Kali ini, Duniaku memberikan sedikit profil dari Digital Happiness, developer yang berada di balik pengembangan DreadOut. Kabarnya, dalam Duniaku INAICTA Showcase nanti, mereka akan membawa kejutan!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tim pengembang DreadOut.[/caption] Siapa yang tidak kenal dengan DreadOut? Sejak akhir tahun lalu, bisa dibilang DreadOut adalah salah satu primadona di industri pengembangan game Indonesia. Mungkin kamu masih ingat, bagaimana perjuangan panjang DreadOut untuk menembus Steam Greenlight, atau bagaimana perjuangan mereka saat berjuang dalam jalur Crowdfunding melalui IndieGogo, yang akhirnya berhasil. Semua itu tak lepas dari kerja keras para punggawa Digital Happiness, yang berada di balik layar pengembangan game tersebut. Digital Happiness sendiri berawal dari bertemunya Rachmad Imron dengan sutradara Jurig Escape, Vadi Vanadi. Mereka berdua bersama dengan punggawa lainnya memang sudah bercita-cita untuk mengembangkan sebuah game sejak sepuluh tahun lalu. Bahkan pada tahun 2002, mereka sempat membuat sebuah engine 3D sendiri, namun sayang akhirnya harus kandas karena ditolak oleh beberapa publisher. Untuk mengobati kecintaan mereka terhadap dunia game, akhirnya beberapa dari mereka beralih untuk berkarir di bidang animasi 3D, dan menerima outsourcing dari developer luar untuk mengembangkan game online dan casual. Melihat ekosistem saat ini sudah tidak sekeras 10 tahun lalu, akhirnya mereka pelan-pelan berkolaborasi kembali dan membentuk Digital Happines serta mengembangkan DreadOut sebagai IP mereka. DreadOut sendiri mengisahkan sekelompok siswa SMA yang tersesat saat pulang dari liburan dan menemukan sebuah kota tua. Sesaat kemudian, mereka menemukan bahwa ada yang janggal dan menyeramkan di kota ini. Disini kamu akan memerankan Linda, yang memiliki kekuatan supranatural untuk berinteraksi dengan makhluk-makhluk halus yang ada di tempat tersebut dan untuk menyelamatkan teman-temannya dari kejadian yang tidak diinginkan. Untuk berinteraksi dengan makhluk-makhluk ini, Linda bisa menggunakan berbagai macam gadget seperti Smartphone dan kamera digital. Selain bertemu dengan makhluk-makhluk halus khas Indonesia, Linda juga diharuskan untuk menyelesaikan berbagai macam puzzle yang ada. Gameplay-nya sendiri banyak mendapatkan pengaruh dari Fatal Frame, dengan tambahan beberapa fitur menarik seperti share hantu yang kamu dapatkan via Facebook. Game ini sendiri pertama kali menyedot banyak perhatian saat perhelatan Indonesia Game Show 2012 lalu, dan memulai perjuangannya dengan menggalang dukungan melalui Steam Greenlight. Selain melalui Steam Greenlight, mereka juga menempuh jalur crowdfunding via IndieGogo. Kerja keras mereka akhirnya terbayarkan, dimana kedua kampanye tersebut sudah mencapai targetnya. DreadOut sudah mencapai target funding yang dibebankan, serta sudah di-greenlit oleh Valve dan akan dirilis untuk Steam. DreadOut juga sudah menelurkan satu demo yang bisa dimainkan secara gratis, yang dirilis bersamaan dengan peluncuran kampanyenya di IndieGogo lalu. Untuk Duniaku INAICTA Showcase nanti, Digital Happiness akan membawa kejutan bagi para pengunjung. Selain DreadOut, kabarnya mereka juga akan memberikan kejutan dengan menampilkan proyek baru mereka yang diberi kode DreadEye. Sayang sampai saat ini Rachmad belum membeberkan detailnya, dan baru akan menampilkannya di Duniaku INAICTA Showcase besok. Penasaran dengan DreadEye? Sampai ketemu di Duniaku INAICTA Showcase ya! Duniaku INAICTA Showcase sendiri akan diselenggarakan bersamaan dengan acara puncak INAICTA 2013 yang menurut rencana akan dihelat di JCC Senayan tanggal 31 Agustus dan 1 September 2013 yang akan datang.