Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sumber: PlusMana[/caption]
Memiliki skema monetisasi yang sama seperti Loot Box, apakah Trading Card Game seperti Magic: The Gathering Online atau Hearthstone juga bisa digolongkan sebagai perjudian?
[duniaku_baca_juga] Mungkin dalam beberapa minggu terakhir ini kamu sering mendengar bahwa komunitas game dibuat gempar oleh skema monetisasi yang diterapkan oleh EA di
Star Wars Battlefront 2. Selain itu kami juga sebelumnya melaporkan bahwa pemerintah Belgia tengah menginvestigasi game yang memiliki sistem
Loot Box seperti
Star Wars Battlefront 2 dan
Overwatch apakah bisa digolongkan sebagai perjudian atau tidak. [read_more id="347832"] Sekarang, sistem
Loot Box memang bukan hal baru lagi di industri game. Ini telah menjadi sebuah mekanik yang digunakan
developer atau
publisher game untuk mengeruk lebih banyak uang lagi setelah game terjual. Bukan sebuah masalah besar jika yang kamu dapatkan dari
Loot Box adalah murni
item kosmetik, tapi ketika pemain mulai menghabiskan uang dan mendapatkan keuntungan lebih ketimbang yang tidak mengeluarkan uang sama sekali, maka itulah yang akan jadi masalah utamanya. Jika memang yang diperkarakan adalah masalah pemain yang menghabiskan banyak uang agar bisa mengungguli lawannya, tentu hal pertama yang terlintas dipikiran kamu adalah game jenis TCG
(Trading Card Game). Orang akan menghabiskan banyak uang untuk membeli
booster pack (berisi kartu acak) dengan harapan bisa membuat
deck kartu mereka agar lebih kuat. Di
booster pack MTG
(Magic: The Gathering Online) kamu akan mendapatkan 11
commons, 3
uncommons dan 1
Rare/Mythic. Well, tak perlu dijelaskan lagi bahwa yang terakhir biasanya adalah kartu yang paling kuat yang pastinya diincar oleh para pemain MTG.
Sumber: Planeswalker's Library[/caption] Melihat sebagian isi dari masing-masing
booster pack adalah acak dan nilai dari kartu di dalamnya bisa sangat berbeda, di mana kartu
Rare bisa bernilai USD0,50 (sekitar Rp7 ribu), sementara kartu
Mytic bisa mencapai USD70 (sekitar Rp947 ribu). Bukankah ini secara teknis juga mengandung unsur perjudian?
Well, kami tidak mengatakan bahwa
developer game ini harus mengubah cara monetisasi atau fungsinya. Justru kami rasa inilah yang membuatnya begitu mengasyikkan (sekaligus kecanduan) untuk membukanya. [read_more id="346640"] Terlepas dari seberapa banyak uang yang ingin pemain habiskan di sebuah game dengan sistem monetisasi seperti ini, itu sepenuhnya adalah hak mereka. Bagaimana menurut kamu? Apakah
Trading Card Game juga mengandung unsur judi?
Diedit oleh Fachrul Razi