Review Coffee Talk Episode 2: Hibiscus and Butterfly, Apa yang Beda?
Kafe yang sama, wajah yang nyaris sama
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Coffee Talk Episode 2: Hibiscus and Butterfly oleh Toge Productions kini sudah rilis, dan tentu saja kami langsung menamatkannya. Seperti apa impresi kami terhadap game ini? Temukan di sini!
1. Kisah barunya?
Dua tamu baru kafe dan barista misteriusnya ini kedatangan dua tokoh sentral baru, Lucas si Satyr influencer dan Riona si Banshee yang memulai langkah pertamanya dalam dunia tarik suara. Kedatangan mereka akan menjadi bumbu baru bersama kedua bahan baru yang diusung oleh sang barista.
2. Sama secara mekanisme, tambah variasi minuman!
Sebagai interactive fiction berkulit simulasi barista kopi, Episode 2 memperkenalkan bunga telang dan kembang sepatu ke dalam campuran minumannya. Kini, kamu bisa membuat teh Rosella versi virtual sampai latte bunga telang yang tidak hanya sekadar menghias variasi menu, tapi juga menjadi elemen penting dalam cerita baik tokoh lama maupun tokoh barunya.
3. Bahas isu sosial dengan kacamata fantasi
Meskipun memiliki pembawaan santai, tim cerita sekuelnya mampu menyampaikan tema-tema kuat dari isu sosial dunia nyata ke dalam obrolan kopi di dunia fantasi. Dari idola, media sampai penggusuran, paralel kisahnya mudah sampai dari kacamata seorang penyanyi nekomimi hingga supermodel vampir yang bosan dengan kariernya.
Karakter-karakter yang kembali dari game pertama pun tetap mempertahankan kepribadian mereka yang simpel, namun menarik untuk diikuti sedari game pertama. Sayangnya, dinamika terbaru setiap karakter lawasnya terutama untuk masalah baru yang dihadapi oleh sepasang kekasih lama sulit memisahkan game ini dari game pertamanya sebagai judul independen.
Baca Juga: Coffee Talk Episode 2 dan Troublemaker Jadi Bagian Program ID@Xbox!
4. Dark Souls-nya game kopi
Tantangan tambahan yang mungkin mau kamu tambahkan untuk diri sendiri dalam sebuah game kasual berbasis naratif ini jelas pada salah satu fitur utamanya: simulasi latte art. Mekanisme tumpahan susu dan smudging dalam versi ini terasa lebih luwes daripada game pertamanya, meskipun barangkali ini efek plasebo karena menggambar di dua-duanya sama-sama sulit untuk pemain yang kurang bisa latte art, apalagi menggambar.
5. Musik yang mengikat kedua judulnya!
Musik lo-fi yang berada di dalam game ini memang sepintas 'main aman' untuk tidak merusak nuansa yang sudah diusung dari game pertama, namun sekali dua kali bakal ada lagu yang muncul sebagai 'kejutan' yang enerjik kalau kamu berada di rute yang tepat, sehingga memberikan nuansa hadiah tersendiri untuk pemainnya, daripada harus berkutat pada hiasan database achievement di luar game.
Dengan cerita baru yang santai dan sesekali dramatis dengan kemasan toko yang sama, Coffee Talk Episode 2: Hibiscus and Butterfly layak diberi skor 4/5.
Apa opinimu sendiri terhadap Coffee Talk Episode 2: Hibiscus and Butterfly? Sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini!
Baca Juga: Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly Rilis Multiplatform!