Semoga kehadirannya di Gamescom 2019 bisa membuat gim Indonesia semakin mendunia ya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bulan Agustus 2019 kemarin menjadi salah satu bulan yang mencatatkan sejarah bagi keikutsertaan gim Indonesia di salah satu ajang gim terbesar dunia, Gamescom 2019. Untuk pertama kalinya, program Archipelageek yang diinisiasi oleh BEKRAF dan AGI ikut serta dan membawa sepuluh perusahaan gim Indonesia untuk pameran di paviliun Indonesia Gamescom 2019, Koln, Jerman. Paviliun Indonesia ini terletak di Hall 3 area Business to Business dari total 11 Hall Gamescom 2019. Karena sifatnya bisnis, maka paviliun ini hanya ada di tiga hari pertama Gamescom 2019 saja, mulai tanggal 20 hingga 22 Agustus 2019 silam. Paviliun ini sendiri terletak berdampingan dengan paviliun negara-negara lain seperti Spanyol, Inggris, Italia, Brazil dan Korea. Di paviliun ini, sepuluh perusahaan gim Indonesia menampilkan gim terbaru yang mereka kembangkan. Tujuan mereka berbeda-beda. Ada yang mencari publisher untuk memasarkan ke para global, ada yang mencari developer lain untuk bersama-sama mengembangkan gim baru. Apa saja sih gim Indonesia yang tampil di Gamescom 2019? Yuk kita simak satu per satu! Pulang: Insanity menjadi debut dari Ozysoft yang berasal dari Balikpapan. Gim in sendiri sebenarnya sudah m uncul ke permukaan sejak tahun 2015 lalu (bahkan katanya dikembangkan sejak 2013). Namun karena suatu hal, pengembangannya pun tertunda dan akhirnya berhasil meluncurkan versi demo gratis di Steam bulan Juni kemarin. Pulang: Insanity adalah psychological-survival horror yang kental dengan nuansa Indonesia. Dengan berkekuatan cerita yang kuat serta berbagai macam puzzle yang mematikan untuk dipecahkan, gim ini siap mengikuti jejak sukses gim-gim horror Indonesia sebelumnya seperti DreadOut dan Pamali. Bisa dibilang, Wawa adalah salah satu gim yang unik. Tentunya kamu pernah memainkan gim-gim arcade di arcade center bukan? Nah, Wawa ini ingin membawa keseruan suasana gim-gim arcade tersebut lewat smartphone-mu. Termasuk juga, mendapatkan hadiah-hadiahnya! Wawa adalah live arcade game pertama, bukan cuma di Indonesia namun di dunia! Meskipun baru diluncurkan tahun 2018 kemarin, namun Wawa sudah diunduh lebih dari 400.000 kali dari seluruh dunia. Bahkan gim ini cukup konsisten menempati urutan lima besar Top Grossing Entertainment Google Play hingga saat ini. Suka dengan gim-gim story-based? Maka dijamin kamu juga akan menyukai gim Day One dari developer Bandung Everidea Interactive ini. Day One merupakan sebuah gim dengan nuansa hitam-putih ala noir yang akan mengajakmu untuk menelusuri kisah cinta dari Jamie, seorang penyanyi dan penulis lagu berusia 28 tahun yang sedang galau karena putus cinta dengan kekasihnya, Jazz. Terdapat empat ending yang bisa kamu dapatkan, tergantung dari keputusan-keputusan yang kamu ambil di setiap dialognya. Gim ini sendiri masih dalam tahap pengembangan, dan di Gamescom 2019 kemarin, Everidea mengungkapkan bahwa mereka tengah mencari publisher untuk membawa gim ini ke pasar internasional. Sejak pertama kali didirikan tahun 2009, Touchten games yang berbasis di Jakarta memang fokus mengembangkan gim mobile. Namun dalam beberapa tahun terakhir mereka agak menggeser spesifikasi gim mobile yang mereka kembangkan. Kali ini, mereka mengembangkan gim mobile khusus untuk audiens wanita, dan salah satunya adalah My Pet Cafe ini. Touchten sendiri mengungkapkan bahwa My Pet Cafe ini adalah gim khusus para pecinta binatang. Dalam gim ini kamu akan bertindak sebagai pengelola pet cafe yang berambisi menjadi pet cafe terbaik di dunia. Gim ini mengombinasikan gameplay puzzle match-3 dengan elemen sosial. Main gim-gim esports seperti Mobile Legends, PUBG atau Dota2 mungkin sudah biasa. Namun main sebagai manajer timnya? Itu baru seru! Nah, gameplay manajemen tim esports inilah yang ditawarkan oleh Esports Saga yang dikembangkan oleh Agate, studio gim terbesar Indonesia yang berbasis di Bandung. Dalam Esports Saga, kamu akan menjadi manajer dari tim esports yang bertanding di game FPS. Kamu bisa merekrut pemain baru dan melatih pemain yang sudah ada untuk menjadikan timmu yang terbaik di dunia. Kamu juga bisa mengatur taktik saat pertandingan untuk meraih kemenangan. Dalam Gamescom 2019 kemarin, Agate tidak hanya membawa satu game saja. Satu game lain yang jadi highlight adalah Metal Brave Arena 76 yang dikembangkan untuk mobile. Metal Brave Arena 76 adalah pertarungan antara robot dimana kamu bisa bertarung satu lawan satu dengan temanmu. Untuk memenangkan pertarungan, kamu tidak hanya dituntut untuk tangkas dalam mengendalikan robot. Adanya sistem kustomisasi robot membuat kamu juga harus memutar otak untuk menggabungkan bagian-bagian robot sehingga bisa mendominasi arena. Usai meluncurkan Azure Saga: Pathfinder di berbagai platform, Masshive Media mulai mengembangkan Potion Permit ini. Game ini cukup berbeda dibandingkan gim-gim Masshive Media sebelumnya, karena kali ini mereka menggunakan grafis pixel art yang mungkin mengingatkanmu kepada gim-gim pixel art lain seperti Stardew Valley. Potion Permit adalah sebuah gim simulasi yang dipadukan dengan beberapa elemen RPG dan rogue-like. Dalam gim ini kamu akan memerankan seorang alkemis yang ditugaskan untuk menyembuhkan warga dari wabah penyakit. Elemen rogue-like sendiri muncul dalam beberapa minigame yang terdapat dalam misi-misinya. Tidak bisa dipungkiri, bulu tangkis merupakan salah satu olah raga terpopuler di Indonesia selain sepak bola. Oray Studios & Plexus pun tidak ketinggalan meramaikan jagat bulu tangkis Indonesia lewat gim SMARAK! Ayo Juara yang dirilis untuk mobile. SMARAK sendiri merupakan judul yang sebelumnya sempat hadir dalam bentuk komik dan dirilis sekitar tahun 2018 lalu. Nuansa komik akan langsung terasa saat kamu mulai memainkan SMARAK! ini. Dalam gim ini, kamu akan memerankan Rakka untuk menjadi atlet top di bulu tangkis. Gameplay-nya sederhana, kamu hanya perlu memukul shuttlecock dan menghindari durian yang dilemparkan. Namun presentasi gimnya yang mirip dengan komik pasti akan membuatmu ketagihan memainkannya. Berbeda dengan delapan game sebelumnya, DreadOut 2 tidak dipamerkan di paviliun Indonesia. DreadOut 2 ambil bagian di Indie Arena, sehingga terbuka untuk dimainkan pengunjung siapa saja, tidak harus pengunjung yang spesifik bisnis. DreadOut 2 digadang-gadang bisa melanjutkan kesuksesan game pertamanya. Namun berbeda dengan prekuelnya, kali ini gameplay DreadOut 2 lebih banyak mengusung action. Bukan cuma berburu hantu melalui smartphone lagi, tapi kamu juga bisa menggunakan berbagai macam senjata untuk menghajar hantu dari jarak dekat. Plus, kamu juga bisa menyerap kekuatan dari hantu-hantu yang sudah kamu kalahkan. Selain Infectonator, Necronator adalah salah satu seri gim milik Toge Productions yang berawal dari game Flash. Pertama kali dirilis di Armor Games tahun 2010, Necronator mengusung gameplay RTS dengan manajemen unit sebagai salah satu elemen pentingnya. Kali ini untuk Necronator: Dead Wrong, Toge Productions bekerja sama dengan Modern Wolf, publisher asal Inggris. Necronator: Dead Wrong sendiri sepertinya mbakal membawa elemen RTS dan tower defense yang khas dari seri Necronator. Kamu bisa mengumpulkan unit-unit dan mengaturnya di jalur untuk menghajar musuh yang berdatangan. Selain itu, gim ini juga kabarnya bakal memiliki elemen deck building, yang tentunya bakal membuatmu memutar otak untuk menentukan komposisi deck pasukan yang pas.