Cuaca Panas, Makan Es Krim Bikin Puas, Apalagi Jika Itu Ice Cream Sandwich! (Part 2)
Selain update besar, Android Ice Cream Sandwich dipercaya menjadi solusi bagi Android yang tersegmentasi menjadi dua kubu, yaitu tablet (Honeycomb) dan smartphone (Gingerbread). Dengan menggabungkan keunggulan dua varian Android tersebut, developer pun tak perlu bingung dengan kendala konversi serta konfigurasi hardware.
Melanjutkan ulasan kami mengenai Ice Cream Sandwich (ICS) beberapa waktu lalu, dan separuh itu saja cukup membuat sebagian dari kami kagum dengan pengembangan yang diberikan Google untuk ICS. Android menjadi lebih mature, terutama isu yang selama ini sering dijadikan bahan tuduhan mengenai kompatibilitas tablet dan smartphone, hingga peningkatan kinerja yang signifikan di bagian javascript. Solusi Google kali ini jelas membuat developer software tidak lagi bingung. Satu usaha untuk dua platform. Kami juga suka dengan banyaknya fitur Honeycomb yang berhasil dimampatkan ke layar smartphone. Demikia Gingerbread menjadi lebih fungsional, dengan lock screen baru, aplikasi kamera dengan fungsi yang lengkap, notification baru, serta ability untuk mengambil screenshot, bahkan hardware acceleration selama kita melakukan navigasi di atas antar mukanya, jelas membuat pengalaman mengendalikan ICS menjadi lebih leluasa. Walaupun kami sendiri masih ragu, apakah ICS dengan begitu banyak fitur ini bisa dikatakan user friendly dibandingkan iOS atau Windows Phone 7 yang tetap menjadi "idola" di kalangan pengguna casual karena kemudahan penggunaan, dan standarisasi kebutuhan resource hardware. Dan memang untuk penggunaan sehari-hari, belum tentu semuanya dimaksimalkan. Namun tetap saja fitur baru berikut ini banyak yang menunggu. Berikut ini sisa highlight Android versi 4.0 ICS tersebut. Dan sekarang tinggal bersabar dan berharap para produsen smartphone seperti Sony Ericsson, LG, Samsung, HTC dan bahkan Huawei yang lineup-nya bertebaran bebas di Indonesia, bisa segera memanjakan konsumen loyal mereka dengan update ICS.
[/caption]
[/caption]
Dimulai dengan aplikasi Contacts standar dalam ICS, yang kini juga mendapat overhaul desain, sekaligus berganti nama menjadi People. Bisa jadi karena Contacts terasa begitu umum, namun Google juga merubah banyak tampilan dan nuansanya - jelas karena kini warna dominan berubah lebih biru, dan font-nya pun juga beda. Begitu masuk, terasa kesan dinamis dan lebih sosial. Jika dulu kamu hanya disuguhi nomor-nomor penting saja, kini begitu kamu sentuh nama seseorang, langsung menunjukkan koneksi temanmu dengan account GTalk, serta apa status mereka di sana. [/caption] Berhubungan dengan contact adalah aplikasi Messaging. Dan karena ICS ini sendiri merupakan perpaduan dengan Gingerbread yang memang maksimal untuk smartphone interface-nya, maka interface aplikasi message tidak mengesankan ada perubahan. Keyboard-nya juga sama seperti yang kamu temui pada Gingerbread. [/caption] Fitur lain yang makin mantab adalah Speech-to-text, yang kini memberimu opsi bicara selama mungkin selama kamu masih bisa bernafas, dan aplikasi tersebut bakal terus merekam apa yang kamu katakan, dan merubahnya menjadi tulisan. Setelah kamu selesai, voice engine (biasanya harus di-download dulu) otomatis menggarisbawahi kata yang yang menurut analisanya salah diucapkan, sehingga kamu bisa memperbaikinya jika perlu. [/caption] Dan yang juga banyak digembar-gemborkan, aplikasi Gmail