Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dengan arsitektur platform Xbox One dan PlayStation 4 yang kini bisa dikatakan sama seperti PC, kita bisa melihat fragmentasi hardware diantara konsol dan PC makin menipis. Apalagi Microsoft juga berniat menerapkan aturan "harus online" untuk menekan pembajakan dan intensitas satu game (orisinil) bisa digunakan oleh banyak gamer. Cara tersebut mirip seperti konsepnya Steam di PC, platform yang dinilai sebagai salah satu "penyelamat"nya PC, serta terbukti lebih menguntungkan dibandingkan penjualan retail karena menekan pembajakan. Jelas Microsoft ingin lebih memihak pada developer game dengan fitur baru Xbox One. Sedangkan Sony dengan PlayStation 4 mereka memang tidak terlalu mempersoalkan kebutuhan internet "always on" dan membatasi konsol mereka memainkan game bekas. Namun jika dari awal Sony menyusun hardware-nya "seperti" PC, mereka seharusnya paham ke arah mana seharusnya game konsol ini berkembang. Bagaimana pun kita tetap perlu menunggu penjelasan gamblang kedua raksasa video game tersebut selama event E3 2013 Juni mendatang untuk satu poin yang cukup sensitif bagi para gamer tersebut (tentunya bagi mereka yang tinggal di negara berkembang). Karena sepertinya masih banyak yang mereka tutup-tutupi, sebagai bentuk strategi agar lawan bisnisnya tidak meng-counter inovasi yang dihadirkan. Dan seperti yang penulis ungkapkan sebelumnya, dengan kemiripan hardware antara PlayStation 4 dan Xbox One, kita tinggal melihat apa fitur dan layanan (atau perangkat pendukung) yang mereka berikan untuk konsol tersebut. Dan yang pasti, opsi layar kedua seperti GamePad-nya Wii U sepertinya sudah bukan menjadi pilihan terbaik di mata Microsoft. Multitasking "Snap Mode": Microsoft menyebutnya sebagai Snap Mode. Fitur Xbox One satu ini memungkinkan beberapa aplikasi berjalan bersamaan dan berjalan dengan sangat lancar (setidaknya seperti diperlihatkan selama demo). Microsoft memperlihatkan bagaimana mereka bisa berganti ke aplikasi lain di tengah aktivitas menonton film Star Trek, misalnya, berpindah mengakses Internet Explorer untuk mencari informasi mengenai sekuel film tersebut, mencari tahu jadwal penayangannya, dan bahkan membeli tiket. Well, PlayStation 4 diklaim juga bisa melakukan hal itu. Kinect sebagai "mata" sekunder: Microsoft jelas memiliki rencana besar dengan Kinect, seperti yang beberapa kali mereka demokan melalui Illumi Room. Yang jelas revisi dari perangkat tambahan Xbox 360 tersebut (dan seperti PlayStation 4 Eye, kini Kinect juga dipaket dengan setiap Xbox Ome) memiliki kamera full HD 1080P HD RGB, yang bisa kamu gunakan selama berkomunikasi melalui Skype, menangkap video dalam 30 bingkai per detiknya, serta dengan field-of-view yang lebih lebar. Satu fitur yang diunggulkan adalah voice command, yang memungkinkanmu dengan segera men-switch antara bermain game, menonton serial TV, film, bermain musik, atau browsing web, hanya dengan perintah suara. Kamu pun bisa "membangunkan" Xbox One dengan berkata "Xbox On." Untuk Sony, kita sudah mengetahui jika kamu bisa membangunkan PlayStation 4 dengan kontrolernya, Dual Shock 4 (Xbox One juga sama), namun kami belum mengetahui apakah PlayStation 4 Eye juga bisa melakukan "sihir" Xbox On! Bagaimana dengan SmartGlass?: Microsoft tidak meninggalkan salah satu inovasi "second screen" mereka tersebut. Selama konfirmasi Xbox One, Microsoft mengatakan jika aplikasi yang menjembatani konsol-mobile tersebut akan mendapatkan pembaruan untuk mendukung Xbox One. Di Xbox One, aplikasi SmartGlass kini memungkinkan perangkat lain yang terhubung dengan Xbox akan lebih merasakan bahkan gadget tersebut benar-benar dibuat untuk Xbox One. Belum dijelaskan secara lebih detail apa maksudnya. Bisa jadi fungsinya akan lebih banyak dari sekadar layar kedua saja. Saat ini yang sudah diketahui, kamu bisa melihat status fantasy football terupdate otomatis ketika