5 Kekurangan Game Wuthering Waves yang Terlihat Sejauh Ini

Hal ini yang sering dikeluhkan para pemain baru

Jinhsi, magistrate kota Jinzhou - Wuthering Waves

Setelah lama dinanti, akhirnya game Wuthering Waves dari Kurogames pun dirilis ke publik pada tanggal 22 Mei 2024. Namun pada hari pertamanya saja, sudah banyak player yang mengeluhkan beberapa kekurangan game satu ini.

Apa saja kekurangan game Wuthering Waves yang sempat dirasakan para pemainnya?

Baca Juga: 7 Fakta Wuthering Waves, Game Terbaru dari Kuro Games!

1. Pembukaan cerita yang buruk

Rover perempuan dan Yangyang -  Wuthering WavesRover perempuan dan Yangyang ( Dok. Kurogames / Wuthering Waves )

Salah satu hal minus yang sempat dirasakan para pemain pada saat awal game adalah pembukaan ceritanya yang terkesan lore dumping. Begitu mulai saja, pemain sudah dijejalkan banyak informasi belum jelas.

Banyak cerita yang terkesan seperti melompat-lompat tanpa penjelasan lebih lanjut soal lore dunia itu sendiri sehingga kita kekurangan bahan dalam memahami jalan cerita yang tengah terjadi.

Yang lebih buruk lagi, adalah metode penyampaiannya dari karakter Yangyang yang malah memakai gaya sastra yang malah membuat penikmatnya malah merasa bosan dan malah kebanyakan informasi yang ia berikan justru tak banyak terpakai menjelang akhir.

Untungnya, jalan ceritanya kembali berjalan lebih intens lagi setelah memasuki pertengahan jalan.

2. Interaksi para karakter dengan Rover yang terkesan terlalu cepat bonding

Jinhsi, magistrate kota Jinzhou - Wuthering WavesJinhsi, magistrate kota Jinzhou ( Dok. Kurogames / Wuthering Waves )

Masih sehubungan soal pembukaan cerita, watak para tokoh juga menentukan apakah nantinya jalan kisahnya akan menjadi lebih menarik atau tidak.

Kita tentu mengharapkan banyak karakter terutama playable yang punya variasi watak dan perilaku yang berbeda satu sama lain sehingga memberikan warna yang beragam setiap berinteraksi dengan tokoh Rover.

Hanya saja hal itu tampaknya susah dijumpai mengingat pada beberapa babak cerita, kita malah langsung diperlakukan sebagai tamu kehormatan yang tentu akan diberi perlakuan kelas VIP, mirip dengan kisah-kisah generik yang biasa kalian temukan di manhua.

Hal itu berbeda dengan versi closing beta test 1 yang justru menggambarkannya tema post-apokaliptik dengan lebih realistis, di mana Rover sempat diperlakukan seperti monster oleh para tokoh lain setelah berhasil menyerap Crownless.

Yah, meski ternyata semakin jauh ceritanya, kalian akan menemukan alasan kenapa MC bisa diperlakukan seperti itu tanpa pendalaman hubungan karakter yang berarti.

3. Banyak bug dan glitch di awal perilisan

Bug puzzle yg tetap aktif meski totem telah diangkat - Wuthering WavesBug puzzle yg tetap aktif meski totem telah diangkat ( Dok. Kurogames / Wuthering Waves )

Di awal perilisan, sudah banyak beberapa postingan media sosial dari para pemain yang mengeluhkan banyak bug entah dari segi grafis atau sistem gameplay-nya.

Ada yang mengeluhkan soal tampilan layar yang terlalu meregang. Ada juga yang melaporkan adanya bug di bagian puzzle yang membuat pemain tak bisa menyelesaikannya meski sudah mengikuti aturan permainan.

Bagian inventory juga ada yang mengalami masalah di mana ada pemain yang melaporkan bahwa bagian sensor di inventory miliknya tak bisa diakses sehingga ia kesulitan melanjutkan progress cerita.

Untungnya, pihak developer sendiri cepat tanggap akan masukan dari para pemain dan langsung melakukan perbaikan serta memberikan kompensasi untuk setiap pemain sebagai bentuk permintaan maaf.

4. Frekuensi update yang mendadak sempat terasa mengganggu pemain setiap hendak memainkannya kembali

Update game yang langsung muncul kembali meski waktu perilisan belum terlalu lama - Wuthering WavesUpdate game yang langsung muncul kembali meski waktu perilisan belum terlalu lama ( Dok. Kurogames / Wuthering Waves )

Masih berhubungan dengan soal bug permainan, jika ada banyak laporan mengenai hal itu tentu membuat pihak developer harus melakukan perbaikan dan update pada saat itu juga.

Nah, hal itu tentu berimbas ke para pemain yang awalnya ingin menikmati pengalaman pertama game tersebut, di mana mereka harus melakukan pengunduhan kembali setiap hendak memainkannya.

Untungnya semenjak update terbaru, game Wuthering Waves mulai kembali berjalan optimal kembali.

5. Kurang ramah untuk pengguna mobile spek minimal

Tampilan Rover yang mengalami penurunan grafis - Wuthering WavesTampilan Rover yang mengalami penurunan grafis ( Dok. Kurogames / Wuthering Waves )

Ada alasan kenapa game satu ini lebih disarankan untuk dimainkan di PC ketimbang mobile.

Yah, hal itu dikarenakan game Wuthering Waves dibuat dengan Unreal Engine 4 sebagai game engine-nya. Meski hal itu membuat tampilan grafis jauh lebih cantik dengan detail memukau, imbasnya adalah spek gadget yang dibutuhkan tentu menjadi lebih tinggi dan baru cocok dimainkan untuk media PC.

Alhasil, pengguna mobile, terutama dengan spesifikasi pas-pasan akan kesulitan memainkannya karena menjalankan game ini sudah terasa berat.

Meskipun demikian, faktor ini harusnya bisa dihilangkan selama developer terus melakukan optimalisasi sehingga masalah teknik yang dialami perangkat keras pemainnya tak perlu terjadi lagi.

Itulah daftar kekurangan game Wuthering Waves yang ditemui sejauh ini.

Bagaimana pendapat kalian?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku

Baca Juga: 5 Kelebihan Game Wuthering Waves, Bisa Dapat Karakter Gratis?

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU