Ingin Industri Kreatif Berkembang? Belajar Jualan Karya, Yuk!
Jualan mungkin bukan sebuah istilah yang menarik bagi sebagian orang. Akan tetapi, bagaimana jika kita bicara soal omzet ratusan juta perbulan? Ngiler, deh!
Jualan mungkin bukan sebuah istilah yang menarik bagi sebagian orang. Akan tetapi, bagaimana jika kita bicara soal keuntungan puluhan atau ratusan juta rupiah perbulan? Ngiler, deh!
Orang boleh jadi tidak suka istilah berdagang, tapi semua akan berubah saat kita membawa kata-kata seperti “omzet satu milyar rupiah perbulan” atau “keuntungan bersih 100 juta perbulan”. Bisa-bisa kita menelan ludah karenanya.
Jangankan yang berhubungan industri kreatif, kalau kita mendengar warung tetangga di sebelah rumah punya keuntungan 10-30 juta rupiah perbulan saja rasanya wow banget, kan?
[duniaku_baca_juga]
Sekarang bayangkan jika kita harus mendengar orang-orang dari industri kreatif punya prestasi yang serupa. Katakanlah seperti Faza Meonk dengan komik Si Jukinya yang berhasil meraih omzet hingga 60 juta rupiah perbulan.
Atau katakanlah seperti Touchten Games yang bisa meraih omzet hingga 10 ribu USD perbulan atau sekitar 130 juta rupiah perbulan.
Kalau kamu termasuk seorang kreator pemula, baik dari bidang komik, ilustrasi, novel, film, maupun gim, tak salah jika kamu menjadi ngiler terhadap fakta-fakta tersebut.
[read_more id="352330"]
Pertanyaan berikutnya adalah apa yang harus kita lakukan untuk bisa meraih prestasi seperti Faza Meonk atau Touchten Games di atas? Bisakah kita mendapatkan keuntungan tanpa harus terjun dalam aktivitas jual-beli?
Sebelum membahas teknis-teknis seperti itu lebih jauh, ada baiknya kita mendefinisikan apa itu jualan dan keuntungan. Check it out!
[page_break no="1" title="Jualan dan Mendapatkan Keuntungan - Apaan Tuh!?"]
Jualan dan Keuntungan. Sumber gambar: jejualan[/caption]
Jualan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar disebut dengan berdagang. Dagang, menurut KBBI, memiliki definisi sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan; jual-beli; niaga.
Intinya, berdagang itu adalah sebuah proses untuk mendapatkan keuntungan, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan kolektif.
Sedangkan keuntungan dalam bahasa dagang disebut dengan laba. Dalam KBBI, laba merupakan selisih lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga pembelian atau biaya produksi.
[duniaku_adsense]
Jika dilihat dari dua definisi di atas, tersirat bahwa untuk mendapatkan keuntungan tak pernah bisa terlepas dari aktivitas berdagang, baik perdagangan barang maupun jasa.
Bahkan, aktivitas yang tak berhubungan secara langsung dengan berdagang seperti investasi dan bagi hasil pun tak bisa lepas dari aktivitas yang sama. Jika tak ada pihak yang melakukan jualan, lantas bagaimana seorang investor bisa mendapatkan deviden atau persentase bagi hasil?
Pada akhirnya, semua kembali kepada aktivitas dagang.
Jadi, mungkinkah seseorang bisa mendapatkan keuntungan tanpa harus berhubungan sama sekali dengan aktivitas jualan? Unlikely.
[page_break no="2" title="Jualan Itu Bukan Cuma Jual dan Beli Barang - Kenali Jenis-Jenisnya"]
Jualan itu Ada Banyak Jenisnya, Bukan Cuma Jualan Barang. Sumber gambar: Gomage[/caption]
Kalau berbicara jualan, yang seringkali terpikir di dalam benak kita adalah aktivitas transaksi jual dan beli barang di sebuah lapak. Akan tetapi, berdagang sebenarnya tidak hanya terpaku pada aktivitas transaksi klasik seperti itu.
Contoh paling mudah yang bisa kita ambil intisarinya adalah Si Juki. Mari kita kesampingkan dulu drama medsos beberapa waktu lalu, kita ambil hal positif dari Si Juki, oke?
Sebagaimana yang telah dipaparkan di awal bahwa Si Juki berhasil meraup omzet hingga 60 juta rupiah perbulan. Pertanyaannya adalah dari mana saja saja sumber keuntungannya?
