkan eksistensi dirinya kepada para pengunjung. Acara ini diikuti oleh enam komunitas, yakni CoJPGress Gresik, Seiryuu Surabaya, Dreamerz Cosplay Team Surabaya, Cosura Surabaya, Cosuki Malang, Tasuki Tulungagung, dan S.Cos Sidoarjo. Keenam komunitas ini unjuk gigi di atas panggung, seperti CoJPGress yang menampilkan sebuah kabaret, atau beraksi sebagai para karakter Vocaloid seperti yang ditunjukkan oleh Dreamerz. Sebenarnya tidak hanya enam komunitas tersebut yang datang di acara ini, karena ada beberapa komunitas yang datang hanya saja tidak tampil di panggung, antara lain komunitas ACT Malang, Blast Blitar, dan lainnya. Jadi mereka terlihat berkeliling di area backstage dan ikut memeriahkan acara Choco Days. Pastinya dengan kehadiran para cosplayer ini juga membuat para pengunjung antusias untuk mengambil foto bersama mereka semua. [/caption] Cosplay Shopping Rally, Saatnya Para Cosplayer Berbelanja! [/caption] Inilah konsep baru dalam acara cosplay yang menjadi salah satu daya tarik Choco Days, Cosplay Shopping Rally (CSR). Konsep mini game ini adalah para cosplayer yang terpilih secara acak akan diberikan sejumlah uang untuk berbelanja barang-barang yang sudah disediakan dalam daftar. Tapi tidak sekedar berbelanja saja, karena semua peserta harus memecahkan petunjuk-petunjuk yang disediakan oleh pihak panitia sebelum bisa mengetahui di mana saja mereka bisa berbelanja. Mini game ini dilaksanakan bersamaan dengan performa Otaku Band, tepat setelah acara kompetisi cosplay berakhir. Peserta mini game ini adalah para peserta kompetisi cosplay dan pengunjung yang ingin turut berpartisipasi. Mereka menulis nama mereka, dan Gusti Arie meminta pengunjung untuk mengambil kertas bertuliskan nama peserta mini game ini. Jadi peserta diambil secara acak dari kertas-kertas tersebut, dan peserta terbagi menjadi tim yang beranggotakan dua orang. Ada lima tim yang menjadi peserta, tim pertama adalah Mas Amin dengan partner-nya yang ber-cosplay Shino Aburame (Naruto), tim kedua Elvina yang ber-cosplay Sakura (Naruto) dengan partner-nya Shinju Zheng, tim ketiga adalah Gita dengan partner-nya yang ber-cosplay sebagai Tobi (Naruto). Di tim empat kita bisa melihat Iqbal yang ber-cosplay sebagai Gatutkaca dengan partner-nya yang ber-cosplay Naruto, dan timlima yang beranggotakan Mas Okai denganAdrian (yang menjadi juara dua kompetisi cosplay). [/caption] Sebelum bisa mendapatkan petunjuk-petunjuk, para peserta ini harus mengumpulkan brosur-brosur yang disediakan oleh para sponsor di masing-masing booth mereka. Tidak serta merta mengambil brosur, karena para peserta diminta melakukan sesuatu saat berada di booth-booth sponsor tergantung dari sponsornya, seperti berjoget atau memainkan mini game menebak kartu yang sama, benar-benar menarik. Setelah berhasil mengumpulkan semua brosur, peserta bisa menuju panitia untuk mendapatkan petunjuk, yang mengarah ke pos berikutnya untuk mendapatkan petunjuk berikutnya. Tentu para peserta menjadi pusat perhatian pengunjung, meski beberapa peserta yang sebenarnya memakai kostum tokusatsu (dengan armor) tidak memakai kostumnya, karena pasti akan merasa kesulitan untuk bergerak cepat. Tiga tempat dijadikan rekanan para panitia Choco Days sebagai tempat berbelanja, yakni Matahari TP 3, Gramedia TP3, dan Hero TP2. Semua barang yang telah dibeli oleh para peserta akan dikumpulkan dan diserahkan ke Sanggar Alang-Alang, sebagai wujud berbagi kebahagiaan antara para cosplayer dengan sesama. Otaku Band 10th Anniversary, Penutupan Choco Days yang Meriah! Inilah penutup acara Choco Days, performa Otaku Band yang sekaligus merayakan ulang tahunnya ke sepuluh! Jelas para fans Otaku Band sudah menanti penampilannya, bahkan pihak Otaku Band sendiri membagi-bagikan bendera kecil bertuliskan Otaku kepada para fans untuk dibawa saat mereka tampil di atas panggung. Penampilan Otaku sendiri terbagi menjadi tiga sesi yang menampilkan tiga vokalis berbeda, yang menunjukkan formasi Otaku sendiri selama sepuluh tahun ini. Secara berurutan, para vokalis yang memberikan suara emasnya adalah Mbak Dina, Mbak Wuri, dan Mbak Rosa. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Otaku pastinya akan familiar di telinga para penggemar anime, tokusatsu, dan dorama Jepang. Sepertinya di tiap lagu, semua penggemar Otaku yang berada di depan panggung juga ikut serta bernyanyi, berteriak, dan menari mengikuti irama, sampai saya sendiri juga terkadang ikut berteriak di lagu-lagu tertentu hehe. Di tengah-tengah acara, terkadang ada stiker-stiker Otaku yang beterbangan dari atas, dan alhasil para fans Otaku berebut untuk bisa mendapatkan stiker tersebut. Beberapa lagu yang dibawakan Otaku antara lain Platinum – Maaya Sakamoto (Card Captor Sakura), Dragon Screamers – DA PUMP (Captain Tsubasa: Road to 2002), Heart of Sword - Yoake Mae – T.M. Revolution (Rurouni Kenshin), Blurry Eyes – L'Arc-en-Ciel (DNA2), Kamen Rider Black – Tetsuo Kurata (Kamen Rider Black), Pegasus Fantasy – Make-Up (Saint Seiya), Moonlight Densetsu – Dali (Sailor Moon), dan Fuwa Fuwa Time – Yoko Hikasa (K-On!). Ada satu lagu tema game yang dinyanyikan oleh Mbak Rosa, dan mungkin menjadi salah satu game favorit bagi para RPG-er. Yap, Eyes On Me yang dinyanyikan oleh Faye Wong dan menjadi lagu tema Final Fantasy VIII! Para pengunjung juga bersemangat membawakan lagu ini bersama dengan Otaku. Sebagai penutup, ketiga vokalis Otaku menyanyi bersama-sama, membawakan beberapa lagu, dimana salah satunya adalah lagu TAKE ME HIGHER oleh V6 dari Ultraman Tiga, salah satu tokusatsu yang pernah ditayangkan di stasiun televisi swasta. Benar-benar penutupan yang meriah! Terima kasih kepada Defri Maulana atas beberapa foto miliknya yang saya masukkan ke artikel ini, serta bantuan beberapa teman lain seperti Gus Arie, Mas Eria dari Beecomics, dan Christoper Kiiro.