Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalian yang hobi main game pasti sangat tahu dong dengan Lara Croft dan seri Tomb Raider-nya? Ya, game yang satu ini benar-benar layak dianggap sebagai sebuah game legendaris. Hadir dari tangan dingin Eidos, Tomb Raider kemudian benar-benar mampu menyita perhatian gamer.
Game yang satu ini sangat seru karena memuat mekanisme tembak menembak yang luar biasa. Bisa dibilang, game ini adalah game aksi yang paling luar biasa di era PlayStation 1, persis seperti apa yang terjadi di game Uncharted akhir-akhir ini.
Sebagai game aksi terbaik, Tomb Raider tergolong game yang lengkap. Selain aksi luar biasa dan cutscene sinematik yang funky abis, Tomb Raider juga selalu memuat sebuah puzzle yang bisa bikin kita kesel. Nah, kali ini kita akan coba nostalgia salah satu game luar biasa dari seluruh seri yang ada yakni Tomb Raider Chronicles. Dari rangkaian seri Tomb Raider yang ada, seri Chronicles ini merupakan seri kelima.
Penasaran apa saja yang bakal kita bahas, terutama game ini merupakan game yang sangat keren dan juga salah satu yang paling terkenal di PlayStation 1. Tanpa basa-basi lagi, langsung saja kita bahas inilah nostalgia review Tomb Raider Chronicles.
Tomb Raider Chronicles merupakan salah satu game dengan jalan cerita yang ciamik bro. Game ini merupakan sekuel langsung dari Tomb Raider: The Last Revelation yang juga fenomenal. Game ini mengambil kejadian beberapa hari setelah game sebelumnya. Kala itu Lara berhasil masuk ke sebuah tempat rahasia yakni Temple of Horus. Saat itu Temple of Horus mengalami longsor yang menyebabkan Lara terkubur di dalamnya.
Rekan-rekan Lara kemudian mengira bahwa Lara sudah tewas. Meski begitu, rekan-rekan Lara tetap berusaha mencari tanda karena mereka juga merasa bahwa Lara masih hidup. Meski tempat terakhir berada di Temple of Horus, tapi game ini memulai petualangan di kota Roma lho. Kenapa demikian, karena petualangan Lara di dalam game ini merupakan sebuah flashback saat salah satu rekan Lara Winston Smith, Pastor Patrick Dunstan, dan Charles Kane mengenang petualangan terakhir mereka.
Petualangan terakhir tersebut adalah di Roma dan kemudian dilanjutkan ke tempat-tempat lainnya yang ada di game ini guys. Mungkin memang agak membingungkan, tapi bila kalian mengikutinya dari game pertama, kalian tentu akan mengerti jalan ceritanya.
Di atas saya sudah bilang bahwa salah satu yang menarik dari gelaran seri Tomb Raider adalah mereka menyuguhkan puzzle yang sangat rumit di setiap serinya. Tentu di Tomb Raider Chronicles, mereka juga menyematkan puzzle yang gila-gilaan guys. Bahkan kalian bisa menyerah memainkan game ini di seri awal! Saya sendiri merupakan salah satu yang sempat menyerah, untuk saja akhirnya lanjut main karena dibantu oleh saudara untuk menyelesaikan puzzlenya.
Yang bikin sebal adalah, di seri ini kebanyakan kita akan main di perkotaan atau dunia yang memiliki banyak sekat seperti di dalam kapal dan ruangan. Inilah yang akhirnya bisa membuat kita kebingungan guys. Ada salah satu puzzle di dalam ruangan yang cukup sulit karena sang developer tidak menggelar kunci puzzlenya di bagian bawah. Mereka ternyata menaruh solusi untuk menyelesaikan puzzle itu di bagian atas yang kemungkinan kecil sulit ditemukan orang-orang.
Namun hal tersebut sangat dimaklumi, karena karakteristik dari game PlayStation 1 merupakan puzzlenya yang sulit. Belum lagi pada masa itu walkthrough sangat jarang ditemukan. Hayo ngaku, siapa yang nyerah main game ini di awal-awal game?
Nah, ada apalagi ya yang bisa kita nostalgiakan dari game Tomb Raider Chronicles? Yuk meluncur ke halaman selanjutnya!
