Anak Berumur 6 Tahun di China Mencuri Uang Ibunya Demi Game Online

Sekali lagi saya ingatkan untuk orang tua agar selalu mengawasi anak-anak anda apapun permainan yang mereka mainkan. Dan juga para penjual agar jangan semata menjual demi keuntungan belaka. Seorang bocah di China demi membeli mata uang digital mencuri uang ibunya.

Anak Berumur 6 Tahun di China Mencuri Uang Ibunya Demi Game Online

Ilustrasi seorang anak yang sedang bermain dengan uang[/caption]

 sixth grader in China recently stole over $1000 worth of money from his mother to spend on video game currency. After finding out that he had stolen the money, the mother called the police to make a complaint against the net cafe that sold him the currency, gaining her a partial refund.

Anak berumur 6 tahun ini menghabiskan hingga $1000 uang ibunya untuk membeli mata uang digital yang digunakan disalah satu game online yang ia sukai untuk membayar hutang ke temannya dan juga untuk ia habiskan sendiri. Sepertinya perilakunya kali ini memang sudah terlanjur diluar batas.

Sang ibu sangat shock ketika mengetahui hal ini dan terburu-buru segera menghubungi polisi untuk membantu menyelesaikan kasus ini. Sebelumnya perlu diketahui bahwa mata uang game tersebut, disebut Q coins, tidak dapat diuangkan kembali. Mengetahui hal ini, pihak penjual tidak bisa berkata apa-apa. Mereka menganggap bahwa pembelian dari anak sang ibu tersebut sah dan mereka mengganggap bahwa mereka hanya menjalankan bisnis saja. Tapi ternyata mereka salah.

Sang ibu ternyata memiliki kekuatan hukum. Apakah itu? Berdasarkan agensi perlindungan konsumen di China, sang anak termasuk dalam kategori pembeli yang menghabiskan uangnya tanpa tahu apa yang ia ingin beli. Yang salah adalah pihak pebisnis yang secara sengaja menjual sejumlah mata uang digital kepada anak dibawah umur, yang mana anak tersebut tidak tahu maksudnya ketika ia mendapatkan sejumlah banyak mata uang Q coins tersebut. Intinya, pihak penjual seharusnya menuntun anak dibawah umur, atau kalau perlu melarang anak dibawah umur yang belum bisa mengendalikan pengeluaran uangnya untuk dihabiskan dalam game.

Sudah seharusnya pihak penjual tidak hanya mengejar keuntungan belaka, namun harus tetap menghormati hak-hak konsumen. Kalau saya bilang, penjual kali ini sangat "mata duitan", bahkan anak kecilpun diperas.

Sang ibu sendiri ternyata berhasil mendapatkan sebagian uangnya kembali ketika berita ini dikonfirmasi oleh Kotaku. Semoga saja ibu ini bisa lebih menjaga tempat uangnya tersebut, dan  juga mengawasi anaknya tentu saja.

sumber: Kotaku

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU