10 Foto yang Menjadi Saksi Indonesia Berdaulat
Perjuangan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui perang dan konfrontasi fisik lainnya, namun juga diplomasi ulet dan tidak pantang menyerah yang dilakukan oleh diplomat ulung kita. Di dalam artikel ini disajikan 10 foto beserta penjelasan yang menjadi saksi perjuangan diplomatik Indonesia sebagai negara berdaulat dan berpengaruh dalam politik dunia.
Perjuangan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui perang dan konfrontasi fisik lainnya, namun juga diplomasi ulet dan tidak pantang menyerah yang dilakukan oleh diplomat ulung kita. Di dalam artikel ini disajikan 10 foto beserta penjelasan yang menjadi saksi perjuangan diplomatik Indonesia sebagai negara berdaulat dan berpengaruh dalam politik dunia.
#10 Perjanjian Linggarjati
[/caption]
Lokasi : Istana Merdeka
Dalam Foto : Sutan Sjahrir (kiri), Prof Schermerhorn
Deskripsi : Penandatanganan Perjanjian Linggarjati yang dilakukan di Istana Merdeka Jakarta 15 November 1946
Hasil Perundingan :
- Pengakuan Kedulatan Indonesia pada Jawa, Sumatera dan Madura
- Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia pada 1949
- Indonesia dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat yang tergabung dalam persemakmuran Indonesia-Belanda dibawah raja/ratu belanda
# 9 Perjanjian Renville
[/caption]
Lokasi : USS Renville
Dalam Foto : PM Amir Syariffudin (kanan), KH Agus Salim (kiri)
Deskripsi : Pembacaan Pidato pada kapal perang Renville, Tanjung Priok 17 Januari 1948
Hasil perundingan :
- Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
- Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
- TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta
# 8 Perjanjian Roem – Von Roijen
[/caption]
Lokasi : Hotel Des Indes ( Jakarta )
Dalam Foto : Delegasi Indonesia yang dipimpin Muhammad Roem dan Von-Roijen yang merupakan menlu belanda
Deskripsi : Perundingan Roem Royen yang dilakukan pada tahun 1949 sebagai prekursor dari konferensi meja bundar
Hasil perundingan :
- Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
- Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
- Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
- Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang
- Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan keputusan:
- Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat sesuai perjanjian Renville pada 1948
- Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan persamaan hak
- Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada Indonesia
# 7 Konferensi Meja Bundar
[/caption]
Lokasi : Den Haag, Belanda
Di Dalam Foto : Delegasi Indonesia, Belanda dan PBB
Deskripsi : Perundingan final antara Indonesia dan Belanda menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda
Hasil perjanjian :
- Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serahterima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
- Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala negara
- Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat
#6 Penyerahan Surat Surat Kepercayaan Kedaulatan
[/caption]
Lokasi : Istana Merdeka, Jakarta
Dalam Foto : Presiden Indonesia, Komisaris tinggi Belanda, Graaf Van Bylandt
Deskripsi : Komisaris tinggi Belanda, Graaf Van Bylandt menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Presiden Soekarno setelah pengakuan kedaulatan RI, 17 Januari 1950.
#5 Keikutsertaan Indonesia pertama kali di Sidang PBB
[/caption]
Lokasi : New York, Gedung PBB
Dalam Foto : LN. Palar dan Delegasi Indonesia
Deskripsi : Delegasi RI dipimpin Dubes L.N. Palar untuk pertama kali di ruang Sidang Majelis Umum PBB, New York, 28 September 1950.
# 4 Pengibaran Sang Saka Merah Putih di Gedung PBB
[/caption]
Lokasi : Lake Success, Markas Besar PBB
Dalam Foto : L.N Palar beserta delegasi dan Wakil PBB
Deskripsi : Pengibaran sang merah putih di Markas Besar PBB di Lake Success, setelah keanggotaan Republik Indonesia diresmikan oleh Majelis Umum PBB pada 28 September 1950.
# 3 Konferensi Tingkat Menteri 1950
[/caption]
Lokasi : Den Haag
Dalam Foto : Rombongan Indonesia dimpimpin Menlu Moh Roem
Deskripsi : Perundingan Tingkat menteri mengenai pengembalian Irian barat ke Pangkuan Ibu Pertiwi, perundingan lanjutan dilakukan juga pada tahun 1952 dan 1954 dan belum berhasil.
# 2 Konferensi Asia Afrika
[/caption]
Lokasi : Bandung, Indonesia
Dalam Foto : Soekarno, Delegasi Negara Asia dan Afrika
Deskripsi : Presiden Soekarno membuka Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 18 April 1955. KAA, 18 - 24 April 1955, merupakan peristiwa sangat bersejarah dalam politik luar negeri Indonesia dan menjadi prekursor gerakan Non Blok
# 1 KTT Gerakan Non Blok
[/caption]
Lokasi : Beograd Yugoslavia
Dalam Foto : Delegasi Negara Asia dan Afrika
Deskripsi : KTT ke 1 1 - 6 September 1961. Delegasi RI dipimpin Presiden Soekarno.
next : bonus
#Bonus : Bergabungnya Papua kedalam Ibu pertiwi
Lokasi : Mabes UNTEA
Dalam Foto : Dr Djalal Abdoh Inspektur Upacara, Pasukan TNI, Pakistan dan Peacekeeping Mission PBB
Deskripsi : Bendera PBB dan bendera Indonesia dinaikkan di New Guinea (Irian Jaya) di kediaman administrator UNTEA
*sumber foto : kemenlu.go.id