Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu hal yang membuat Nanatsu no Taizai sangat menarik pada masanya adalah banyaknya konflik internal dalam kubu protagonisnya. Mulai dari cinta segi tiga, kebencian akibat tragedi masa lalu hingga agenda pribadi yang menyalahi prinsip tim tersebut.
Dari sekian konflik yang ada, konflik antara Ban dan Meliodas bisa dibilang cukup menarik karena Ban yang biasanya sangat loyal sempat ingin membunuh kaptennya tersebut.
Apa saja alasannya? Berikut pembahasannya!
Baca Juga: 8 Fakta Ban Nanatsu no Taizai, Bandit yang Jadi Raja Peri
1. Saat itu Ban sempat buntu dalam mencari cara menghidupkan Elaine
Sebelum bergabung dengan The Seven Deadly Sins, Ban sempat mengembara ke berbagai belahan dunia demi mencari cara menghidupkan kembali Elaine.
Aneka metode dan cara yang dirumorkan mampu menghidupkan orang mati pun sudah ia coba. Sayangnya tak ada satupun yang ternyata berhasil dilakukan.
Ia sendiri memang sempat bertemu dengan Elaine di awal cerita, namun hanya dalam bentuk astral saja saat terbebas dari pembatuan yang dilakukan oleh King.
Oleh karena itu, satu-satunya harapan Ban kala itu adalah terompet Cernunnos yang berada di bawah istana Liones. Konon, dengan artefak tersebut, Ban bisa berkomunikasi dengan para dewi untuk mengabulkan keinginannya.
2. Ban baru mengetahui bahwa Meliodas berasal dari ras iblis yang sangat dibencinya
Bisa dibilang, Ban sempat memendam kebencian kepada para iblis karena ras tersebut telah merenggut nyawa Elaine selama tragedi penyerangan ke Hutan Raja Peri.
Ban sendiri tak tahu bahwa kapten sekaligus teman dekatnya tersebut adalah seorang iblis sampai ia diberitahu sendiri oleh klan dewi.
Gara-gara kebenaran tersebut, Ban mulai bimbang karena jika ia menyetujui tawaran klan dewi tersebut, maka akan ada dua keuntungan: kekasihnya hidup kembali dan dendamnya pada iblis akan tertuntaskan.
Masalahnya, benarkah klan dewi akan menepati janjinya jika Meliodas? Hal itu sendiri tak terjawab karena Ban sendiri sudah sadar bahwa ia cuma dimanfaatkan para dewi untuk membunuh teman baiknya tersebut.
3. Campur tangan klan dewi yang ingin memusnahkan Meliodas
Meliodas memang sudah menjadi momok mengerikan para dewi sejak jaman dahulu.
Hal itu dikarenakan reputasinya semasa peperangan suci yang terkenal sering membantai para dewi yang mencoba melawannya. Tak heran jika klan dewi pun menggunakan segala macam cara untuk memusnahkan salah satu ancaman terbesar kaum mereka.
Oleh karena itu, klan dewi pun sempat mencoba memanfaatkan Ban dengan merayunya untuk membunuh Meliodas. Ban yang kala itu pikirannnya hanya terisi oleh bayang-bayang Elaine saja pun menyetujui kontrak tersebut.
Namun waktu itu, Ban belum tahu bahwa Meliodas sendiri sudah mendapatkan kutukan keabadian sehingga membunuh secara langsung pun menjadi hal percuma.
Jika Ban benar-benar berhasil membunuh Meliodas, situasi Liones justru akan semakin memburuk karena putra Raja Iblis tersebut akan semakin jahat jika sering bangkit dari kematian.
4. Secara mengejutkan, Meliodas sebenarnya tak keberatan dibunuh oleh Ban
Pada akhirnya, Ban pun benar-benar mencoba membunuh Meliodas yang kala itu sudah babak belur sesuai pesan klan dewi.
Alih-alih merasa terkhianati, Meliodas yang paham akan hal itu justru mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tak keberatan mati di tangan sahabatnya sendiri. Namun, ia meminta Ban untuk melakukan hal itu setelah Elizabeth dan kerajaan Liones berhasil diselamatkan.
Hal itu dikarenakan Meliodas sendiri juga capek hidup abadi akibat kutukannya tersebut. Ia malah senang jika ada yang bisa membunuhnya setelah semua urusannya selesai., tepatnya setelah kutukannya dan Elizabeth berhasil dihancurkan.
Ujung-ujungnya, Ban yang semula bersemangat menghabisi Meliodas pun mengurungkan niatnya setelah melihat bagaimana sang kapten melalui penderitaannya tersebut.
Itulah beberapa alasan mengapa Ban sempat ingin membunuh Meliodas. Bagaimana pendapat kalian? Jangan lupa tulis di kolom komentar, yah!
Baca Juga: 7 Fakta Meliodas, Iblis yang Berhasil Menjadi Raja Britannia