The Mauritanian, Perjuangan Tahanan Muslim Mendapatkan Kebebasan
Korban salah tangkap dari 9/11 memperjuangkan kebebasannya
11 September tahun 2001 selalu menjadi hari yang diingat oleh bangsa Amerika sebagai hari di mana teroris berhasil menyerang negara mereka. Pada hari tersebut, empat buah pesawat penumpang yang dikuasai teroris menabrakan diri ke menara kembar WTC dan gedung Pentagon sehingga menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa.
Setelah peristiwa tersebut, Amerika menggelar operasi militer besar-besaran untuk menggulung dan menangkap jaringan teroris Al-Qaeda yang bersarang di Afghanistan. Setelah operasi panjang yang melelahkan, akhirnya Osama Bin Laden ditemukan dan ditumpas melalui operasi Neptune Spear yang digelar di 2011.
Operasi militer besar-besaran Amerika meninggalkan banyak cerita sedih. Terutama bagi orang-orang yang tidak bersalah tetapi diperkirakan terlibat dengan jaringan Al-Qaeda. The Mauritanian adalah salah satu cerita mengenai korban salah tangkap tersebut.
1. Kisah Mohamedou Ould Slahi dari Guantanamo Bay
The Mauritanian adalah kode yang disematkan pada Mohamedou Ould Slahi (Tahar Rahim) saat dia menjadi tahanan di Guantanamo Bay. Slahi merupakan tahanan yang diduga terlibat di insiden 9/11. Lebih tepatnya Slahi dituduh sebagai orang yang melakukan perekrutan untuk para teroris yang menyandera keempat pesawat penumpang.
Padahal pada kenyataannya Slahi tidak tahu menahu mengenai orang-orang yang terlibat di balik 9/11. Hanya saja dia menggunakan konsep open house untuk rumahnya, agar selalu bisa didatangi oleh seluruh orang yang ingin singgah di rumahnya. Ternyata salah satu tamu Slahi adalah orang yang tergabung dalam Al-Qaeda.
Selama mendekam di Guantanamo Bay, Slahi mendapatkan berbagai siksaan dan tindakan abusive yang menyebabkan dia membuat berbagai pengakuan yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan. Cara-cara kotor ini dipertanyakan oleh seorang pengacara veteran yang bernama Nancy Hollander (Jodie Foster).
Nancy merupakan pengacara yang sudah melawan pemerintah Amerika sejak perang Vietnam. Dia selalu bertentangan dengan pemerintah sehingga mendapatkan julukan pengacara teroris. Sementara itu di pihak Amerika ada jaksa penuntut Colonel Stuart Couch (Benedict Cumberbatch). Walaupun berbeda sisi, Nancy dan Couch sama-sama berpegang teguh pada prinsip keadilan dan sangat membenci penyiksaan terhadap tahanan perang atau terorisme.
Baca Juga: Sinopsis Incantation, Film Horor Taiwan dengan Pendapatan Tertinggi
2. Drama militer dan politik yang membuka mata banyak orang
Film garapan Kevin Macdonald ini membuka banyak mata mengenai realita peperangan melawan teroris. Bahwa dalam setiap aksinya, selalu saja ada korban salah tangkap yang tidak mendapatkan keadilan yang nyata. Mungkin hingga akhir hayat mereka.
Kasus The Mauritanian ini merupakan beberapa kasus yang berakhir baik. Sebab kebanyakan kasus seperti ini berujung pada eksekusi mati, meskipun pada kenyataannya sang tersangka tidak bersalah sama sekali. Hal ini pernah juga terjadi pada orang-orang Jerman yang membelot ke Amerika dengan mengendarai sebuah kapal selam U-boat di Perang Dunia kedua.
Selain itu kita juga diberi gambaran bagaimana proses penyiksaan yang dialami oleh para tahanan. Mulai dari gangguan tidur, berdiri sangat lama, siksaan fisik, siksaan mental, hingga seksual bisa saja dialami oleh para tahanan militer.
3. Kesimpulan Akhir
Film The Mauritanian merupakan sebuah film yang harus ditonton dengan kepala dingin. Sebab film ini banyak menjelaskan istilah militer yang lumayan banyak dan kerap diulang-ulang. Belum lagi di sini kamu bakal diperlihatkan berbagai metode yang digunakan para tentara untuk membuat Slahi berbicara.
Para pemain yang terlibat di dalam film ini pol-polan mengeluarkan kemampuan akting mereka. Mulai dari Tahar Rahim, Jodie Foster, hingga Benedict Cumberbatch berhasil menampilkan sosok ideal yang terlibat di seluruh kasus The Mauritanian.
Berbagai gempilan sejarah yang diselipkan ke dalam film juga mampu memberikan gambaran bagaimana cara Amerika menemukan musuh mereka. Bahkan pada bagian akhir juga diperlihatkan bagaimana sebuah keputusan final bisa saja dibanding oleh presiden Barack Obama sehingga Slahi tidak jadi menghirup udara kebebasan.
Dengan segala materi yang ditampilkan oleh The Mauritanian maka kami bisa mengganjar film ini dengan nilai 3,5 dari 5 bintang review. Jelas film ini tidak akan membuat kamu tertawa terbahak-bahak, tetapi sebagai gantinya kamu akan mendapatkan berbagai informasi geopolitik, terutama yang berhubungan dengan insiden serangan teroris 9-11.
Baca Juga: Sinopsis Everything Everywhere All at Once, Film dengan Skor Fantastis