TUTUP

Apple iPhone 5, An Image of Yester-Year Technology

Menilai konferensi press Apple iPhone 5 dari sudut pandang yang berbeda... Sekadar opini pribadi penulis atas peluncuran iPhone 5, yang jauh dari kata WOW.... !

Mengutip salah satu kalimat dalam presentasinya Tim Cook...  “This is unlike anything we or anyone else in our industry has made before, yang diucapkan selama peluncuran iPhone 5 kemarin, kita kembali teringat dengan perang paten yang memuncak akhir Agustus 2012 lalu. Dan kita semua juga tahu, tindakan Apple bisa dikatakan kekanakan, menuntut pihak lain karena mendesain smartphone yang mirip dengan produk mereka, atau bahkan fitur slide-to-unlock yang bisa diadopsi dengan mudah oleh pengembang aplikasi launcher mana pun, akhirnya juga diklaim milik mereka. Dan kalimat Tim Cook bahwa iPhone 5 tersebut menjadi wujud sesuatu yang tidak pernah terlihat di industri smartphone, kembali menunjuk pada kebiasaan Apple yang selalu mengklaim bahwa apa yang sebenarnya sudah eksis di dunia adalah menjadi milik mereka. Ada layar 4-inchi, kamera 8-megapixel dengan kemampuan HD 1080p, kamera sekunder yang juga HD, prosesor A6 yang diklaim dua kali lebih cepat dari Apple A5X. Beberapa poin unggulan yang mereka iklaim sebagai yang pertama tersebut sudah sangat sering kita temui di dunia Android, bukan? Dimulai dengan klaim the world’s thinnest smartphone yang juga diucapkan dalam salah satu bagian presentasi. Mungkin bagi mereka itu hanya berlaku di lokasi konferensi pers itu saja, karena kita juga tahu bahwa masih ada smartphone tipis lainnya di luar sana. Sebut saja Huawei Ascend P1s yang ketebalannya hanya 6.7mm dan bakal segera dirilis akhir tahun ini (yang masuk Indonesia masih varian Ascend P1 biasa, yang ketebalannya 7.7mm). Atau, yang baru saja dikonfirmasikan juga, Oppo Finder ketebalannya hanya 6.65mm, jelas lebih tipis dari iPhone 5 dengan tebal 7.6mm. Dan tentu saja penulis tidak akan melupakan Droid yang saat ini menemani sepanjang waktu, Motorola Droid RAZR XT910, yang ketebalannya pun hanya 7.1mm -- di bagian tertipisnya. Bahkan Galaxy S III yang ketebalannya 8.6mm pun kami rasa tidak akan terlihat perbedaannya jika dibandingkan langsung dengan iPhone 5. Optimus Black, berlayar 4-inchi, dan masih terlihat cakep (bukan model yang membawanya lho ya!) walaupun usianya sudah lebih dari setahun...[/caption] Menyinggung ukuran layar, Tim Cook mengatakan The new screen on iPhone 5 is a 4-inch display. Yup, sebagaimana presentasi mereka sebelumnya, ukuran layar yang sudah sangat jamak di ranah smartphone tersebut tetap menjadi satu poin yang dianggap membanggakan. Memang unik, jika kita menyinggung aspect ratio-nya yang begitu lega secara horizontal, namun tetap itu sebuah layar 4-inchi. Samsung Galaxy S yang sudah dirilis Juni 2010 lalu menggunakan ukuran tersebut, dan saat ini masih banyak diburu di Indonesia sebagai salah satu Android yang worthed karena harganya. Dan masih banyak smartphone lainnya yang menggunakan layar 4-inchi, kemudian mereka juga tetap terlihat cantik -- penulis sendiri masih menganggap LG Optimus Black yang eksis mulai Mei 2011 lalu, berlayar iPS yang sangat terang (disebut sebagai Nova), berbidang 4-inchi, desainnya lebih "cakep" daripada iPhone 5. Lanjut ke halaman 2... Saya sendiri heran, kenapa Apple tidak langsung saja mengajukan bidang yang lebih besar saja jika memang mereka mau memperbesar ukuran layarnya. Karena saat ini trend mengarah ke bidang yang lapang, sehingga membuat pengguna makin puas berinteraksi dengan antar mukanya. Saya punya beberapa teman wanita, yang telapak tangannya tidak sebesar pria (bahkan pria bule), tetap nyaman kok menggunakan Galaxy Note dengan layar 5.3-inchi. Lantas bagaimana Apple bisa memutuskan bahwa mereka menghindari ukuran yang lebih lebar karena itu tidak nyaman bagi penggunaan satu tangan? Yang ada selama saya (dan beberapa teman lain) menggunakan iPhone, mengetik menggunakan keyboard-nya (yang stuck tidak bisa digonta - ganti itu), dipaksa menggunakan dua tangan (dua jempol tepatnya) jika ingin mengetik lebih cepat.   