Assasin's Creed Universe, Merintis Jalan Menuju Franchise Terbaik Ubisoft
Sekitar satu dekade lalu, gamer mengenal nama Ubisoft dari game-game kelas B, sebut saja serial Rayman, Tom Clancy, hingga Prince of Persia.
Sekitar satu dekade lalu, gamer mengenal nama Ubisoft dari game-game kelas B, sebut saja serial Rayman, Tom Clancy, hingga Prince of Persia. Mungkin tidak semuanya masuk kelas B, karena ada beberapa game dari serial tersebut yang bisa dianggap kelas A karena mendapatkan sambutan yang baik, mulai dari review dan rating yang cukup tinggi, hingga diangkat ke media lain seperti layar lebar. Setelah bertahun-tahun hanya berkutat di judul kelas B saja, pada tahun 2007, Ubisoft melalui seorang produser dan programmer bernama Jade Raymond memperkenalkan sebuah elemen gameplay baru open world dengan konsep story yang cukup menarik. Dan jadilah, mereka menyebut game itu dengan Assassin’s Creed (AC).
Empat tahun sejak kemunculannya tersebut, AC seolah-olah menjelma menjadi salah satu andalan Ubisoft dalam menarik minat pasar, bukan hanya game, melainkan juga novel, komik, hingga film animasi sekalipun. Inilah untuk pertama kalinya, mereka memiliki franchise yang bisa diterima oleh masyarakat luas, yang bukan hanya gamer. Memang sebelumnya, mereka sudah mencoba hal tersebut dengan membawa Prince of Persia lewat Sands of Time ke layar lebar. Namun, sambutan terhadap Sands of Time dirasa masih belum bisa memuaskan mereka. Mereka berharap, AC akan menjadi sebuah trademark, dan juga berharap dengan orang menyebutkan nama AC, maka itu akan mengingatkan orang kepada Ubisoft serta lambang pengabdian mereka di dunia game selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Story yang menarik dan mengandung banyak nilai sejarah serta misteri adalah salah satu alasan mengapa serial ini bisa diterima oleh pasar yang lebih luas. Dengan story yang baik, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang gamer untuk terus memainkan game-nya hanya untuk menjawab rasa penasarannya terhadap satu teka-teki. Dengan story yang baik, tentu akan sangat menarik dan menjual apabila mengangkatnya ke sebuah novel dan komik. Dengan story yang menarik pula, kans untuk meraup jutaan penonton saat dibuat versi layar lebarnya nanti juga akan semakin besar.
Meskipun mengundang sedikit kontroversi, dan tak jarang mendapatkan protes dari kalangan tertentu, namun mereka bisa membuktikan bahwa bisa mengemas story konspirasi yang penuh kontroversi tersebut menjadi sebuah hidangan yang nikmat untuk dikonsumsi. Dengan empat seri game utama, puluhan spin off dan novel, hingga beberapa film animasi serta satu film Hollywood yang masih tahap pengembangan, kami rasa tidak ada salahnya jika menyebut game ini adalah (calon) franchise terbaik sepanjang masa yang pernah dimiliki oleh Ubisoft.