TUTUP

Bincang-Bincang Seru dengan Mel Kishida, Beberkan Cerita Unik di Balik Cosplay Shimakaze-nya!

Di tengah sibuknya jadwal Mel Kishida dalam event Creators Super Fest 2018, Beliau pun menyempatkan diri untuk berbincang-bincang sejenak bersama tim Duniaku. Seperti apa isinya?

Dalam perhelatan event Creators Super Fest 2018 yang diadakan pada tanggal 12 hingga 13 Mei 2018 kemarin, ada satu guest illustrator dari Jepang yang kehadirannya tidak boleh dilewatkan, yaitu Mel Kishida. Jika kamu mengikuti dunia game dan anime, saya yakin bahwa kamu pasti kenal illustrator yang satu ini. Mel Kishida sendiri terkenal lewat berbagai karyanya seperti dalam Atelier series, character designer dari anime Hanasaku Iroha, dan yang terakhir dikerjakannya adalah proyek game berjudul Blue Reflection. Meski Mel Kishida sendiri memiliki jadwal yang padat selama event CSF 2018 berlangsung, namun tim Duniaku.net sempat berbincang-bincang sedikit dengan beliau. Q: Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi seorang illustrator? Mel Kishida: Sejak kecil saya memang hobi menggambar. Namun awal mula saya memutuskan untuk menjadi illustrator adalah pada saat umur 18, saya membeli sebuah laptop, di mana saat itu internet juga masih menjadi sebuah teknologi baru. Saat itu saya suka meng-upload gambar saya di sebuah situs, dan saya pun memiliki banyak teman. Dari situ saya mulai mencoba-coba menggambar terus, hingga suatu saat saya di approach oleh perusahaan. Q: Ini pertama kalinya Mel Kishida ke Indonesia. Bagaimana pendapatnya tentang Indonesia? Mel Kishida: Saya sendiri suka bepergian sendiri ke luar negeri, dan pada saat bepergian, saya pasti menyempatkan diri untuk mencoba makanan khas negara tersebut. Bukan di restoran, namun makanan di pinggiran seperti orang lokal, dan saya sudah mencobanya kemarin. Sebenarnya image saya tentang Asia Tenggara itu negara yang terang, namun ketika saya datang ke sini, ternyata berbeda dengan bayangan saya, di Indonesia ini agak gelap negaranya, nightlife-nya tidak sebanyak yang saya kira. Q: Jika bisa memilih, ingin kolaborasi dengan siapa? Misalnya produser game atau yang lain? Mel Kishida: Seperti yang sudah saya katakan di stage kemarin, saya lebih tertarik berkolaborasi dengan karakter lucu-lucu seperti Sanrio atau Disney. Q: Apakah ada tips untuk illustrator muda di Indonesia? Mel Kishida: Saya kemarin sempat berkeliling, dan saya melihat banyak illustrator di Indonesia lebih memiliki passion daripada di Jepang. Di Jepang sendiri kebanyakan para illustrator menggambar hanya untuk iseng-iseng saja senggang menggambar. Pesan saya, jangan sampai passion-nya hilang, banyak bibit-bibit yang bagus di sini. Q: Bagaimana mendapatkan inspirasi untuk menggambar jika sedang jenuh? Mel Kishida: Semua pekerjaan pasti ada jenuhnya. Dan ketika jenuh, lakukan apa yang kamu suka, misalnya jalan-jalan atau makan. Pintar-pintar me-manage stress. Mencoba hal-hal baru, misalnya saja jika kamu suka dengan anime dan game, coba hal baru yang di luar anime dan game. Misalnya saja mendengarkan musik-musik di luar musik anime dan game. Q: Sudah berapa lama Mel Kishida menjadi illustrator profesional? Mel Kishida: 13 tahun, sejak 2005. Q: Untuk illustrator di Jepang sendiri, menurut Mel Kishida di manakah market terbesar saat ini? Apakah game atau anime? Mel Kishida: Game, khususnya mobile game. Q: Apakah kalau untuk menjadi illustrator profesional, lebih baik mengincar market mobage? Mel Kishida: Memang untuk saat ini, lebih baik diarahkan ke game, karena sekarang ini umumnya illustrator yang menggambar untuk mobage, lebih banyak job-nya. Dari situ, kamu bisa ke mana-mana. Q: Bagaimana cara menciptakan karakter supaya terlihat hidup? Mel Kishida: Tidak hanya berfokus ke karakter, namun jika membuat gambar untuk game, pikirkan juga mengenai plot, tema, dan sebagainya. Begitu juga jika menggambar untuk anime. Pikirkan juga apa yang ingin disampaikan ke konsumen.


