Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kematian palsu Aizen bisa dibilang merupakan salah satu momen paling mengejutkan para penggemar Bleach pada waktu cerita awalnya berjalan. Bayangkan saja, ia berhasil menipu seisi Soul Society demi memuluskan rencananya mendapatkan Hogyoku buatan Urahara.
Mengapa Aizen sampai repot-repot memalsukan kematiannya sendiri? Berikut teorinya?
Baca Juga: 5 Momen Gila Bleach: Thousand-Year Blood War Episode 6, Aizen Hadir?
1. Agar tak ada yang mencurigai konspirasinya
Alasan ini bisa dibilang sangat klasik namun efektif.
Demi memuluskan rencananya, Aizen harus menghilangkan segala macam bentuk kecurigaan terutama dari orang-orang yang peka terhadap situasi seperti Unohana dan Kyoraku.
Aizen tahu kalau sekedar absen dengan status masih hidup tentu akan membuat orang-orang tertentu akan langsung mencurigainya jika ada kejadian besar. Oleh karena itu, ia pun memilih membuat semua orang berpikir bahwa dirinya telah tewas.
Dengan begitu, nama Aizen tentu tak akan masuk ke dalam daftar orang yang dicurigai.
2. Untuk mengambil alih Central 46 dan juga markasnya sebagai tempat bersembunyi
Masih terkait dengan soal di atas, jika Aizen dianggap telah mati, maka ia bisa bebas menjalankan semua tindakan tanpa mengundang banyak kecurigaan.
Salah satu tindakan gilanya sendiri adalah membantai semua anggota Central 46 dan mengambil alih tempatnya tersebut sebagai area persembunyian.
Tidak hanya itu, Aizen juga telah membuat ilusi sempurna dengan Zanpakuto miliknya sehingga situasi di dalam tetap terlihat normal oleh orang-orang yang mendatangi tempat tersebut pasca kejadian.
Nah karena Aizen sendiri sudah dianggap tewas, tentunya ia tak akan dicurigai langsung jika ada yang baru tahu bahwa Central 46 sudah lama terbunuh.
3. Untuk mengatur waktu eksekusi Rukia
Selain menjadikan tempat Central 46 sebagai area persembunyian, alasan Aizen membunuh anggota dewan juga demi mengendalikan semua keputusan penting di Soul Society.
Salah satunya adalah jadwal eksekusi Rukia dan metodenya.
Aizen bisa mempercepat jadwalnya dan juga memilih metode eksekusi sekehendak hati tanpa dibantah atau dicurigai para anggota Gotei 13.
4. Agar tidak dihalangi orang kuat lain saat mengambil Hogyoku pasca eksekusi Rukia
Jika rencananya Aizen berhasil, tentu Rukia akan dieksekusi dengan metode yang diinginkan.
Dengan begitu, Aizen tinggal memungut Hogyoku yang tertanam di dalam Rukia dan melanjutkan rencana ke tahap selanjutnya.
Akan tetapi, Aizen paham bahwa kapten lain bisa saja menghalanginya jika ia tiba-tiba mengambil benda itu begitu saja. Situasinya juga tentu akan memburuk jika orang sekaliber Yamamoto langsung datang ke tempat kejadian sebelum Hogyoku berhasil didapat.
Oleh karena itu, Aizen lebih memilih menunggu momen yang tepat sampai Rukia selesai dieksekusi dan mengambil Hogyoku dengan cepat. Metode itu hanya berjalan efektif jika semua orang berpikir bahwa Aizen telah mati dan tak berpikir kalau pria itu akan melakukan hal tersebut.
Dan benar saja, hal itu berjalan lancar meski Aizen sendiri yang harus mengambilnya dengan alat buatan Urahara dan sempat dihalangi Ichigo, Renji, dan Komamura.
Semua orang termasuk Yamamoto sendiri terlambat karena baru tahu bahwa Aizen memalsukan kematiannya dari info siaran langsung Isane.
5. Agar orang tidak sadar akan efek kekuatan Kyōka Suigetsu
Meski efek hipnotis Kyōka Suigetsu sangat sempurna, Aizen sadar ada orang yang masih bisa menyadari ilusi palsu yang dibuatnya.
Salah satunya adalah Unohana yang sempat menyadari ada sesuatu yang aneh saat mengotopsi mayat palsu Aizen.
Dengan membuat dirinya terlihat tewas, ilusi Kyōka Suigetsu tentu akan dianggap sebagai pemandangan sebenarnya karena semua orang akan berpikir mana mungkin korban jiwa masih bisa mengeluarkan kemampuannya.
Itulah teori mengapa Aizen memalsukan kematiannya saat arc Soul Society di Bleach.
Bagaimana pendapat kalian? Jangan lupa tulis di kolom komentar!
Baca Juga: Bagaimana Cara Atasi Kyouka Suigetsu Aizen Bleach? Begini Caranya!