[Kuliah Om Jas] Alur Cerita Game Single Player
Cerita/Narasi adalah sebuah jenis representasi dasar bagi kesadaran manusia, jadi sebuah pengalaman dapat (dan akan) menjadi sebuah cerita. Jadi, kalau kita mau merancang sebuah game, pertanyaan penting yang harus kita jawab yaitu kapan, bagaimana dan sampai sejauh mana perancang game mengendalikan cerita tersebut?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Halo semua, kembali lagi dalam kuliah Om Jas yang kini akan membahas soal cerita game. Materi ini juga merupakan permintaan dari sahabat Om Jas, yaitu om Harbowoputra. Nah, tentunya kita pernah memainkan game yang memiliki kisah atau cerita yang unik bukan? Cerita/Narasi adalah sebuah jenis representasi dasar bagi kesadaran manusia, jadi sebuah pengalaman dapat (dan akan) menjadi sebuah cerita. Jadi, kalau kita mau merancang sebuah game, pertanyaan penting yang harus kita jawab yaitu kapan, bagaimana dan sampai sejauh mana perancang game mengendalikan cerita tersebut? Karena tidak bisa dipungkiri, game tetaplah sebuah sistem interaktif yang memungkinkan membuat sang pemain memiliki pengalamannya sendiri. Nah yang akan kita bahas adalah penerapan alur cerita game single player.
Coba sebutkan deh, game-game single player yang memiliki kisah yang sampai sekarang ada masih kita ingat. Mungkin sebagian besar orang akan menyebutkan game seperti Final Fantasy, Suikoden, Star Ocean, Tales of series, Tekken, Mortal Kombat, God of War, Assassin Creed, Halo, Mass Effect dan masih banyak game-game lain yang memang memiliki kisah yang menarik terlepas dari genre apapun game tersebut. Cerita dalam game biasanya ditampilkan dalam bentuk dialog antar karakter baik dengan voice actor maupun hanya tulisan, cinematic cut-scene, tulisan berjalan, atau bahkan cutscene tanpa dialog.
Kita perlu tahu dulu, sebenarnya apa keuntungan membuat game yang memiliki cerita. Pertama adalah menambahkan drama dalam aksi pemain, jadi game tersebut akan selalu diingat dan memiliki makna ketika mampu mengendalikan emosi pemainnya melalui aksi drama yang menarik dan sangat menyentuh, contoh-contoh drama yang sering muncul dalam cerita game adalah semacam ini: “Jika tidak sampai tepat waktu, maka dunia akan hancur” atau “Gadis itu sebenarnya gadis yang baik, namun dia menjadi jahat karena semenjak seseorang membantai keluarganya di depan matanya".
Hal lain yang menjadi keuntungan cerita adalah memberi bobot pada pilihan pemain, jadi pemain memilih untuk menang atau kalah ada konsekuensi dalam game yang akan ia terima, misal “Aku harus bertarung dengan benar, demi mendapatkan promosi jabatan SOFRA dan bisa membanggakan diri di depan si kembar yang menyebalkan itu” – Millia Melody (Eternal Grace) – atau “Jalan mana yang harus kupilih untuk melepaskan Farah dari Vizier?” – The Prince (Prince of Persia: Two Thrones) – Jadi pilihan masih di tangan pemain, mau bertarung dengan benar atau memilih salah satu jalan. Tiap pilihan pasti memiliki konsekuensi tertentu, untuk itu kita perlu tahu soal Alur.
Alur atau plot adalah jalan cerita, jadi dari awal mula menuju ke akhir cerita, perlu dituntun oleh alur ini, sehingga apa yang dikisahkan atau hal yang mau disampaikan dapat tercapai. Pada dunia sastra alur ada 3 macam, yaitu alur maju, mundur dan campuran (maju dan mundur), kita dapat . Namun kita perlu tahu alur-alur cerita macam apa saja yang biasanya muncul di dalam game, walaupun sebenarnya mengacu juga dari 3 macam alur tersebut. Jangan lupa untuk memberi komentar mengenai contoh game yang punya alur cerita yang akan Om Jas sampaikan ya, agar kuliah kita makin seru.
