Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memanggil Telkomsel terkait tarif data internet di kawasan Indonesia bagian Timur yang terlalu mahal. Selain berhadapan dengan BRTI, Telkomsel pun harus menjelaskannya di hadapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Anggota BRTI, Rolly Rochmad Purnomo, mengatakan permasalahan tarif yang dipatok oleh operator yang identik dengan warna merah itu di kawasan Indonesia bagian timur sedang didiskuskan. Disebutkannya, salah satu opsi dari penyelesaiannya dengan memanfaatkan dana Universal Service Obligation (USO). "Namun, penggunaan dana USO ini belum tentu bisa digunakan sebagai cara dalam mensubsidi tarif operator yang kemahalan," ujar dia Kementerian Kominfo, Selasa, 28 Juli 2015. Pemanggilan Telkomsel ini bisa jadi dipicu oleh sebuah petisi di situs Change.org. Petisi yang bertajuk "Internet Untuk Rakyat: Save @Telkomsel @KemenBUMN @kemkominfo" ini memang cukup ramai beredari di jejaring sosial. Hingga hari ini 30 Juli 2015, sudah ada 10.897 orang yang menandatangani petisi ini dari total target 15000. Petisi yang dibuat oleh Djali Gafur ini mengeluhkan metode pembagian tarif yang dilakukan Telkomsel menjadi 12 Zona.
Pembagian zona ini, menurut Djali Gafur membuat pelanggan di Indonesia Timur mulai teriak. Karena seperti diketahui, tiap zona yang dipilah oleh Telkomsel itu berbeda harga satu sama lainnya. Tentu saja, misal, zona 1 yang dihuni kawasan Pulau Jawa lebih murah ketimbang di zona 12 yang merupakan daerah di Papua Barat. [read_more link="https://static.duniaku.net/2015/07/Telkomsel-Tarif2.jpg">
Menanggapi berita ini, beberapa netizen ikut menyuarakan pendapatnya. Beberapa bahkan menyatakan, meski berada di Zona 1 tarif yang di patok Telkomsel bisa dibilang cukup mahal. Apalagi jika dibandingkan dengan operator lain. Hal ini juga sempat turut memicu seorang pengguna facebook, membuat sebuah fanpage bernama Telkomsel itu MAHAL! . Meski terakhir kali aktif pada 2014 yang lalu, masih banyak orang yang turut menuangkan curhat nya di fanpage tersebut hingga juli tahun ini. Nah, bagaimana menurut kalian? Apakah Telkomsel memang harus menurunkan harga meski berdampak pada kualitas, atau tidak apa-apa Telkomsel mematok harga mahal asal kualitas baik? Tuliskan komentar kalian ya.
Dikutip dari berbagai sumber berita.