Dan seharusnya dengan mengajukan layar 4-inchi, Apple malah terkena bumerang mereka sendiri, bisa merasakan seperti apa itu "fragmentation" yang sebelumnya pernah dijadikan senjata untuk menyerang Android pra-Ice Cream Sandwich, yang memang ada batasan antara smartphone dan tablet karena perbedaan ukuran layarnya. Sepertinya Apple (melalui Tim Cook tentunya) lupa, bahwa mereka pernah mengatakan seperti ini Mei 2012 lalu:

“One thing is that we’re not fragmented. Look at the percentage of users who upgraded to iOS 5. We have one App Store. We have one phone with one screen size, one resolutionSo it’s pretty simple if you’re a developer.” Sumber: ZDnet
Namun Tim Cook juga mengajukan kelebihan iPhone 5 ini, mampu mendeteksi window aplikasi, yang dikembangkan berdasar ukuran layar lama iPhone, dan di sini menampilkannya dalam tampilan letter-boxing sehingga sisa space-nya akan tetap terlihat hitam. Hebat ya, jadi aplikasi lama tidak mungkin langsung merenggang? Akhirnya developer aplikasi iPhone 5 harus melakukan kerja tambahan untuk membuat aplikasi mereka kompatibel dengan iPhone 5... !! Nah, itu yang bisa kita sebut sebagai sebuah fragmentation modern, dimana Android sendiri sudah berhasil memberi solusinya melalui Android 4.0 Ice Cream Sandwich, yang menjembatani antara aplikasi yang seharusnya dikembangkan untuk tablet ber-Android 3,0 Honeycomb saja, agar bisa berjalan dengan baik di Android 4.0. Apple pun seakan senang ketika mengkonfirmasikan jika iPhone 5 kini bisa menampilkan ikon hingga 5 baris di homescreen-nya, sebuah lompatan besar mengingat memang homescreen iOS yang memang terlalu kaku. Stock launcher Android yang sudah eksis bertahun lalu bisa melakukan hal tersebut. Dan jika bosan, ada lusinan pilihan launcher di Google Play Store yang bisa memberi barisan ikon lebih dari lima, tanpa harus memaksa kita membeli smartphone baru. Kemudian fitur lain yang tak kalah membanggakan adalah koneksi HSPA+, DC-HSDPA, serta LTE. Kembali jika kita mencari smartphone ber-LTE, Android punya lusinan kontestan yang bebas dipilih dengan harga mulai $99. Teknologi itu pun sudah diterapkan di Android sejak awal tahun lalu, mulai dengan Samsung Galaxy Indulge menjadi yang pertama, dan kemudian  HTC Thunderbolt. Lanjut ke halaman 3... Iseng capture app drawer Motorola RAZR, default-nya ternyata memang bisa menampung 5 baris ikon lho... dan di sebelah kanan ketika menggunakan launcher pihak ketiga Nova, bisa sampai 6 baris juga tuh...[/caption] Dan kejutan, menurut Thomson Reuters, memang porsi terbesar atas paten teknologi LTE masih dipegang Nokia dengan jatah 18.9%. Namun Samsung sendiri juga memiliki jatah yang tidak kalah besar, mencapai 12% atas paten LTE dunia -- bisa kamu download dari sini datanya. Sementara vendor seperti HTC pun juga memiliki paten mereka sendiri atas LTE. Tidak heran jika seandainya iPhone 5 dirilis nanti, kita bakal mendengar Samsung menyerang balik Apple atas penggunaan teknologi LTE di iPhone 5, seperti sempat diberitakan melalui Korea Times. Tunggu dulu, bukankah new iPad juga sudah mengadopsi LTE? Bisa jadi keputusan Samsung menunggu dan memilih "menyerang" ketika LTE dibenamkan ke dalam iPhone 5 adalah karena memang porsi terbesar peredaran iOS dunia masih tetap dipegang oleh iPhone. Bayangkan jika Apple mengajukan gugatan di semua negara yang sudah menjalankan LTE, dan mungkin dimenangkan, dan iPhone pun di-banned di sana? Detail diagram penguasaan paten LTE dunia.