TUTUP

Diam, Mencekam, tapi Gila dan Brutal! Review Film Horor Hereditary!

Salah satu film horor paling bikin sesak nafas di tahun 2018!

Tahun 2018 membuktikan bahwa masih ada harapan untuk film-film horor atmosferik yang lebih gemar mengikis bulu kudukmu perlahan-lahan sebelum kamu tidur sepulang dari bioskop!

Film kali ini adalah Hereditary, sebuah karya debut sutradara muda Ari Aster yang sebelumnya memiliki filmografi film-film drama pendek di resume-nya. Film ini diproduksi oleh Palmstar Media oleh produser Kevin Scott Frakes yang juga menaungi film seperti American Ultra sampai John Wick!

Sebuah keluarga baru saja berduka akibat kepergian sang nenek, tetapi ada yang janggal dengan Charlie (Milly Shapiro), sang anak bungsu. Masalahnya, kejanggalan sang anak hanya disadari oleh penonton, sementara hal ini sudah biasa di mata keluarga tersebut.

Di balik kehidupan yang normal itu, masing-masing anggota keluarga ini seolah menyembunyikan keluh kesah mereka yang gelap. Terang saja, harmoni keluarga ini pun runtuh seketika sebuah kejadian menimpa mereka.

Seperti yang persis disebutkan di judul, Hereditary adalah film yang diam dan mencekam, tapi langsung menginjak gas teror di saat yang benar-benar tepat! Film editor Lucian Johnston dan Jennifer Lame memastikan setiap adegan terbungkus rapi dalam menyiapkan pengalaman-pengalaman spiritual yang menegangkan selayaknya film horor!

Kengerian seperti apa yang ditawarkan oleh film horor Hereditary yang wajib kamu tonton sendirian ini? Halaman sebelah jawabannya!

Sekali lagi, tidak sembarang kaget. Apa kamu benci dengan build up yang nilainya seketika menjadi ampas setelah kejutannya muncul?

Jangan khawatir! Ari Aster bersama sinematografer Pawel Pogorzelski bersama menjaga bingkai kamera mereka untuk tidak lari ke sana kemari, apalagi dengan pergantian momen ke momen yang terus menerus memanggil kita untuk mengingat kembali apa yang terjadi sedari setengah jam yang lalu!

Bahkan kemunculan dari horor yang akan datang itu justru jadi semakin seram karena kita sudah tau mereka akan datang, tapi tak bisa kita hindari!

Lantas, apakah kisah ini lantas memberikan momen-momen lega sebelum dikagetkan dari satu set adegan ke set adegan selanjutnya?

Masalahnya, pengalaman menonton film ini lebih terlihat sebagai marathon yang membunuh keberanianmu pelan-pelan dengan lingkungan yang klaustrofobik, menanti monster dari luar bingkai menyerang siapa saja yang lengah, bahkan penontonnya sendiri!

Tidak puas sampai di situ saja, Wen Hsuan Tseng sebagai foley editor dan komposer Colin Stetson memadukan musik dan bunyi-bunyian yang mengusik batin tanpa henti sampai akhir film!

Sejatinya paket ini juga didasari oleh kepenulisan Ari Aster dalam dialog dan cerita karangannya yang menciptakan konflik keluarga yang ditutup mati-matian, tapi cepat atau lambat akan meledak seperti bom waktu!

Penjiwaan yang tepat sasaran dalam nuansa mengusik ini dicapai oleh Gabriel Byrne sebagai sang ayah yang seolah cemas tanpa sebab, Toni Collette yang menjadi si ibu di akhir kewarasannya, Milly Shapiro yang menjadi si anak bungsu serba misterius sampai Alex Wolff yang justru menjadi tokoh paling polos dalam film ini!

Dengan segala impresi atas film ini, nilai seperti apakah yang pantas disematkan untuk film horor Hereditary? Temukan jawabannya di halaman terakhir!

Rasanya sudah jelas kalau Hereditary bukan film horor biasa yang mencengkeram erat-erat penontonnya sebelum meninju dengan jump scare keras. Tidaklah berlebihan kalau 9/10 disematkan sebagai nilai mutlak film ini.

Tapi melampaui skripnya yang menggigit, ketika menjadi sebuah paket film horor Hereditary menghantarkan trauma keluarga tersebut dari akting yang sangat meyakinkan di dalam bingkai sempit yang lebih gemar diam menonton penderitaan kita yang hanyut menonton film ini!

Kamu penakut stadium akhir, mengantuk di film Conjuring, atau susah tidur saat menonton Pengabdi Setan. Film horor Hereditary bukanlah film horor serba kaget.


Diedit oleh Doni Jaelani