Stuck Bikin Cerita Akibat Kehabisan Ide? Perbaiki Desain Karaktermu!
Apa kamu suka bikin cerita tapi stuck? Mungkin tips di artikel ini bisa membantu!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Teknologi semakin berkembang. Konten kreatif seperti komik dan novel pun semakin mudah didapatkan. Hanya dengan mengakses internet, berkunjung ke platform kreatif seperti CIAYO Comics dan Wattpad, kini semua orang bisa menikmati berbagai macam suguhan karya yang menarik.
Kemudahan ini pun memunculkan banyak penulis baru dalam industri kreatif. Banyak kreator pemula yang datang untuk ikut meramaikan dunia berkarya. Antusiasme para kreator pemula ini memang perlu kita apresiasi. Ini artinya, industri kreatif secara tidak langsung mendapatkan banyak calon kreator potensial.
Akan tetapi, ambisi para penulis untuk menelurkan cerita keren seringkali melupakan dasar-dasar penceritaan yang baik, khususnya dalam soal penokohan. Karakter/tokoh pada cerita seringkali terasa hambar, sebab tak punya keunikan antara satu sama lain. Bahkan, pembaca pun dibuat kebingungan membedakan antara karakter satu dengan karakter yang lain.
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada penulis pemula saja. Kadang-kadang, penulis profesional pun masih sering salah dalam memetakan karakter yang mereka buat. Padahal, karakter merupakan salah satu elemen penggerak cerita. Tanpa karakter dan motif, cerita hanya akan menjadi sebuah jurnal yang datar.
Sebaik-baiknya karakter adalah karakter yang dapat membuat emosi pembacanya ikut bergejolak; ikut bersimpati; ikut berempati. Dan untuk membangun karakter yang berpengaruh seperti ini tentu memerlukan proses, sama seperti saat kita membuat kerangka cerita.
Lantas, bagaimana sih cara membentuk sebuah karakter menjadi lebih unik dan menarik? Simak ulasannya, yuk!
Sumber: Missypena DeviantArt[/caption]
Dalam dunia fiksi, biodata ini bisa disebut dengan istilah character sheet.
Membuat biodata karakter ini tidak kalah penting dengan membuat karakter cerita. Pembuatannya tidak perlu detail, yang penting dapat menjadi pengingat saat kita menulis cerita. Nama, sifat, kebiasaan, tujuan, pekerjaan, dan lifestyle adalah beberapa hal yang paling umum diselipkan pada elemen biodata karakter.
Meski bisa dibuat secara general (tidak detail), namun biodata karakter akan semakin bagus jika dibuat secara rinci, sebab bisa memunculkan keunikan yang tak terduga. Trik ini digunakan oleh karya besar seperti Metal Gear Solid, di mana para karakternya punya kebiasaan-kebiasaan kecil yang bahkan tak disadari oleh audiens, tetapi terasa memorable. Kompleks tanpa harus dipaksa kompleks.
Winna Efendi, seorang penulis buku Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu, mengatakan bahwa biodata karakter juga dapat dijadikan bantuan untuk membuat dialog. Misal, jika karakter merupakan seorang remaja SMA, caranya berbicaranya pun akan lebih banyak menggunakan kosakata gaul, jauh berbeda dengan seorang wanita paruh baya.
Di samping itu, biodata karakter juga dapat membantu kita menggambarkan sifat tokoh secara tidak langsung, misalnya menggambarkan cara sosok perfeksionis menata kamarnya dan menjajarkan koleksi bukunya, tentunya akan berbeda dengan karakter yang kamarnya cenderung berantakan.
Sumber: Meme Pics 2018[/caption]
Menurut situs thewritersandartists.com, salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh para penulis—khususnya pemula—adalah terlalu obsesif saat mendesain karakter, khususnya karakter utama. Sang protagonis biasanya terlihat sempurna dan loveable, bahkan hampir tidak memiliki kekurangan. Padahal, kelemahan merupakan poin penting dalam pembuatan karakter yang sering dilewatkan oleh para kreator.
Karakter yang sempurna itu membosankan! Memberi karakter kelemahan tidak akan membuat nilai mereka menjadi berkurang, tetapi justru akan membuat mereka terkesan lebih real dan relatable dengan kehidupan sehari-hari.
Tunggu dulu! Belum selesai, nih! Masih ada beberapa tips lagi!
Sumber: Investors In People[/caption]
Ini penting. Pada dasarnya, setiap orang pasti punya tujuan atau impian, kan? Begitu pula halnya dengan karakter pada kisah fiksi.
Tujuan/objective/motivasi akan membantu karakter menggerakkan keseluruhan cerita. Dengan tujuan, penulis bisa terhindar dari creative block alias stuck ide, karena masing-masing karakter sudah punya motivasi. Cerita tidak akan pernah berhenti sampai tujuan dari masing-masing karakter tercapai atau digagalkan.
Konflik pun biasanya terbentuk akibat bentrokan antartujuan yang berbeda. Biar lebih gampang membayangkannya, mari kita ambil komik Naruto Shippuden sebagai contoh.
Naruto dan Sasuke adalah dua tokoh utama pada serial Naruto Shippuden. Keduanya punya tujuan yang berbeda, ini pun belum ditambah dengan teman-teman seperguruan Naruto yang juga memiliki visi dan misinya masing-masing. Karena perbedaan motivasi itulah cerita Naruto Shippuden mampu diulur sampai 700 episode lebih, yakni sampai masing-masing karakternya berhasil/gagal meraih tujuan.
Sumber: Uchiha Clan Rock - DeviantArt[/caption]
Dalam bukunya yang berjudul Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu, Winna Efendi mengatakan bahwa sebuah karakter harus terus berkembang dan tidak mudah menyerah.
Hal ini dapat kita lihat pada fiksi Naruto yang berubah from zero to hero. Naruto tetap punya sifat-sifat dasar seperti genit dan ambisius, tetapi karakternya yang semula lemah lantas berkembang menjadi kuat dari waktu ke waktu. Ia juga semakin bijak, bahkan membuat para wanita di sekitarnya menyukainya.
Nah, perkembangan seperti inilah yang diperlukan dalam pembuatan karakter.
Agar lebih mudah membayangkannya, kita bisa membandingkannya dengan kehidupan manusia di dunia nyata. Ada orang yang terlahir dalam keadaan miskin, tetapi bisa menjadi kaya raya di hari kemudian. Ada pula orang terlahir sebagai sosok periang, tetapi berubah menjadi sosok pemurung dan pendendam saat beranjak dewasa.
Kalau karakter merupakan perwakilan manusia di dunia fiksi, bukankah akan lebih baik jika mereka juga mengalami perubahan seperti kita? Tentu, karakter yang begitu-begitu saja akan terasa membosankan. Cerita takkan menarik jika tak ada satu pun karakter yang mengalami perubahan.
Meluangkan waktu untuk mendesain karakter secara rinci tidak akan pernah berakhir sia-sia, apalagi jika menggabungkannya dengan kerangka cerita yang telah kamu buat. Karakter merupakan roda penggerak cerita yang paling utama. Plot yang bagus tidak akan berfungsi dengan maksimal jika karakter tidak dibangun dengan baik.
Semoga artikel ini bisa membantu teman-teman penulis cerita yang masih bingung atau stuck di tengah jalan akibat kehabisan ide. Tidak ada hari tanpa minder, tidak ada hari tanpa mager. Semangat berkarya! #NoMagerDay #NoMinderDay
Diedit oleh Fachrul Razi