[read_more id="352330"]
Keuntungan Si Juki berasal dari beberapa hal, salah satunya adalah jualan komik di toko buku, sebagaimana yang dinyatakan pada artikel Detik Finance.
Selain itu, Si Juki juga “menjual” karakternya untuk melakukan endorse terhadap produk-produk ternama, salah satunya seperti Pop Mie.
Di situsnya sendiri, Si Juki juga mengakui bahwa ia sudah beberapa kali bekerjasama dengan brand-brand lokal terbesar.
Si Juki Endorse Pop Mie. Sumber gambar: Twitter[/caption]
Dari contoh-contoh yang telah dipaparkan tersebut, kini kita menjadi tahu bahwa aktivitas jualan itu ada banyak jenisnya. Pada dasarnya, semuanya sama-sama transaksi jual dan beli, hanya berbeda pada apa yang dijual dan apa yang dibeli.
Kita bisa menjual produk fisik dari karya yang kita buat seperti buku, CD, dan kaset atau bahkan hal lain seperti jasa, aksesoris, atau bahkan lapak kosong untuk beriklan.
Intinya, ada banyak sekali jenis jualan, kita hanya perlu memikirkan dan memilih tipe jualan yang paling cocok dengan karakter dan kebutuhan masing-masing.
Kreatif itu tak hanya dituntut ketika kita membuat produk kreatif, tetapi juga saat kita memutuskan untuk menjual karya kita kepada orang lain.
LINE Webtoon Adalah Salah Satu "Inovator" Jualan di Industri Komik. Sumber gambar: Webtoon[/caption]
Contoh lain jualan “dengan cara yang tak terduga” adalah LINE Webtoon.
Apakah LINE Webtoon menjual komik-komik resminya di toko buku sebagaimana penerbit komik lainnya? Tidak. Apakah mereka menjualnya di online? Tidak juga. Mereka malah membagikan komik-komiknya secara gratis.
Lantas, timbul pertanyaan: kalau mereka tidak jualan komik, lantas dari mana sumber pendapatan LINE Webtoon?
Jawabannya adalah LINE Webtoon memiliki variasi teknik berjualan yang cukup kreatif. Salah satu metode jualan Webtoon yang paling adalah Page Profit Share.
Pada dasarnya, program PPS Webtoon mirip program endorse milik Si Juki. Jadi, karakter atau sejumlah entitas pada cerita di komik Webtoon akan dipakai untuk mempromosikan barang dari brand-brand ternama. Singkatnya, iklan menggunakan karakter Webtoon.
Dari sini, Webtoon akan mendapatkan uang, kemudian uang itu akan dipakai untuk membayar para komikus (yang masuk dalam program premium).
[duniaku_adsense]
Selain Page Profit Share, LINE Webtoon juga menjual lisensi bagi yang mau mengadaptasi salah satu komik favoritnya menjadi film.
“Tapi, LINE Webtoon kan perusahaan! Skalanya beda sama kita yang cuma kreator perorangan!”
Jangan salah, di luar negeri, individu-individu tertentu juga melakukan aktivitas berjualan dengan karya yang mereka buat, lho. Kita ambil contoh seperti William Boyd. Penulis asal Inggris ini “menjual” sejumlah paragraf untuk mempromosikan brand Land Rover lewat novelnya The Vanishing Game.
Langkahnya ini termasuk antimainstream bagi penulis-penulis novel yang lain, bahkan keputusannya ditentang akibat dianggap dapat memudarkan kualitas novel. Namun, Boyd tampaknya tidak terlalu memedulikan komentar rekan-rekannya. Novelnya tetap hits, ia bahkan disorot oleh media-media besar di Inggris.
The Vanishing Game, Novel yang Jualannya Pake Cara Kreatif. Sumber gambar: Land Rover Hindsdale[/caption]
Menarik, bukan? Sekarang kita jadi semakin tahu bahwa berjualan itu tidak sekadar melakukan transaksi jual-beli barang seperti yang terjadi di pasar, tetapi juga menjual segala hal yang dapat menjadi keuntungan bagi diri sendiri maupun institusi tertentu.
Lanjut ke bahasan berikutnya, guys ...