Salah satu hal kurang enak dari Tomb Raider tapi memorable adalah sosok Lara Croft yang sangat mirip dan menyerupai Angelina Jolie. Saya sendiri tidak mengerti mengapa game ini kemudian mendesain karakter yang mirip seperti Angelina Jolie. Padahal di awal seri, Lara Croft memiliki desain yang berbeda lho, tidak seperti Angelina Jolie. Mungkin salah satu sebabnya adalah kala itu Tomb Raider diangkat ke layar lebar dan menjadi dua seri.
Kala itu Angelina Jolie merupakan aktris yang memerankan Lara Croft. Di Tomb Raider Chronicles, wajah si Lara Croft ini benar-benar mirip banget dengan Jolie. Di segala sisi, karakter ini benar-benar mirip Jolie! Untung saja kemudian Eidos dan Square Enix melakukan reboot Tomb Raider di tahun 2013 dan mengubah desain karakternya menjadi benar-benar baru.
Nah, di sini, terutama di antara kalian yang pernah main game ini, siapa yang sebal namun rindu dengan desain karakter Lara Croft yang dulu?
Selain puzzlenya yang sulit, salah satu ciri khas dari game di PlayStation 1 merupakan adanya sebuah cheat. Game Tomb Raider Chronicles ini harus diakui merupakan game aksi pertama saya yang menggunakan cheat. Itu pun saya tahu dari saudara saya yang memberitahukan bahwa game ini memiliki cheat yang sangat berguna. Tapi sayang, karena keterbatasan walkthrough, saya hanya mengetahui cheat untuk membuat peluru serta senjata yang kita miliki tidak akan pernah habis.
Namun, itu sudah cukup berguna dan menjadi permainan tetap kompetitif karena itu tadi, puzzlenya sulit bro! Dengan banyaknya peluru di game ini, saya lebih sering menggunakan senjata yang berendet istilahnya, hahaha. Oleh sebab itu ketika menggunakan cheat ini saya menggunakan Uzi sebagai ujung tombak untuk membunuh musuh.
Yang lebih mengasyikan adalah kita juga bisa mendapatkan Medicine Kit yang unlimited pula. Sehingga bila terluka, hal tersebut bukan lagi sebuah halangan. Karena kita bisa menyembuhkan luka tersebut segera karena medicine kita yang kita punya tidak akan pernah habis, hahaha.
Tomb Raier Chronicles harus diakui berhasil tampil konsisten sebagai sebuah game Tomb Raider. Memang harus diakui, Tomb Raider adalah sebuah lompatan di masa lalu. Format permainan 3D yang asyik serta bebas eksplorasi membuat kita bisa menyusuri setiap sudut tempat dan membongkar rahasia yang ada, misalnya untuk mendapatkan item langka atau senjata bagus. Di seri Tomb Raider Chronicles, lompatan tersebut berhasil dijaga Eidos dengan baik.
Selain itu, di seri ini kita juga banyak disuguhkan oleh beragam aksi yang epik seperti adegan tembak-tembakan yang intens. Karena harus diakui di seri terdahulu, untuk bertemu dengan musuh sangat jarang sekali terjadi dan kita hanya disuguhkan oleh puzzle yang sulit dan tentu akan cepat membuat kita boring.
Di game ini, intensitas baku tembak ditingkatkan sehingga kita akan lebih waspada dan melihat lingkungan sekitar. Salah satu hal yang saya ingat adalah ketika kita berada di level, kapal selam, di situ akan banyak situasi yang mendorong kita untuk melakukan aksi tembak menembak guys.
Nah, sepertinya itulah nostalgia review yang bisa kita kupas dari Tomb Raider Chronicles guys. Game yang satu ini memang cukup beda dari seri sebelumnya karena kita lebih dihadapkan pada sebuah kota atau ruangan daripada di alam bebas. Seperti yang kita ketahui, di PlayStation 1, Tomb Raider biasanya lebih mengeksplorasi hutan daripada ruangan atau kota. Musuh di game ini juga mayoritas manusia daripada hewan buas.
Sebagai game legendaris, Tomb Raider Chronicles wajib diberikan tempat yang layak di hati para gamer karena memang game ini luar biasa kerennya.