Liputan Global Game Jam 2014 Surabaya, Serius Tapi Santai!
Surabaya menjadi salah satu kota yang menjadi site (tempat penyelenggaraan) Global Game Jam 2014 di Indonesia. Bagaimaan suasana Global Game Jam 2014 Surabaya? Simak liputannya di dalam!
Global Game Jam (GGJ) yang diadakan tahun ini mencatatkan sejarah tersendiri bagi developer game Indonesia. Ya, tepat pada tahun inilah untuk pertama kalinya mereka ambil bagian dalam event pengembangan game selama 48 jam non stop ini. Tidak tanggung-tanggung, tujuh kota langsung terdaftar menjadi site (tempat penyelenggaraan) GGJ, mulai dari Jakarta, Bandung, Depok, Semarang, Jogjakarta, Surabaya dan Bali. Khusus untuk Global Game Jam 2014 Surabaya sendiri, acara diselenggarakan di Hall Mojiken Studio, Jl. Kendangsari No. 51 Surabaya. Kesan pertama yang timbul dari pelaksanaan GGJ di Surabaya ini adalah santai. Ya, para peserta di sini mengembangkan game sembari lesehan!
Ketua Panitia GGJ 2014 Surabaya, Eka Pramudita[/caption]
Global Game Jam 2014 Surabaya sendiri dimulai tepat pada pukul 15.00, diawali dengan sambutan dari ketua panitia dari regional Surabaya sekaligus ketua Game Developer Arek Suroboyo (GADAS), Eka Pramudita. Acara lantas dilanjutkan dengan sesi Tech/Art Talks yang dibawakan oleh tiga orang developer yang cukup senior di Surabaya. Pertama, ada Radik Kriolampah dan Afifudin Mahdan dari Elven Games yang memaparkan beberapa tips dan trik untuk mengembangkan game Flash menggunakan Starling dan Dragonbones. Sesi sharing kedua dilanjutkan oleh Adhicipta R. Wirawan, CEO dari Mechanimotion dan Dolanan Games yang membawakan tema "Game, Final Product or IP Promotion?".
Usai dua presentasi ini, panitia pun memberikan waktu bagi para peserta untuk saling mengenal satu sama lainnya sembari menunggu waktu menunjukkan pukul 5 sore. Tujuan dari perkenalan ini adalah untuk memudahkan mereka menemukan partner yang cocok dalam mengembangkan game sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Tepat pukul 5 sore, kegiatan inti dari GGJ pun dimulai dengan diputarnya video keynote dari panitia pusat. Video keynote yang dibawakan oleh Richard Lemarchand, Kaho Abe dan Jenova Chen ini tampak semakin "membakar semangat" para peserta lewat pemaparan-pemaparan unik dan menarik via video ini. Bagi yang belum sempat menyaksikan, kamu bisa menyaksikan video keynote-nya di bawah ini.
Dan yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Setelah pemutaran video keynote, panitia pun mulai membeberkan tema yang digunakan dalam GGJ kali ini. Temanya pun terdengar cukup unik dan menantang:
We don't see things as they are, we see them as we are
Tentu saja, peserta bebas menginterpretasikan dan menuangkan tema tersebut ke dalam game sesuai dengan bagaimana pemahaman mereka terhadap tema tersebut. Meskipun para peserta sudah tahu tema yang digunakan, namun panitia terus mewanti-wanti mereka agar tidak membocorkan tema tersebut di media sosial untuk menghormati zona waktu terakhir di Hawaii yang baru akan dimulai sekitar 20 jam kemudian. Ya, pelaksanaan Global Game Jam memang mengikuti zona waktu lokal, mulai dari permulaan developing hingga waktu meng-upload hasil pada hari minggu nanti. Selain tema di atas, seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, GGJ 2014 juga memiliki 14 tema Diversifiers yang tidak wajib digunakan, namun akan menambah "kecantikan" game jika digunakan. Satu game maksimal boleh menggunakan empat dari 14 tema Diversifiers tersebut.
Tepat setelah pengumuman tema, dan setelah bersama-sama mengumandangkan "Jam On!" yang merupakan slogan dari GGJ 2014, para peserta pun mulai berhamburan untuk mencari rekan untuk "berakhir pekan" dalam membuat game. Tercatat ada sekitar 25 peserta yang mengikuti GGJ di Surabaya ini, yang kemudian terbagi menjadi enam tim beranggotakan empat dan lima orang. Pihak panitia sendiri memberikan acuan dalam pembentukan tim ini, yaitu masing-masing tim harus berisi minimal satu programmer dan satu artist.
