TUTUP

Review Knights of Honor II: Sovereign, Perang Eropa Abad Pertengahan

Mengendalikan negara eropa yang bertikai di abad pertengahan

Ada sebuah masa di mana benua Eropa diisi dengan perang yang tidak berkesudahan. Perang tersebut muncul karena berbagai hal. Mulai dari berbeda kepercayaan, intrik keluarga kerajaan, pemberontakan, cinta, dan lain sebagainya. Yang jelas pada masa tersebut wilayah Eropa dilanda kekacauan dan Knight of Honor II: Sovereign, memposisikan kita sebagai penguasa salah satu kerajaan yang bertikai.

Knights of Honor II: Sovereign adalah sekuel dari Knights of Honor. Game yang sebelumnya dibuat oleh Black Sea Studios yang kini berganti nama menjadi Creative Assembly Sofia. Mengingat Creative Assembly dan Black Sea Studios memiliki nama besar di genre strategi dan RTS, tidak ada salahnya kita berharap banyak pada Knights of Honor II: Sovereign.

Sebenarnya apa sih yang ditawarkan oleh Knights of Honor II: Sovereign? Sebuah game strategi yang oke atau malah membosankan?

1. Perang Eropa dan tetangganya

Dok. Istimewa

Saat pertama kali mencoba Knights of Honor II: Sovereign kami langsung memilih sebuah wilayah yang jauh dari zona panas perang Eropa. Kami memilih lokasi di gunung Ahaggar yang dekat dengan Algeria. Kota Tamanrasset lebih tepatnya. Penduduk di kota tersebut beragama Sunni Islam.

Kenapa kami memilih sebuah kota yang jauh dari negara-negara besar, seperti Perancis, Inggris, Jerman, atau Spanyol? Jawabannya mudah saja. Kami ingin hidup tenang sementara negara lainnya sibuk adu pukul dengan tetangganya.

Pada awalnya cita-cita kami terlaksana dengan sempurna, tetapi di pertengahan jalan mulai ada negara-negara yang menawarkan aliansi untuk melawan musuh mereka. Bila kamu menolak aliansi ini, ada kemungkinan besar negara yang mengajak beraliansi akan menganggap kamu sebagai salah satu musuhnya.

Kalaupun kamu beraliansi dengan mereka, otomatis kamu mendeklarasikan perang terhadap lawan negara yang kamu terima tawaran aliansinya.

Bila kamu pikir masalah selesai setelah kami menerima atau menolak aliansi perang, kamu salah besar. Sebab negara-negara yang bertikai ini bisa saja tahu-tahu menyerah dan berdamai. Pada akhirnya kamu lah yang akan mereka serang karena tidak ikutan berdamai dengan musuh.

Saat musuhmu sudah terlalu besar, kamu bisa saja menyerah dan mengajak damai. Tapi musuh yang menang akan memberikan berbagai syarat. Biasanya syarat ini akan memberikan dampak yang buruk bagi politik negaramu. Mulai dari syarat penjajahan, upeti perang, hingga pernikahan. Pokoknya ruwet.

Baca Juga: Review Two Point Campus: Space Academy DLC, Kampus Luar Angkasa!

2. Dukungan bahasa Indonesia

Dok. Istimewa

Entah mengapa Creative Assembly Sofia masih menggunakan metode lama dalam mengajari pemainnya dalam memainkan Knights of Honor II: Sovereign. Game ini masih menggunakan tool tip yang isinya berbagai informasi detail yang sangat melelahkan untuk dibaca satu-persatu. Apalagi ketika topik yang dijelaskan tergolong berat.

Hasilnya ada banyak bagian yang terlewat ketika dibaca dengan cepat. Sehingga kebanyakan game pertama yang kamu jalani isinya tidak akan jauh dari mengira-ngira sendiri setiap fungsi dan kegunaan sebuah perintah. Apalagi kalau fungsi tersebut dijelaskan pada sebuah panduan yang sudah terlewat jauh.

Untuk mengurangi kesulitan dalam memahami perintah di Knights of Honor II: Sovereign, Creative Assembly Sofia menyediakan HUD dan teks berbasiskan berbagai bahasa. Salah satunya adalah bahasa Indonesia.

Setiap bagian interface dan subtitle yang muncul bisa diganti ke bahasa Indonesia. Sayangnya untuk bagian audio, Knights of Honor II: Sovereign masih terpaku ke bahasa Inggris. Memang masih banyak kurangnya, tetapi upaya penambahan bahasa ini cukup membantu, terutama ketika ada penjelasan yang rumit dan panjang.

3. Kegiatan di dalam Knights of Honor II: Sovereign

Dok. Istimewa

Memainkan game Knights of Honor II: Sovereign itu sama dengan menyusun Lego. Ada banyak hal yang harus dilakukan dan kamu harus melakukannya dengan benar bila kamu ingin kerajaan kamu bertahan lama atau menguasai Eropa.

Kamu bisa membangun ekonomi dengan berdagang dengan sekutumu. Selain itu kamu juga bisa membangun militer dengan cara merekrut jendral atau pangeran yang berbakat. Jangan lupa untuk menikah dan menikahkan anak-anakmu agar heritage atau bloodline milikmu tetap bertahan. Pernikahan juga bisa menjadi pengikat perdamaian dengan sebuah negara.

Jangan lupa untuk mengikuti panggilan perang yang dilontarkan oleh Vatikan. Ya, game ini mengharuskan kami untuk berpartisipasi dalam perang suci. Meskipun negara yang saya pilih mayoritas beragama Sunni Islam. Seharusnya yang datang ke kami adalah Jihad, bukan perang suci dari Vatikan. Detail kecil seperti ini sepertinya terlewat begitu saja oleh pihak Creative Assembly Sofia.

Game ini juga mendukung mode multiplayer. 

Dengan kelemahan yang terbilang minim ini Knights of Honor II: Sovereign bisa kami ganjar dengan nilai 3,9 dari 5 bintang. Bukan game strategi semua orang, tetapi jelas akan sangat menghibur bila kamu paham dan memang menyukai tema yang diusung oleh Knights of Honor II: Sovereign.

Baca Juga: Review Way of the Hunter: Game Berburu yang Realistis