Lanjutan wawancara dapat kamu cek di halaman kedua! Q: Bagaimana level event otaku culture di Indonesia dengan di Jepang? Mel Kishida: Sama sih dari segi teknikal, bedanya hanya di sense saja. Di Jepang otaku culture itu bisa langsung dirasakan, sedangkan di Indonesia sendiri hanya menyerap, jadi pasti ada perbedaannya, namun bukan berarti negatif. Q: Bagaimana sih bisa menggambar karakter perempuan dengan bagus dan cantik seperti itu? Mel Kishida: Jika menggambar, kamu harus punya ketertarikan dengan gambar itu sendiri. Setiap orang punya fetish, dan saya membuat karakter dengan memikirkan fetish saya, yaitu kaki. Karena suka, otomatis jadi semangat menggambarnya. Jangan lupa juga harus imajinatif, dan jangan suka menyangkal diri sendiri. Misalnya saja takut tentang pikiran orang sekitar jika kamu suka dengan sesuatu. Jika seperti itu maka kamu tidak akan bisa maju. Intinya harus suka mengeksplor diri sendiri dan jujur dengan diri sendiri. Q: Mel Kishida sendiri sudah bekerja dengan Sayonara Ponytail beberapa kali di masa lalu, sampai meminjamkan vokalnya untuk track mereka. Saya penasaran apa hubungan Mel Kishida dengan SayoPony, dan apakah SayoPony membawakan opening untuk Blue Reflection adalah keputusan Mel Kishida sendiri? Mel Kishida: Iya, memang dari saya sendiri yang approach. Sebelumnya kita sudah pernah berkolaborasi, dan saya memang suka dengan mereka. Q: Apakah mobage adalah masa depan untuk para illustrator? Mel Kishida: Mungkin kalau sekarang memang paling menjanjikan. Namun beberapa tahun lalu, tidak ada yang menyangka bahwa mobage bakal jadi sebagus ini, jadi saya tidak tahu, bisa jadi 5 tahun ke depan ada media baru yang lebih menjanjikan lagi. Q: Apakah Mel Kishida punya rencana untuk kembali menjadi character designer untuk anime? Mel Kishida: Ada, namun belum bisa saya beri tahu. Masih rahasia. Tunggu saja sampai saatnya diumumkan. Q: Selain menggambar, Mel Kishida juga terkenal dengan cosplay anehnya. Apakah ada rencana untuk cosplay aneh selanjutnya? Mel Kishida: Untuk ke depannya, saya tidak tahu sih, karena sebelumnya saya hanya bercanda. Q: Menurut Kishida-san, cosplay dirinya yang manakah yang paling berkesan? Mel Kishida: Shimakaze dari Kantai Collection. Sebelumnya, itu adalah proyek untuk seorang seiyuu. Namun seiyuu tersebut berhalangan selama sebulan. Saya sendiri saat itu sedang senggang, lalu saya diminta untuk cosplay. Saya sendiri bilang saya tidak punya kostumnya, namun mereka bilang bahwa mereka punya kostumnya, tapi untuk cewek. Sebenarnya cosplay tersebut untuk dijadikan artikel majalah, dengan tema bagaimana mengedit foto bisa tampil dengan imut dan kawaii meskipun kamu itu om-om. Namun entah kenapa, foto tersebut sudah terlebih dahulu bocor di internet sebelum artikelnya keluar. Jadi pihak majalah pun merasa seperti dicurangi. Q: Karya yang pernah Mel Kishida buat, yang mana yang paling disuka? Mel Kishida: Blue Reflection, karena saya