TUTUP

Apa Sih Sebenarnya Perbedaan Extended dan Director's Cut itu?

Saat yang tepat untuk berteriak: "Nonton aja kok repot!?"

Pembaca Duniaku.net mungkin sudah tidak asing dengan istilah "Director's Cut" atau "Extended Cut". Tapi sebenarnya apa sih maksud dari dua istilah yang biasa digunakan untuk perilisan sebuah film dalam format DVD maupun Blu-ray ini? Simak pembahasannya di sini!

[duniaku_baca_juga]

Beberapa waktu yang lalu mungkin netizen -terutama para geek maupun penggemar film- dihebohkan dengan sebuah petisi dari penggemar film-film DC Extended Universe. Petisi tersebut ditujukan kepada studio Warner Bros untuk merilis edisi "Director's Cut" untuk film Justice League dalam format DVD maupun Blu-ray.

Film-film DC Extended Universe sendiri memang tidak asing dengan versi home video yang berbeda dengan versi bioskopnya. Seperti kasus Batman v Superman di mana versi "Ultimate Edition"-nya memiliki adegan-adegan tambahan dengan total 30 menit lebih panjang dari versi bioskop.

Atau Suicide Squad yang memiliki "Extended Cut" dengan adegan tambahan sepanjang 11 menit (meskipun filmnya tetap ya begitulah). Hal ini pula yang membuat DC Extended Universe menjadi bahan cemoohan karena dianggap merilis film yang tidak komplit ke bioskop, dan hanya bisa ditonton secara sepenuhnya di versi Blu-ray maupun DVD.

[read_more id="348431"]

Selain itu, praktek bisnis ini dianggap sebagai bagian dari taktik studio untuk meraup keuntungan lebih banyak di format home video, karena memiliki nilai yang lebih dibanding sekadar merilis versi bioskop saja. Namun, sebenarnya Extended maupun Director's Cut ini memiliki tujuan tersendiri yang mungkin jauh lebih spesifik ketimbang alat bisnis belaka.

Tak jarang sebuah film memiliki suntingan akhir ("final cut") yang dirilis ke bioskop yang tidak sesuai dengan keinginan sutradara, alias sudah ada campur tangan dari pihak studio.

Entah itu berupa pemangkasan durasi yang dianggap terlalu panjang, atau ada adegan yang diwajibkan untuk disyuting ulang karena dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi petinggi-petinggi studio.

"Director's cut" merujuk pada hasil suntingan akhir sebuah film sebagaimana yang dimaksudkan oleh visi sang sutradara filmnya sendiri, tanpa campur tangan dari pihak studio.

Biasanya, "Director's cut" memiliki durasi yang lebih panjang dari versi yang dirilis ke bioskop, karena memasukkan kembali adegan-adegan yang dipotong oleh pihak studio di versi bioskop. Sama halnya dengan "Extended cut" yang sudah pasti merupakan versi dengan durasi yang lebih panjang dari versi aslinya. Namun, ternyata ada perbedaan di antara dua cut yang serupa tapi tak sama ini.

Sir Ridley Scott, salah satu sutradara paling terhormat di Hollywood juga merupakan salah satu sutradara yang paling suportif akan perilisan format DVD dan Blu-ray "Director's cut" ini. Kasus yang paling terkenal adalah Blade Runner (1982), yang mana film ini memiliki LIMA versi untuk cut alternatifnya sendiri!

Kenapa hal ini bisa terjadi? Faktornya bermacam-macam, namun alasannya sebagian besar tetap sama: Intervensi pihak studio. Kala itu, pihak studio menginginkan ending yang lebih ceria dibandingkan dengan visi asli Scott, selain itu, di beberapa negara juga memiliki cut dengan peletakan adegan yang berbeda-beda dengan versi bioskop di Amerika pada saat itu, terutama untuk adegan kekerasannya.

Barulah beberapa tahun kemudian, Scott mendapatkan kesempatan untuk merilis "director's cut" yang lebih dekat dengan visi aslinya, namun ternyata masih belum cukup puas dengan hasil akhirnya sehingga ia merilis revisinya dengan embel-embel "The Ultimate Cut".

[read_more id="352114"]

Di film Kingdom of Heaven (2005), pihak studio memutuskan untuk memangkas filmnya di versi bioskop dengan durasi 2.5 jam saja.

Setelah filmnya gagal di tangga box office, Scott kemudian merilis edisi "director's cut" miliknya dengan durasi yang mencapai tiga jam lebih! Versi Scott mendapatkan tanggapan yang baik, dan banyak yang menganggap bahwa versi miliknya merupakan salah satu "director's cut" yang paling substansif.

Namun untuk film Alien (1979) yang memiliki edisi yang disebut "director's cut" di Blu-ray, Scott tidak mengakui bahwa itu merupakan cut miliknya, karena ia menganggap cut yang ia rilis di bioskop sebagai versi sejati miliknya dan yang dirilis di Blu-ray itu hanyalah akal-akalan pihak studio saja untuk meraup keuntungan.

Selain itu, sebuah "extended cut" belum tentu merupakan versi yang paling diinginkan oleh sang sutradara itu sendiri dan lagi-lagi, bisa jadi merupakan taktik pihak studio saja.

Film The Last Emperor (1982) memiliki "extended cut" sepanjang 208 menit, namun sutradara Bernardo Bertolucci menganggap bahwa versi cut miliknya yang "hanya" memiliki durasi sepanjang 163 menit adalah "director's cut"-nya.

[read_more id="353008"]

Lantas sebagai penonton, kita harus memilik versi yang mana? Sebenarnya tidak sulit, sih. Pada umumnya, versi "director's cut" selalu superior dibanding cut lainnya, baik itu memang versi yang dirilis untuk bioskop ataupun "extended cut" abal-abal seperti yang dijelaskan di atas.

Tapi ada kalanya di mana versi "extended cut" bisa lebih menarik dibandingkan versi aslinya, bisa jadi adegan-adegan yang ditambahkan itu bisa menutup lubang-lubang cerita yang ada di versi sebelumnya atau bahkan mengubah opini kita terhadap filmnya.

Pada akhirnya, semua tergantung preferensi penonton saja. Bila ada pihak yang ingin disalahkan, sebaiknya kita menarik kerah baju petinggi-petinggi studio yang sering ikut campur urusan produksi sambil meneriakkan: "Nonton aja kok repot!?"

Diedit oleh Doni Jaelani