Virus corona mulai memiliki dampak terhadap industri video game. Sejauh ini, harga konsol serta game-nya mulai menanjak naik. Hardware komputer pun harganya kembali melonjak karena jumlahnya yang mulai menipis.
Di masa depan, jika situasi virus corona tak kunjung membaik, bisa jadi rilisan game baru ikut tertunda. Lalu bagaimana cara dua raksasa video game Sony dan Microsoft menghadapinya?
Dalam rilis persnya, Sony menyatakan virus corona tidak mempengaruhi bisnis mereka pada akhir tahun fiskal di tanggal 31 Maret, namun mereka juga tidak mengabaikan perkembangan virus corona yang berpotensi mengubah keadaan secara drastis. Salah satunya adalah kemungkinan delay rilisan game first party di Eropa dan Amerika.
Sony sudah membuka beberapa pabrik mereka di Tiongkok, namun dua pabrik di Malaysia dan satu di Inggris masih tutup hingga tanggal 14 April. Selain itu, beberapa pegawai Sony di Eropa, Amerika, dan Jepang juga mulai bekerja di rumah
Sementara itu, kepala Xbox Game Studios Matt Booty berkomitmen untuk mendukung studio-studio first party mereka di masa penyebaran virus corona. "Setiap studio memiliki kendala dan keterbatasan berbeda-beda berdasarkan lokasi masing-masing. Begitu pula dengan partner luar kami yang ikut terdampak (corona)," jelas Booty.
Sebelumnya, 343 Studios juga bersiap menghadapi dampak terburuk virus corona, namun sejauh ini mereka memastikan pengembangan Halo Infinite dan Halo Master Chief Collection masih berjalan sesuai rencana.
Baik dalam pernyataan Sony dan Microsoft, mereka tidak secara jelas menjabarkan dampak atau langkah yang akan dihadapi konsol next-gen mereka menghadapi virus corona. Sony dan Microsoft benar-benar menjaga informasi apapun soal PlayStation 5 dan Xbox Series X. Info sekecil apapun bisa dimanfaatkan lawan masing-masing, termasuk penundaan tanggal rilis konsol dan game.
Yah, meskipun mereka belum mau cerita, semoga Sony dan Microsoft punya rencana yang tepat untuk memitigasi dampak virus corona.