1. Pohon Neraka (Tree of Hell)
Alur ini memaksa perancang game membuat alur kisah yang berbeda pada setiap pilihan pemain. Model seperti ini sangat disukai pemain dan menyebabkan game memiliki replayability sangat tinggi. Sederhananya, perancang game harus membuat 16 scene untuk 4 macam pilihan (S = 2 pangkat d), jadi bayangkan saja berapa macam kisah yang harus dibuat perancang game apabila dalam game ada 64 pilihan? Maka itu alur macam ini sangat menyulitkan perancang game. Sebagai contoh pada Star Ocean pertama yang memiliki ratusan ending, atau game-game visual novel.
2. Jebakan Kematian (Death Trap)
Alur macam ini memang memilili banyak pilihan, namun hanya satu membawa pemain melanjutkan game. Beberapa pilihan langsung menyebabkan game over (berujung kematian atau ending instan). Beberapa pilihan malah membuat pemain kembali ke scene sebelumnya. Jadi model alur ini sebenarnya hanya ada beberapa cabang cerita, sehingga tidak terlalu menyusahkan pengembang game, karena secara tidak langsung membatasi pilihan. Game yang memiliki alur semacam ini Star Ocean 2: Another Story.
3. Jam Pasir (Hourglass)
Alur ini menawarkan banyak pilihan dalam satu waktu, tapi pada suatu saat akan menghasilkan satu scene yang sama. Pada saat melakukan pilihan, maka akan menghadapi kisah yang berbeda, namun pada akhirnya sama saja endingnya. Namun bisa juga alur ini memiliki ending yang lebih dari 1 yaitu saat pemain harus memilih untuk yang terakhir kalinya. Hal ini sangat menambah nilai replayability pada game. Om Jas pernah main game jaman 16 bit berjudul Golden Axe 3, di mana kadang ada cabang yang menyebabkan kisah berubah dan boss yang berbeda, namun pada akhirnya kembali lagi ketemu boss yang sama di stage berikutnya.
4. Urutkan Sendiri Dunia-duniaku (Arrange My Own Worlds)
Dalam alur ini, pemain bebas memilih mau mengikuti kisah dunia yang mana duluan, setiap dunia memiliki cerita sendiri-sendiri, namun pada akhirnya semua menuju ke satu dunia terakhir. Game semacam ini perlu kreativitas perancang game untuk dapat membuat dunia yang seolah bersambungan, walaupun berdiri sendiri-sendiri ceritanya, biasanya cerita sebenarnya muncul di antara pilihan antara dunia satu dengan dunia lainnya. Contoh game yang sering menggunakan alur ini adalah Seri Megaman (Rockman) dan seri Kingdom Hearts.
5. Pilih dan Ikuti (Choose and Follow)
Pada alur ini, pemain memilih salah satu dari sekian banyak karakter di awal dari sekian banyak pilihan, kemudian mengikuti jalan cerita linear karakter yang dipilihnya atau jalan cerita dari sudut pandang karakter tersebut. Kalau pemain ingin tahu cerita dari sudut pandang karakter yang lain harus mulai dari awal. Game bergenre fighting seringkali memiliki sistem alur semacam ini seperti Tekken, Dead or Alive, Mortal Kombat dan masih banyak lagi.
6. Transisi (Transition)
Dalam alur ini, sama sekali tidak ada pilihan dalam kisah. Game berjalan dengan cerita linear di mana setiap kemenangan “dihadiahi” dengan video transisi atau cutscene cerita yang terkadang bisa dilewati (skippable). Game semacam ini harus memiliki gameplay yang sangat menarik, karena bila tidak maka replayabilitynya sangat rendah, karena tidak ada pilihan lain. Game semacam Street of Rage yang merupakan game Beat'em Up banyak memiliki sistem alur semacam ini.
Demikian pemahaman sekilas mengenai cerita dalam game beserta alur-alur cerita dalam game single player, di lain waktu kita akan membahas alur cerita pada game multi player yang tentunya akan berbeda. Semoga kuliah Om Jas kali ini bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan kita semua.