[/caption] Tak ketinggalan, prosesor yang digunakan Apple untuk setiap iOS-nya selalu menjadi satu poin menarik lainnya. Dan Apple A6 yang pertama kali terungkap selama event 12 September kemarin juga diklaim dua kali lebih cepat dari Apple A5. Dan seperti yang kita jelaskan sebelumnya, ada empat core di sana. Chipset A6 yang mereka gunakan kembali dianggap sebagai revolusioner oleh Apple... Sepertinya mereka melupakan nVidia dengan Tegra 3 yang pertama kali terwujud di dalam tubuh HTC One X. Demikian juga Samsung dengan Galaxy S III, atau LG dengan Optimus 4X HD, dan banyak smartphone lain di luar sana yang sudah lebih dulu mengajukan chipset quad-core mulai kuartal pertama 2012 ini. Mode Panorama juga sudah biasa di smartphone Windows Phone atau Symbian. Di atas, antar muka mode panorama di WP7 di sebelah kiri, dan kanan untuk Nokia N8.[/caption] Kemarin kami mengulas mengenai kamera iPhone 5 yang juga sering disebut sebagai fitur unggulannya. Kamera 8-megapixel tersebut sebenarnya sudah menjadi standar di dunia smartphone sejak HTC pertama kali merilis HTC Evo 4G pertengahan 2010 silam. Memang benar semuanya tidak bergantung dari megapixel tinggi saja... kualitas sensor, filter gambar, ISP dan juga software yang mendukungnya juga berpengaruh. Namun seiring berkembangannya teknologi, smartphone lain di awal tahun ini saja sudah memberikan hasil 8-megapixel yang tidak kalah dibandingkan tipikal kamera point-and-shoot. Apalagi ketika kami mendengar pada salah satu bagian presentasi iPhone 5, But perhaps the most amazing new feature in the iPhone 5 is called panorama. Yup, fitur jadul (sejadul - jadulnya sebuah smartphone) yang sudah kita dapatkan dari smartphone yang eksis bertahun lalu tersebut menjadi satu fitur paling "amazing" di kamera iPhone 5. Well, akan tetap amazing jika kita selama ini hanya hidup di tengah ekosistemnya Apple, karena memang semua iPhone sebelumnya tidak mampu melakukan mode pemotretan panorama secara default. Apalagi kamera sekunder yang berkualitas HD? Duh, Galaxy S II yang sudah waktunya pensiun saja bisa melakukannya sejak Mei 2011 lalu... !! Lanjut ke halaman 4... Cukup itu sajakah "inovasi" Apple untuk iPhone 5? Belum, masih ada aplikasi Maps baru yang juga dianggap sebagai "the best new things" dalam iOS. Mereka mengajukan fitur seperti banyak points-of-interest, voice navigation, 3D flyover, tampilan landscape dan  portrait. Hmmm, semua itu sudah bisa dinikmati pengguna Google Maps-nya Android sejak lama. Dan sinkronisasi tab iCloud dalam Safari itu pun, yang menghubungkan semua data Safari antara smartphone dan desktop, sepertinya sudah sering kita gunakan di Chrome-nya Google, ya... Apalagi fitur sinkronisasi tab itu pun juga fitur jadul yang ditawarkan banyak browser mobile seperti Dolphin! Entah berpaa kali ulah ini mereka lakukan, selalu dan selalu fungsi sederhana yang sudah kita dapatkan sejak lama di smartphone lain, dianggap sebuah fitur yang revolusioner, atau bahkan diklaim merekalah yang pertama melakukannya ketika mengkonfirmasikan gadget baru. Ironis bukan, semua yang diunggulkan sebagai fitur iPhone 5 tersebut sebenarnya berita lama yang didaur ulang kembali. Itulah yang membuat peluncuran iPhone 5 kemarin jauh dari kata WOW... karena memang mayoritas fiturnya sudah ada di Android -- atau smartphone dari OS lainnya. Bahkan near-field communication NFC yang kian menjadi standar komunikasi, yang bisa jadi nantinya bakal menggantikan peran Bluetooth, malah absen di sana. Ironis sekali ya, justru dunia lebih berpaling pada tingkah mereka di tengah ruang pengadilan menuntut rivalnya dengan tuduhan "mencuri" bentuk persegi panjang, dan selama konferensi pers kemarin malah bicara banyak dari sedikit fitur yang sudah dimiliki rivalnya, namun kembali mereka menganggapnya sebagai inovasi terbaik tahun ini. Lha terus bagaimana, apakah gue harus bilang WAW gitu... hehe!