juga mengerjakan hal-hal lain di luar desain karakter. Juga Atelier series karena itu yang membuat saya terkenal. Q: Bagaimana ceritanya Mel Kishida bisa membuat lirik untuk sebuah grup idol? Apakah ada kesulitan berarti? Mel Kishida: Nggak ada sih, saya diminta, makanya saya mengerjakannya. Untuk kesulitan sendiri tidak ada, karena saya baru mengerjakannya sekali. Jika jadi kerjaan rutin, mungkin susah karena banyak tekanan. Q: Banyak illustrator di Jepang yang menjaga privasi. Namun mengapa Mel Kishida ini berbeda dan malah ingin dikenal? Mel Kishida: Dari SMA saya ikut klub teater. Dan saya sempat ikut agency kecil dan tampil dalam dorama dengan peran kecil, jadi saya sudah biasa dengan sorotan kamera. Orang-orang juga senang bisa melihat saya, jadi kenapa enggak? Saya sendiri juga tidak merasa malu. Q: Mel Kishida kan banyak proyek yang karakternya cewek. Pernah nggak diminta menggambar karakter cowok? Apakah ada kesulitan dalam menggambar karakter cowok karena sudah sering menggambar karakter cewek? Mel Kishida: Pernah sih. Malah karena sudah sering banget gambar karakter cewek, jadi sering kehabisan ide untuk menggambar karakter cewek baru.
Lanjutan wawancara dapat kamu cek di halaman ketiga! Q: Apakah ada karakter dari karyanya yang benar-benar disuka? Mel Kishida: Dari Hanasaku Iroha. Karya tersebut dibuat dengan setting perfektur Ishikawa di sebuah onsen. Anime tersebut dibuat dengan tujuan untuk menarik orang datang ke perfektur Ishikawa. Dalam anime tersebut, ada sebuah festival yang diadakan di perfektur Ishikawa, namun aslinya festival tersebut tidak ada. Akhirnya festival tersebut dibuat beneran untuk menarik masyarakat, berhasil dan ramai dikunjungi orang hingga saat ini. Q: Ada pesan untuk para illustrator di Indonesia? Mel Kishida: Saat ini tidak ada batasan dari negara manapun karena internet. Jika kamu ingin terjun dalam industri ini, berusaha saja, pasti akan berhasil. Q: Selama menggambar ilustrasi karakter, apakah pernah mendapat sindrom sameface dan bagaimana cara mengatasinya? Mel Kishida: Orang-orang yang suka dengan karakter saya itu suka dengan muka yang sama, jadi selalu diminta untuk menggambar dengan wajah yang demikian. Sedangkan diri saya sendiri sebagai illustrator, saya tidak ingin bikin wajah yang sama. Namun susah juga, jika saya membuat wajah yang berbeda, nanti orang-orang bisa protes, kenapa wajahnya tidak seperti yang biasanya. Itu masih menjadi salah satu hal yang saya struggle sampai dengan sekarang. Demikian penuturan Beliau setelah satu jam berbincang-bincang. Selain dengan Mel Kishida, tentunya tim Duniaku.net juga sempat berbincang-bincang dengan bintang tamu lainnya dari Creators Super Fest 2018, yaitu SiuTao. Jika kamu bercita-cita menjadi ilustrator, jangan lupa pesan Mel Kishida ya untuk jujur pada diri sendiri dan selalu berusaha! Simak juga keseruan lainnya dalam event Creators Super Fest 2018 di sini! Diedit oleh Fachrul Razi