melihat live broadcast dari game NFL terbaru. Kamu juga bisa memanggil atau menggoda teman mereka di fantasy football via Skype. SmartGlass bisa digunakan melalui komputer, smartphone, dan tablet dengan platform iOS atau Android untuk berinteraksi dengan media yang ada di dalam konsol Xbox, dan bahkan juga bisa berinteraksi dengan permainan, acara televisi atau pertunjukan olahraga. Pesaingnya, Sony menggunakan PS Vita sebagai media pengendali eksternal (satu poin lebih, karena Microsoft belum memiliki handheld khusus untuk men-streaming gamenya dan dimainkan secara mobile). Sony nantinya juga menyediakan aplikasi khusus PlayStation App yang fungsinya sama seperti SmartGlass. Sepertinya kedudukan keduanya juga sama untuk fitur yang satu ini. Manfaatkan Skype untuk komunikasi video: Ya, seperti yang juga bisa dilakukan PlayStation 4, yang membantu kita berkomunikasi video dengan teman melalui video chat (bahkan ada halaman profil khusus ala Facebook bagi pengguna PlayStation 4), Microsoft pun menawarkan fitur yang sama. Di sini mereka memilih Skype yang bisa kamu jalankan secara widescreen HD, kamu bisa menghubungi teman-teman gamermu dan mulai bertelepon / video call gratis. Yang tidak kami temui dalam pernyataan Sony, di sini Microsoft sudah mengklaim kamu bisa melakukan video call dengan beberapa lawan bicara sekaligus alias group video call. Skype juga menjadi aplikasi yang memanfaatkan fungsi Snap, memungkinkannya berjalan di background secara multitask sembari kamu melakukan aktivitas lainnya. User PlayStation 4 memiliki profil ala jejaring sosial, dan Xbox One dengan fungsi chatting yang lebih advance. Bagaimana dengan game-gamenya?: Ada yang kecewa karena ternyata konfirmasi Microsoft dini hari tadi tidak dibarengi dengan banyak game eksklusif atau yang memang sedang direncanakan dikembangkan untuk Xbox One. Namun Duniaku mencoba mengkonfirmasikan hal ini dengan salah satu staf Microsoft, bahwa mereka memang tidak banyak mengumbar game selama pengenalan awal Xbox One. Kontras dengan PlayStation 4 ketika pertama kali dikonfirmasikan, yang mengumbar banyak game. Microsoft akan menunjukkan lebih banyak game eksklusif untuk Xbox One selama event E3 2013 nanti. Sejauh ini yang sudah kami ketahui pasti dikembangkan untuk Xbox One seperti game-gamenya Electronic Arts seperti FIFA 14 Ultimate Team, NBA Live 14, Madden NFL 25 dan UFC, yang dipastikan hadir dalam 12 bulan ke depan, dan atau menjadi launch title untuk Xbox One. Kemudian juga ada Call of Duty: Ghosts, Forza Motorsport 5, Assassin’s Creed IV: Black Flag, Battlefield 4, Destiny,Quantum Break, Thief, serta Watch Dogs. Selain itu Xbox One juga akan mendapat dukungan dari studio gamenya Microsoft (first-party), dengan game-game eksklusif. Mereka memastikan bakal ada 15 game meluncur di satu tahun pertama konsol ini dirilis (dengan delapan diantatanya menjadi franchise baru). Dan itu pun bergantung dari dukungan third-party. Jika tidak banyak game dirilis, maka first-party yang dijanjikan akan dirilis lebih banyak. Bandingkan dengan PlayStation 4 yang saat ini sudah mengantongi 28 pilihan game. Dilema Always On dan Game Bekas: Yup, fitur tersebut sebenarnya sensitif, karena sama saja menginterogasi gamer yang memainkannya, apakah benar game tersebut memang miliknya, walaupun di mata pengembang game, langkah yang sama seperti konsep Steam tersebut jelas bisa membantu menekan pembajakan. Selain itu, membatasi game bekas juga membuat bisnis yang bergantung pada jual-beli game second langsung merasa was-was. Seperti yang kami jabarkan dalam satu artikel khususnya di sini, Microsoft masih belum pasti akan menerapkan sistem tersebut atau tidak. Sedandainya benar akan digunakan, tentu bakal membingungkan karena game harus dimainkan oleh akun Xbox yang sama, tidak bisa oleh akun lain, meskipun pengguna akun tersebut orang yang sangat dekat. Mengutip artikel dari Wired, analisa mereka