Dari pantauan Duniaku, peserta GGJ di Surabaya tidak hanya berasal dari Surabaya saja, tetapi ada juga jammer dari kota lain yang mengikuti, seperti dari Madura, Tulungagung dan Jombang. Dari segi usia pun juga beragam, bahkan ada seorang jammer yang masih bersekolah di SMA Negeri 5 Surabaya! Selama tiga hari dua malam penyelenggaraan GGJ, Panitia terus memberikan bantuan bagi para peserta yang masih bingung dengan tata cara GGJ seperti mengatur isi folder yang harus di-upload, hingga tata tertib umum selama berada di site. Panitia juga memberikan satu set panduan bagi peserta yang berisi tata tertib dan manual selama pelaksanaan GGJ 2014 yang cukup lengkap.
Jammer yang tengah serius mengembangkan game...[/caption]
Di hari kedua pelaksanaan GGJ, sudah tampak ada beberapa game yang mulai menemukan "bentuknya". Sebagian besar, peserta memilih untuk mengembangkan game side scrolling platformer, namun tidak sedikit juga ada yang memilih untuk mengembangkan game ber-genre puzzle. Peserta juga tidak perlu takut suntuk selama mengerjakan game, karena di site sudah tersedia seperangkat Xbox dan Kinect sebagai hiburannya! Sebenarnya, di dalam rundown acara terdapat sesi senam pagi di hari Sabtu dan Minggu, tetapi karena peserta lebih asyik mengembangkan game dan lebih memilih "berolahraga" di FIFA 14, jadinya senam pagi tidak diadakan. Hehe.. Di hari kedua pula, peserta juga mendapatkan hiburan tambahan dengan datangnya satu paket berisi majalah Omega :D
Santai dulu sambil nge-game...[/caption]
.. atau sambil baca Omega[/caption]
Sambil makan dan baca komik juga boleh..[/caption]
Simak halaman selanjutnya untuk mengikuti keseruan hari ketiga.
Hari terakhir menjadi hari yang sibuk bagi para peserta karena mereka dikejar waktu sampai jam 3 sore untuk menyelesaikan game dan meng-upload-nya di situs resmi GGJ. Memang, tidak ada keharusan game yang di-upload harus sudah jadi atau memiliki tampilan yang bagus, namun para jammer tampak berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Beberapa peserta tampak kesulitan saat meng-upload game karena traffic ke server yang tengah padat di panitia GGJ pusat. Sesuai dengan ketentuan panitia pusat GGJ, file yang di-upload nantinya bisa dimainkan dan disebarluaskan secara bebas dan tidak boleh dikomersialkan. Namun, jika ada jammer yang menganggap karyanya berpotensi menjadi game yang lebih baik, mereka bisa memolesnya lagi dan melengkapi gameplay yang belum jadi untuk kemudian dikomersialkan.
Setelah selesai meng-upload hasil karya masing-masing, tibalah saat para jammer mempresentasikan game mereka di panggung. Dari enam tim di site Surabaya, akhirnya lahir enam game menarik yang sesuai dengan interpretasi masing-masing tim mengenai tema yang digunakan dalam GGJ 2014 ini. Beberapa game tampil cukup unik dan menarik, sehingga menarik minat para jammer lain untuk mencoba memainkan game tersebut seperti Paranormal Between Disaster. Ada pula game yang tampil cukup kocak dan lucu dengan gaya grafis dan interpretasinya seperti Naked Imaginer yang sukses membuat Hall Mojiken Studio bergemuruh karena meledaknya tawa peserta.
Sesi presentasi dimulai![/caption]
Rangkaian acara GGJ di Surabaya akhirnya selesai pada pukul 6 sore dengan diakhiri oleh sesi foto bersama para peserta dan panitia. Ketua panitia dari GGJ Surabaya, Eka Pramudita sendiri mengungkapkan kepuasannya dengan penyelenggaraan game jam pertama di Surabaya ini. "Kesannya yang pasti seru, cukup terharu juga dengan effort peserta yang dengan gigih jamming sampai selesai. Dan yang paling berkesan adalah ketika teman-teman dengan bangga mepresentasikan gamenya ke peserta lain, ekspresi yg mereka keluarkan itu benar-benar "gold" ! Semua susah payah selama 48 jam ini terbayar sudah!" ungkap Eka dengan antusias.
Selain itu, dia juga mengungkapkan harapannya untuk pelaksanaan GGJ di tahun-tahun yang akan datang dan industri game secara keseluruhan. "Harapan untuk kedepannya semoga game jam bisa diselenggarakan lagi tahun depan, dengan persiapan yg lebih matang, dengan peserta yg lebih banyak dan fasilitas yg lebih mumpuni dan representatif, dan virus game jam ini semakin menyebar ke masyarakat," ungkap Eka. "Sehingga industri game khususnya di Surabaya ini bisa semakin maju dan dapat membuka wacana masyarakat awam terhadap dunia game dan pop culture yang bukan cuma melulu diidentikan dengan kemalasan, kenakalan dan lain-lainnya," lanjutnya.
Sampai juga di event GADAS berikutnya![/caption]
Penasaran dengan game-game yang dikembangkan selama 48 jam di site Surabaya? Tunggu artikel Duniaku selanjutnya!