menjadi lebih intuitif serta mudah digunakan - sebagaimana tampilan Gmail di browser. Kini terasa lebih ramping dan semua yang penting bisa diakses mudah, tanpa banyak pernak-pernik mengganggu. Saat menuliskan nama di kolom to (atau siapa yang akan kamu kirimi email), saran yang muncul (dari daftar contact-mu tentunya) bukan sekadar nama saja, melainkan juga ada fotonya di sebelah nama contact tersebut. Kamu juga bisa mengatur isi dari "quick response" dan menggunakannya ketika kamu meng-compose email. Jika kamu banyak mengorganisir email berdasarkan folder, kamu juga mendapat opsi untuk mensinkronisasi subfolders tersebut, jika menggunakan konfigurasi IMAP dan Exchange email. Kemudian berkat fitur yang memungkinkanmu mengatur besar widget di homescreen, widget aplikasi Gmail ini pun juga bisa mudah kamu atur ukurannya, dan berapa banyak email yang tertera di dalamnya. [/caption] Ketika saya melihat hasil benchmark iPhone 4S yang mengagumkan, terutama yang menguji kemampuan browsernya, ternyata hasilnya tidak terpaut jauh dibandingkan Honeycomb. Dan dengan ICS ini yang mengintegrasikan kemampuan tablet ke dalam smartphone, maka bisa dipastikan hasilnya pun sekencang iOS 5 dalam aktifitas merender web memanfaatkan javascript. Dan seperti yang diduga sebelumnya, kemampuan web browser ICS pun kini makin gesit dibandingkan sebelumnya. Beberapa fitur baru pun ditambahkan, seperti sinkronisasi dengan bookmarks yang sudah kamu miliki pada Google Chrome (seperti fungsi Opera Sync), serta adanya mode incognito yang menjamin keamanan, dimana history selama browsing tidak disimpan. [/caption] Perubahan lain untuk web browsernya adalah adanya opsi yang memungkinkanmu untuk melihat full version sebuah website, bukanya versi yang dioptimalkan untuk mobile. Pada Gingerbread kamu tidak mendapat fungsi tersebut, kecuali meng-install Opera Mobile. Browser ICS kini juga bisa menyimpan halaman web untuk bisa kamu lihat nanti secara offline. Satu fitur yang sangat saya sukai dari browser Opera Mobile, dan syukurlah kini Google memasukkannya ke dalam browser ICS. [/caption] Untuk aplikasi kamera, dalam ICS kamu dapatkan antar muka baru, serta fitur seperti continuous focus (fokus otomatis terus menerus pada obyek yang sama), sentuh obyek untuk aktifkan fokus (tap to focus), deteksi wajah obyek foto (face detection), stabilisasi gambar ketika memotret dalam keadaan tangan/obyek bergerak (image stabilization) dan juga mode panorama. Kemudian bagi yang suka memotret gaya burst dan memilih foto terbaik, kini ada opsi yang bukan burst shot, yaitu zero shutter lag exposure, yang mengurangi waktu dari satu proses shot ke shot berikutnya. [/caption] Opsi video recorder pun mendapat fitur tambahan, seperti continuous focus ketika merekam video, kemampuan untuk zoom dan mengambil snapshot (foto/screenshot) sembari merekam, serta fitur time lapse baru. Image stabilization pun juga bekerja dengan baik selama kamu merekam video. [/caption] Dan sebagai bonus, berikut ini highlight fitur ICS yang ditampilkan melalui kaca sebuah Galaxy Nexus. Jadi makin pengen nih. Namun jika kamu berharap ICS, tidak perlu ganti Droid kok. Asal spesifikasi mumpuni, dengan prosesor setidaknya sudah ARMv7, ROM minimal 1GB, dan RAM minimal 512 MB, seharusnya cukup untuk menjalankan ICS - tentu saja jika produsen Droid-nya mau memberikan update ICS versi mereka. Jika tidak, ayo kita rame-rame mencari custom ROM-nya saja... hehe!