Game Developers Gathering 2012: Event Roundup Part 2
Dalam bagian kedua ini, saya akan memberikan liputan tentang Press Conference dari Game Developers Gathering 2012 ini dan juga para pembicara dari sesi kedua. Selamat menyimak.. :)
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekitar pukul 11.00 acara dihentikan sejenak selama sekitar 30 menit untuk memberikan kesempatan para peserta dan pembicara menikmati Coffee Break. Namun, saya tidak sempat menikmati coffee break bersama dengan peserta lainnya, karena saya, mas Ami Raditya dan para perwakilan media lainnya harus mengikuti press conference yang diadakan di lantai 9. Kita pun menikmati coffee break sambil mendengarkan press conference yang dilakukan oleh perwakilan UMN dan juga Toge Productions.
Perwakilan kampus UMN yang diwakili oleh Dodick Zulaimi mengungkapkan bahwa komitmen UMN adalah untuk mendukung perkembangan industri kreatif di Indonesia, termasuk game yang saat ini tengah berkembang dengan pesat. Hal itu ditunjukkan UMN dengan memasukkan kurikulum-kurikulum yang berkaitan dengan pengembangan game, yang masing-masing disesuaikan dengan jurusan yang ada. Sebagai contoh, untuk jurusan DKV mereka memasukkan kurikulum untuk mendesain art yang bagus, sedangkan untuk IT, mereka memasukkan kurikulum tentang game programming. Selain itu, UMN juga menyediakan Game Development Club, yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap pengembangan game lebih lanjut.
Dari Toge Productions sendiri, mereka diwakili Kris Antoni, CEO sekaligus Event Director dari GDG 2012. Dia mengungkapkan tujuan dibuatnya event GDG ini, yaitu untuk menciptakan ekosistem yang baik, dan mempertemukan developer, investor dan publisher di bidang game development. Selain itu, GDG juga memiliki tujuan lain, yaitu untuk menjaga talenta-talenta yang ada di Indonesia agar tetap berada di Indonesia dan tidak diambil oleh perusahaan asing, dengan cara menciptakan ekosistem yang baik tersebut.
Press Conference ditutup dengan sesi tanya jawab, dan sekarang saatnya kita kembali ke acara…
Di sesi kedua ini, acara dimulai dengan presentasi Ronald Widjaja, game producer dari Faunia Rancher yang dikembangkan oleh dua tim, Chowdown Games dan Joyverter Entertainment. Dalam kesempatan ini, Ronald mempresentasikan bagaimana gameplay dari Faunia Rancher, yang sudah tersedia di iTunes sejak pertengahan Mei lalu. Bukan hanya itu, Ronald juga mempresentasikan bagaimana rencana Faunia Rancher selanjutnya, seperti penambahan beberapa elemen gameplay, dan juga integrasi dengan dunia Vandaria yang memunculkan dua monster dunia Vandaria, Gorken dan Myu.
Beberapa tips diberikan Ronald berkaca pada pengalamannya dan timnya saat mengembangkan Faunia Rancher, seperti penting menaruh perhatian yang khusus kepada detil-detil dalam desain game mulai dari psikologi pemain, pengalaman pemain dan menemukan keseimbangan gameplay dalam sebuah game. Selain itu, menutup presentasinya, Ronald membeberkan beberapa kesalahan mereka dalam pengembangan Faunia Rancher, yang bisa menjadi pelajaran agar tidak kembali terulang pada pengembangan game-game mereka berikutnya. “Kesalahan adalah salah satu cara untuk menaikkan level kamu sebagai game developer”, pungkasnya.
Setelah Ronald Widjaja, giliran Anton Soeharyo, CEO dari Touchten yang mendapatkan kesempatan di atas panggung. Anton mempresentasikan tentang latar belakang Touchten, dan bagaimana mereka mendapatkan sukses yang besar saat merilis Sushi Chain di iTunes. Menurutnya, sebuah game bisa sukses di sebuah platform juga sangat bergantung pada “Luck” alias keberuntungan. Namun keberuntungan ini bisa dianalisa dengan menggunakan berbagai cara, mulai dari mengetahui siapa saja kompetitor kita di pasaran, menggunakan kata kunci untuk judul game yang tepat dan spesifik, menggunakan ikon grafis yang menarik untuk ikon aplikasi di market, hingga melakukan promosi silang dengan aplikasi lain yang juga kita buat.
Promosi silang (cross promotion) ini penting untuk mengangkat aplikasi kita yang kurang dikenal dan meledak di pasaran. Jadi, jika kita memiliki sebuah aplikasi yang meledak di pasaran, ada baiknya menyisipkan sebuah iklan tentang aplikasi kita yang lain di aplikasi yang meledak tersebut untuk menarik perhatian pengguna. Selain itu, penting juga seorang developer untuk menganalisa DAU (Daily Active User), WAU (Weekly Active User) dan MAU (Monthly Active User) sebelum menentukan tindakan marketing yang akan dilakukan selanjutnya. Di akhir presentasi, Anton memperlihatkan trailer game terbaru dari Touchten, Infinite Sky yang saat ini sudah bisa kamu download di iTunes.
Sesi kedua ditutup dengan presentasi dari Wilson Tjandra, Art Director dari Mintsphere, yang memberikan tips dan trik untuk membuat animasi dan grafis 2D untuk game. Untuk membuat sebuah grafis 2D, seorang artist boleh menggunakan tiga tipe gambar yang ingin dipakai, yang disesuaikan dengan game-nya. Tiga tipe grafis ini antara lain pixel art, vector, dan raster images. Dia juga menepis anggapan banyak orang, yang mengatakan bahwa pixel art adalah gaya grafis kuno yang sudah ketinggalan jaman. Menurutnya, pixel art masih menarik, jika dikombinasikan dengan gameplay yang menarik pula, dan selama kita tidak menggunakan pixel art untuk mengembangkan game-game yang berkualitas HD.
Di kesempatan ini, Wilson juga menunjukkan beberapa trailer dari game yang dikembangkan Mintsphere, mulai dari Trigger Knight yang sukses besar di Flash dan mobile (Android dan iOS), serta game yang saat ini tengah mereka kembangkan seperti Luminant Phantasia.
[/caption]
Acara dihentikan sementara untuk makan siang, dan tunggu bagian ketiga artikelnya ya.. :D Bagi kamu yang belum membaca bagian pertama artikel bersambung ini, silahkan klik link di bawah ini.