adalah memainkan Xbox One harus selalu online dan membutuhkan biaya meskipun kita memainkan game second hand alias game bekasnya. Feedback-nya pun langsung ramai. Microsoft pun langsung bertindak untuk "meredam" respon tersebut, walaupun mereka belum pasti ketika menunjuk kata always on dan biaya tambahan untuk memainkan game bekas. Seperti yang diungkapkan melalui akun Twitter salah satu staf Microsoft (Xbox Support) di bawah. Kemudian berkaitan "always on," ketika kami masuk ke halaman support Xbox di sini, kami mendapatkan pernyataan resmi bahwa Xbox One tidak perlu harus terhubung ke internet untuk memainkan game, namun Xbox One memang memerlukan koneksi internet untuk beroperasi. Ditambahkan oleh Microsoft, untuk game bekas, Xbox One didesain untuk memungkinkan gamer menukar dan menjual kembali game mereka, dan detailnya akan kembali diungkapkan nanti. Itu saja, dan Microsoft tidak mengungkapkan dengan jelas bagaimana respon mereka mengenai biaya untuk memainkan game bekas tersebut. Awalnya Microsoft menbuat Xbox One untuk selalu online agar developer bisa memanfaatkan layanan Windows Azure, platform cloud computing-nya Microsoft selama memainkan game, dan itu memerlukan koneksi internet secara kontinu, meskipun hanya untuk permainan game secara single-player. Lain lagi dengan Sony, mereka dengan tegas mengungkapkan jika PlayStation 4 bisa memainkan game bekas, dan kamu tidak perlu selalu online untuk memainkan gamenya. Backward Compatibility?: Sony sudah mengungkapkan jika PlayStation 4 dengan racikan hardware barunya tidak akan mungkin menjalankan game-game lawas PlayStation, baik itu game yang dirilis secara retail dan digital, termasuk juga game PlayStation 3. Namun Sony sendiri berusaha memberikan solusi pada kita dengan menawarkan semacam emulator di cloud computing, dengan game disimpan di cloud (melalui layanan cloud Gaikai), dan kita memainkannya secara streaming. Untuk aksesorisnya, kamu tidak bisa menggunakan DualShock 3 untuk memainkan game PlayStation 4, walaupun Sony masih memungkinkan kita memanfaatkan kontroler PlayStation Move. PlayStation Eye lama pun tidak bisa kamu gunakan untuk PlayStation 4. Bagaimana dengan Xbox One? Sama, game Xbox 360 tidak mungkin kamu mainkan di Xbox One, termasuk game digital hasil download dari Xbox Live Arcade. Hal itu disebabkan karena Xbox One menjalankan arsitektur hardware x86, dan Xbox 360 masih menggunakan PowerPC jadul. Karena itulah, sekuat apa pun Xbox One, tidak bisa membuatnya menjalankan game Xbox 360. Lantas apa yang bisa ditransfer ke Xbox One? Data Xbox Live Gamerscore! Untuk aksesorisnya, baik kontroler Xbox 360 dan Kinect lama tidak bisa kamu gunakan untuk memainkan game-game Xbox One.
Components | Microsoft Xbox One | Sony PlayStation 4 |
CPU | Custom 8 Core CPU dibangun sendiri oleh Microsoft | Satu chipset custom x86 berbasis AMD "Jaguar", dengan 8 cores |
Graphics Processor | D3D 11.1 chip dengan 32 MB embedded memory | 1.84 TFlops, AMD Radeon Graphics Core |
Memory (RAM) | 8 GB DDR3 | 8 GB GDDR5 |
Memory (Storage) | 500 GB HDD | Belum dipastikan |
Optical Drive | Blu-ray/DVD combo drive | Blu-Ray/DVD combo drive |
I/O | USB 3.0 | USB 3.0 |
Communication | Ethernet, tiga band radio berbeda untuk 802.11n (untuk berhubungan dengan kontroler dan perangkat lainnya), WiFi Direct | Ethernet, IEEE 802.11 b/g/n, Bluetooth 2.1 (EDR) |
A/V | HDMI input dan output, 1080p dan 4K support, Optical output | HDMI 1080p dan 4K support, Analog-AV, Optical output |
Controller | Xbox One controller dengan desain ulang di beberapa bagian | Motion-sensing six-axis, touch pad yang bisa ditekan, tombol share |
Motion Control | New Microsoft Kinect camera, dengan 250,000-pixel infrared depth sensor dan1080p camera | PlayStation Eye dual lens 1280x800x2 camera |
Price | Belum dikonfirmasikan | Belum dikonfirmasikan |
Availability | Akhir tahun 2013 | Musim liburan 2013 / akhir tahun |