[page_break no="3" title="Kenali Pasar dan Kebiasaannya"]
Pasar itu Bukan Cuma Tempat Jualan, Kamu Perlu Mengenali Kebiasaannya. Sumber gambar: wikimedia[/caption]
Kalau ada penjual, pasti ada pembeli. Perkumpulan dari keduanya disebut dengan pasar. Nah, bicara soal pasar, pasti ada yang namanya kebiasaan. Kebiasaan inilah yang perlu kita perhatikan agar barang dagangan kita tidak menjadi bangkai busuk di kemudian hari alias tidak ada yang membeli.
Ini yang namanya kebiasaan pasar atau arus pasar.
Contohnya: pasar punya kebiasaan menjual komik seharga 25.000 rupiah. Tiba-tiba, muncul pedagang komik yang barang dagangannya sama tapi dijual dengan harga 1.000.000 rupiah. Hal seperti ini akan membuat dagangan kamu dilalerin alias tidak laku.
Atau contoh lainnya: pasar punya kebiasaan menjual komik tentang asmara. Tiba-tiba, muncul pedagang komik yang menjual komik dengan tema sci-fi. Hal ini juga bisa membuat barang dagangan kamu susah laku, apalagi jika kamu tidak mengenalkan produkmu terlebih dahulu.
[duniaku_baca_juga]
“Tetapi, aku kan sukanya bikin genre sci-fi, masa aku harus bikin asmara juga!?”
Tenang, belum selesai kok penjelasannya. Pada dasarnya, apa pun yang kita buat pasti ada pembelinya dan kebiasaan pasar bukanlah sesuatu yang absolut tidak dapat diubah.
Menjual sesuatu yang berlawanan dengan kebiasaan pasar tentu saja bukan merupakan hal yang mudah. Akan tetapi, jika kamu termasuk orang yang pandai melakukan aktivitas branding, marketing, maupun promosi, kamu tentu bisa menciptakan kebiasaan pasar yang baru.
Kalau pun kamu tidak pandai melakukan aktivitas itu, kamu bisa meminta bantuan teman yang ahli untuk hal tersebut.
Yang perlu kita perhatikan mengenai pasar adalah kita perlu menentukan tujuan sebelum memutuskan untuk mulai berjualan.
Tanyakan kepada diri kita masing-masing: ingin menjual dengan keuntungan yang besar dan cepat? Atau ingin menjadi pencipta tren dan membuat pasar baru?
[read_more id="352330"]
Penentuan tujuan tersebut berguna untuk menentukan strategi kita ke depannya. Hal ini juga akan membuat kita terhindar dari keluhan-keluhan semacam, “Kenapa sih barang gue nggak laku-laku!?”
Keluhan "kenapa barangku tidak laku" ini biasanya disebabkan kesalahan strategi di awal jualan. Biasanya terjadi karena kamu terlalu ingin menjadi trendsetter, namun terjebak dalam pemikiran arus pasar.
Hasilnya, antara harapan dan kenyataan menjadi tidak nyambung.
Sampai di sini, kita bisa memahami bahwa mengenali pasar adalah hal yang penting sebelum memutuskan untuk berjualan. Pasar itu kayak pacar, kalau kita nggak peka, kita ditinggal.
[page_break no="4" title="Industri Bergantung pada Aktivitas Jualan"]
Jualan pun Memengaruhi Perkembangan Industri Kreatif. Sumber gambar: Okezone[/caption]
Apakah perkembangan industri kreatif bergantung kepada aktivitas jualan? Ya.
Sebagaimana yang dinyatakan pada situs Kominfo, bahwa industri kreatif Indonesia memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional.
Kontribusi ini tentu saja tidak mungkin ada jika tak ada penjualan sama sekali, apalagi jika sudah disebut berkaitan dengan perekonomian negara, tentu ada hubungannya dengan rugi dan laba.
[duniaku_adsense]
Inilah kenapa aktivitas jualan dan berbisnis menjadi urat nadi berkembangnya industri dan ekonomi.
Oleh karenanya, bagi kamu yang tertarik, kamu bisa mulai belajar tentang cara berjualan secara efektif. Pelajari dasar-dasarnya, cari teman untuk berusaha bersama, kenali kebiasaan pasar, dan mulailah berjualan.
Beradaptasilah untuk menghasilkan keuntungan dari karya yang kamu buat. Siapa tahu karya best-seller kamu yang berikutnya benar-benar bisa membantu meningkatkan perekonomian negara. Who knows?
Diedit oleh Fachrul Razi