Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
GENRE: Anime
ACTORS: Minami Takayama, Suichi Ikeda
DIRECTOR: Tomoka Nagaoka
RELEASE DATE: 21 April 2021
RATING: 4.3/5
Entah mengapa satu tahun di dunia Conan terasa lama sekali. Bahkan kalau dirunut dari awal, waktu di dunia Conan baru berjalan 250 hari sejak Shinichi Kudo berubah menjadi Conan Edogawa. Sayangnya durasi yang pendek tersebut terlihat seperti paradoks bila kita mengikuti berbagai perkembangan teknologi yang ada di dalam komiknya.
Feature phone berubah menjadi smartphone, Shinkansen berubah menjadi Maglev, dan seterusnya. Mungkin juga kemajuan teknologi yang progresif ini tercapai berkat kehadiran Profesor Agasa yang menciptakan berbagai gadget aneh untuk Conan?
Ngomong-ngomong masalah Maglev, film Detective Conan: The Scarlet Bullets berkisah di sekitar Maglev yang dipakai sebagai pembukaan acara WSG (World Sport Games).
1. Dendam 15 Tahun
Kisah Scarlet Bullet dimulai dari aksi kejar-kejaran seorang pria di Boston, Amerika Serikat yang terjadi 15 tahun lalu. Dalam proses kejar-kejaran tersebut sang korban akhirnya terbunuh di dalam gerbong kereta yang bergerak menjauhi kota Boston.
15 tahun kemudian grup detektif cilik diundang ke acara peresmian Maglev di ajang WSG yang berlangsung di Tokyo Jepang. Acara pembukaan tersebut juga memperebutkan sebuah undian berhadiah tiket menaiki Maglev terbaru yang bisa berlari hingga 1000 km/h. Maglev tersebut rencananya bakal dijadikan acara pembukaan WSG.
Dalam acara peresmian tersebut terjadilah pemadaman listrik yang berlangsung cukup cepat. Anehnya, setelah lampu kembali menyala, direktur Shiro Suzuki dinyatakan hilang dari lokasi peresmian WSG.
Tim detektif cilik yang berada di lokasi kejadian langsung mencari petunjuk di mana Shiro Suzuki berada. Melalui penciuman yang tajam dimiliki Genta (Wataru Takagi), klub detektif cilik menemukan lokasi korban yang ternyata disembunyikan di dapur hotel.
Pihak FBI yang mengawasi WSG memberitahu kalau kejadian tersebut sangat mirip dengan insiden Boston yang terjadi 15 tahun yang lalu. Bisa dibilang kasus kali ini dilakukan oleh seorang peniru yang mengetahui kasus Boston.
Selain direktur Suzuki, bos katering yang menjadi teman direktur Suzuki juga mengalami penculikan. Sang bos katering juga ditemukan tanpa terluka di sebuah tempat yang tersembunyi, sama dengan direktur Suzuki. Bila pola ini benar, maka target penculikan berikutnya adalah bos otomotif jepang John Boyd (Taiten Kusunoki).
Melihat kondisi yang tidak kondusif akhirnya pihak penyelenggara membatalkan penggunaan Maglev untuk acara pembukaan. Sebagai gantinya mereka malah menggunakan Shinkansen lawas yang memiliki kecepatan lebih lambat. Masalahnya, apakah sang peniru tidak melanjutkan aksi terornya di Shinkansen?
Baca Juga: 7 Fakta Shinichi Kudo, Detektif Idaman di Balik Edogawa Conan!
2. The Scarlet Bullets
Kalau kamu terbiasa menonton film Detective Conan 5 tahun belakangan, pasti kamu langsung paham dengan pola film The Scarlet Bullets yang kisahnya ditulis oleh Takeharu Sakurai. Ketimbang memperlihatkan pihak-pihak yang mencurigakan dari awal, Sakurai lebih memilih untuk memoles latar belakang perkara terlebih dahulu sambil menebar petunjuk di sana-sini.
Kalau kamu jeli, pasti kamu bisa menebak siapa penjahat sesungguhnya di The Scarlet Bullets di 15 menit pertama filmnya. Walaupun cukup mudah ditebak jalan ceritanya, film ini masih menawarkan berbagai intrik yang sangat menarik. Salah satunya adalah bagaimana cara FBI menjalankan misinya yang ternyata berbanding terbalik dengan Conan.
Selain itu kamu juga bakal disuguhkan kemampuan ajaib dari Shuichi Akai dalam urusan menembak jarak jauh, dan Shukichi Haneda dalam urusan mengatur strategi layaknya pemain Shogi profesional. Di hadapan Shukichi, jangankan juara dunia Shogi, penjahat yang lari-pun tidak bisa berkutik berkat ketajaman pikirannya.
Sayangnya organisasi kegelapan tidak banyak disinggung di sini, walaupun kamu masih bisa menyaksikan bagaimana Mary Sera yang mengecil berusaha menghindari Conan agar dia tidak curiga.
3. Kesimpulan
Detective Conan: The Scarlet Bullets merupakan sebuah obat patah hati kami terhadap Mortal Kombat. Yah, mungkin kesannya tidak nyambung apalagi “apple to apple” tapi kami merasa sangat terhibur ketika melihat aksi Conan dan kawan-kawan menghadapi sang peniru yang menjalankan terornya di WSG, ketimbang melihat Cole Young berkelahi atau mendengarkan dialog cringe Kano.
Kasus kali ini sedikit lebih ringan dari kasus-kasus yang biasa dihadapi Conan. Walaupun begitu film ini lagi-lagi melanggar beberapa hukum dasar fisika dan metalurgi. Salah satu yang dilanggar adalah efek G (gravitasi) yang seharusnya muncul ketika benda berhenti mendadak pada kecepatan tinggi.
Kemudian tingkat kekerasan peluru perak yang sejatinya hanya sedikit lebih baik dari peluru timah. Bila Shuichi Akai benar-benar paham urusan menembak, seharusnya dia memesan peluru yang terbuat dari tembaga atau perunggu sekalian, yang 0.5 Mohs (skala kekerasan) lebih keras dari perak.
Yah mau bagaimana lagi, dunia Detektif Conan memang berbeda dengan dunia kita. Karena itu kamu bisa melihat aksi tendangan maut Conan, dan Kogoro Mouri yang seharusnya sudah mati dari tahun kapan, karena “dibius” berkali-kali oleh Conan.
Lagu "The Scarlet Alibi" yang dibawakan oleh Tokyo Incidents untuk film ini, berhasil membius para penonton dan mencegah mereka untuk meninggalkan bioskop cepat-cepat. Suara Sheena Ringo yang khas dan aransemen musik yang naik turun khas Tokyo Incidents, langsung mengunci kami di atas kursi tanpa permisi.
Sangat jarang kami memuji kualitas soundtrack sebuah film, dan Detective Conan: The Scarlet Bullets ini adalah sebuah pengecualian. Karena semua kelebihan di atas, kami bisa mengganjar Detective Conan: The Scarlet Bullets dengan nila 4.3 dari 5. Sebuah kisah yang menegangkan dan solid, tanpa melupakan esensi hiburan yang ringan nan menyenangkan.
Diterbitkan pertama 21 April 2021, diterbitkan kembali 05 Oktober 2024.
Baca Juga: Jarum Bius Conan Bisa Membunuh Kogoro Mouri?! Begini Situasinya!