Napping Princess adalah sebuah film yang cukup menarik dari sutradara dan penulis Ghost In The Shell: Stand Alone Complex, ini dia review versi Duniaku.net!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Napping Princess, sebuah film buah karya sutradara dan penulis Ghost in the Shell: Stand Alone Complex. Ini review versi Duniaku.net!
[duniaku_baca_juga] [read_more link="https://www.duniaku.net/2017/08/04/daisuki-akan-menutup-layanan/" title="Daisuki, Salah Satu Layanan Streaming Anime Legal, Menutup Layanan Mereka!"] [youtube_embed id="drruDLq3gu4"] Lewat trailer yang disajikan,
Napping Princess atau yang juga dikenal sebagai
Hirune Hime ~shiranai watashi no monogatari~ menampilkan
tagline yang cukup bombastis: "ketika mimpi dan kenyataan menjadi satu!" Tentu dengan
tagline seperti itu, saya menjadi tertarik dan memutuskan untuk menonton film yang satu ini. Harapan saya mungkin akan seperti
Inception-nya Christopher Nolan atau mungkin ala
Chuunibyou dan
Aura: Maryuuin Kouga Saigo no Tatakai. Tapi harapan saya musnah, meski dalam artian yang baik.
Sinopsis
Morikawa Kokone, karakter utama dari
Napping Princess, seharusnya fokus belajar untuk tes masuk kuliah. Sayangnya, ia selalu jatuh tertidur setiap saat. Uniknya, mimpinya memiliki cerita sendiri: sebuah dunia lain tentang Heartland yang merupakan pusat manufaktur mobil terbaik di seluruh dunia. Kokone tidak bisa menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya, karena ia selalu sibuk memperbaiki mobil-mobil milik tetangga—meskipun terkadang bayarannya adalah sayur alih-alih uang—dan entah mengapa, nampaknya memiliki kesulitan untuk berkomunikasi langsung dengan Kokone. Baru belakangan, Kokone menyadari bahwa mimpi yang ia miliki menyimpan rahasia sendiri. Rahasia tersebut juga nampaknya memiliki hubungan dengan dunia nyata. Kini, Kokone harus menyingkap rahasia mimpi yang belakangan muncul setiap ia tertidur.
Dua Dunia
Napping Princess mengambil latar waktu di tahun 2020, hanya menghitung hari sebelum Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo. Meski begitu, ada satu dunia lagi di dalamnya: dunia mimpi milik Kokone. Tidak dijelaskan pada tahun berapa dunia mimpi Kokone berada, tapi yang pasti dunia tersebut jauh lebih modern dibanding dunianya saat ini. Yang penulis perlu acungi jempol adalah betapa cocoknya tingkat kemodernan dunia asli pada anime ini. Tidak ada robot raksasa atau semacamnya, dan satu-satunya teknologi yang paling mencolok adalah
self-driving car yang sekarang juga sudah mulai dikembangkan oleh Google, salah satunya.
Untuk dunia di dalam mimpi Kokone... Penulis tidak akan berbicara terlalu banyak karena akan masuk ke ranah
spoiler. Yang kalian perlu tahu, dunia Kokone memiliki sihir dan monster raksasa bernama Colossus. [duniaku_adsense]
Di halaman berikutnya, review Napping Princess akan membahas tentang musik dan perkembangan cerita, baca terus ya!
Musik
[youtube_embed id="4NR01AhkCB8"] Lagu tema yang digunakan untuk
Napping Princess adalah versi Jepang dari lagu
Daydream Believer milik band lawas Amerika yang aktif pada tahun 1965 hingga 1971, The Monkees. Yang menyanyikan versi Jepang ini adalah Mitsuki Takahata yang juga mengisi suara Kokone. Musik pengiring setiap adegan juga baik, dan cocok dengan adegan yang sedang berlangsung. Volumenya juga disajikan dengan pas, tidak terlalu kencang sehingga membayangi percakapan, dan tidak terlalu pelan sehingga tidak terdengar.
Visual
Visual yang ditampilkan di dalam
Napping Princess baik, tapi tidak sampai tingkatan
breath-taking seperti
Your Name. Tapi penulis rasa juga itu tujuannya, agar bisa menyatu dengan desain karakter yang ditampilkan. Meski begitu, desain-desain teknologi yang digunakan di film ini cukup menarik perhatian. [duniaku_adsense]
Penceritaan
Penulis akan berusaha menjelaskan cerita dalam
Napping Princess tanpa
spoiler. Jadi, dalam film ini, Kokone sering tertidur dan setiap kali ia tertidur maka mimpinya akan selalu sama: sebuah dunia dalam mimpi bernama Heartland yang merupakan tempat produksi mobil terbaik. Tapi tiba-tiba, Heartland diserang oleh monster bernama Colossus yang ingin menghancurkan negara tersebut. Di dunia nyata, Kokone mulai bertemu dengan orang-orang yang ada dalam mimpinya, dan ia tahu ada hubungan antara mimpi tersebut dengan kehidupan nyatanya. Kokone langsung bertekad untuk mengungkap arti dari mimpinya tersebut dengan bantuan salah satu temannya. Yang penulis pribadi suka dari film ini adalah mereka juga memberi kita (penonton) petunjuk-petunjuk untuk mengartikan mimpi tersebut. Dan ketika film memberikan jawaban, penonton akan mengucap "ooooooh!" karena di saat itu, penonton akan mengetahui banyak hal dan langsung menangkap secara garis besar apa yang terjadi.
Final Verdict
Kebanyakan
review dari
saya berpusat kepada karakterisasi dan perkembangan cerita, jadi kalau hanya menilai dari itu saja,
Napping Princess adalah sebuah film anime yang amat cukup baik. Tentu saja tidak sempurna, karena banyak hal-hal kecil yang jika semakin dipikir, semakin menimbulkan pertanyaan. Dari segi visual dan desain karakter, menurut penulis pribadi terlihat biasa saja. Untuk visual, cukup menarik, tapi tidak
breath-taking, sementara desain karakter terutama desain Kokone tidak begitu menarik. Jadi bagaimana? Jadi, kalau kalian masih punya waktu, penulis kira menyaksikan
Napping Princess di bioskop bukanlah pilihan yang buruk. Masalahnya, penulis takut bahwa pada minggu ke-2 Agustus, film ini sudah ditarik dari bioskop. [read_more link="https://www.duniaku.net/2017/08/05/review-valerian-city-thousand-planets/" title="Review Valerian and the City of Thousand Planets: Petualangan Galaksi ala Star Wars Tanpa Jedi"]
Diedit oleh Fachrul Razi