Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Xiaomi Redmi Note 3
[page_break no="1" title="Prosesornya Sudah True-Octa Core"]
Redmi Note 3 merupakan salah satu dari segelintir smartphone asal Tiongkok (selain seperti, HTC One M9+/E9+ dan Sony Xperia M5 Dual) yang menerapkan chipset terkuat dari
[page_break no="2" title="GPU Tangguh yang Juga Dipakai Apple"]
Selain prosesor cepat, chipset dalam Redmi Note 3 juga sudah didukung dengan GPU yang mumpuni, dan bahkan satu keluarga dengan pengolah grafisnya Apple yang digunakan dalam iPhone 5S, iPad Air, iPad Mini 2 dan iPad Mini 3. MediaTek MT6795 SoC menggunakan GPU PowerVR G6200 Rogue dengan dua core yang clock speed-nya mencapai 700 MHz. PowerVR Series6 tersebut sudah cukup mumpuni menjalankan semua game yang eksis di Play Store-nya Google. Sejauh ini dari pengalaman penulis, GPU tersebut tidak memiliki masalah kompatibilitas dengan game tertentu, game-game berat seperti Ashpalt 8, Injuistice, dan Mortal Kombat bisa dijalankan dengan lancar. Klaim produsen, mampu menghasilkan kinerja GFLOPS 76.8.
[page_break no="3" title="Xiaomi Berasa Samsung! Lho, Kok Bisa?"]
Yup, ketika kalian menggunakan Redmi Note 3, sebenarnya kalian secara ga langsung sudah menggunakan salah satu teknologi unggulannya Samsung di sana, yang entah kenapa, Samsung sendiri justru "malu" menggunakannya untuk Galaxy Note 5 mereka. Diluar dugaan memang, Xiaomi memilih sensor kamera milik Samsung untuk Redmi Note 3. Lebih tepatnya, sensor Samsung ISOCELL S5K3M2, yang juga digunakan oleh Xiaomi untuk Xiaomi Mi4c, yang harganya lebih mahal sekitar 1 jutaan dibandingkan Redmi Note 3. Sensor Samsung ISOCELL S5K3M2 sendiri memiliki resolusi maksimal kameranya 13-megapixel, dengan ukuran sensor 1/3.06 atau 4.69 x 3.52 mm (setara dengan ukuran sensor Sony IMX091PQ dalam Galaxy S4) dan ukuran pixel 1.12 um.
[page_break no="4" title="Koleksi Theme-nya Lebih Bervariasi"]
Xiaomi tidak diragukan lagi sudah terkenal lebih awal berkat antar muka MIUI-nya yang begitu dinamis. Ciri khasnya, tidak ada laci / drawer / kalian lebih mengenal sebagai tempat dimana semua aplikasi yang di-install berada. Semuanya menjadi satu di home screen. Mirip-mirip iPhone, namun ada dukungan theme yang bisa merubah dengan cepat mulai penampilan ikon, folder, wallpaper, status bar, efek-efek visualnya, sampai jenis tulisannya juga bisa berubah. Ada ratusan theme (dan mayoritas menyediakan wallpaper, font, bahkan ringtone khususnya) bisa kalian unduh melalui pasar digital MIUI. Sementara itu Galaxy Note 5 memang sudah mengajukan antar muka TouchWiz versi terbarunya Samsung, yang sudah memiliki dukungan kustomisasi melalui opsi theme. Namun sayangnya, pilihannya masih sangat terbatas, jauh lah jika dibandingkan dengan koleksi theme-nya MIUI yang bervariasi. Mulai theme dengan tema alam, futuristis, sampai bergaya anime, semuanya bisa kalian unduh gratis, atau ada juga yang berbayar. Selain theme, kustomisasi antar muka MIUI juga lebih fleksibel dibandingkan TouchWiz-nya Samsung. Fitur yang sebelumnya juga dikenalkan keluarga Galaxy Note, seperti opsi untuk mengecilkan dimensi layar malalui fitur pengoperasian One-Handed, juga ada di sini. [gallery columns="2" link="file" size="large" ids="233627,233626"]
[page_break no="5" title="Kalian Masih Bisa Usil!"]
Salah satu yang penulis sukai dari Redmi Note 2 adalah adanya port inframerah. Hal itu dibawa Xiaomi ke Redmi Note 3. Kalian bisa memanfaatkannya melalui software yang disediakan untuk mengendalikan berbagai perangkat elektronik yang mendukung. Seperti televisi, atau pendingin ruangan. Bayangkan saja, kalian berada di ruang tunggu, bosan, dan ternyata sarana hiburan hanya televisi, yang remote-nya pun dipegang oleh seseorang yang selera televisinya bertolak belakang dengan kalian. Tinggal setting saja aplikasi remote di Redmi Note 3 agar pas dengan tipe televisi di ruangan tersebut, maka kalian siap usil dengan mengganti channel, perbesar volume, atau bahkan, matikan saja powernya. Jangan lupa siapkan tampang bloon seakan ga tahu apa yang terjadi. Sedangkan Galaxy Note 5 ternyata membuang satu fitur keren tersebut. Padahal banyak pengguna seri phablet Samsung berharap fitur IR blaster masih ada, juga hanya untuk sebuah alasan.... usil di ruang tunggu (termasuk penulis sih, yang doyan usil untuk yang seperti ini!). Lanjut ke halaman 5...
[page_break no="6" title="Ngoprek-nya Gak Sampai Meninggalkan Jejak!"]
Untuk para gadgeter yang hobi ngoprek, root untuk Android adalah kondisi wajib yang harus mereka capai sebelum melangkah lebih jauh. Entah itu restore data, perbaiki kekurangan sistem standarnya, atau ingin membuat Anroid menjadi lebih cepat (atau lebih irit baterainya), bisa dicapai melalui root. Samsung juga terkenal mudah untuk yang satu ini, khususnya kalian yang familiar dengan cara nge-root menggunakan Odin (
[page_break no="7" title="Custom ROM-nya Bertebaran!"]
Setelah mendapatkan akses root, kalain yang hobi ngoprek smartphone pasti ingin menguji hardware yang dimiliki dengan ROM custom lainnya. Untuk Redmi Note 3, kalian tidak perlu kuatir, karena seperti Redmi Note 2, pengembangan custom ROM untuknya berkembang dengan dengan pesat. Mulai modifikasi antar muka MIUI standarnya yang mempermudah kalian menempatkan semua data game di memory eksternal, sampai yang berbasis stock Android 5.1 Lollipop Google, atau CM12 ala OnePlus One pun juga ada. Seperti Galaxy Note 4, Galaxy Note 5 juga berpotensi mendapatkan banyak alternatif ROM / OS custom. Mulai yang berbasis standar dengan interface TouchWiz yang diberikan Samsung, sampai yang berbasis stock Android Google. Lanjut ke halaman 6...
[page_break no="8" title="Konfigurasi Tombol Softkey Ga Bikin Bingung!"]
Apa yang kami sukai dari Redmi Note 3 adalah Xiaomi masih memberikan tiga tombol softkey yang umum kita temui di tipikal Android. Dari kiri ke kanan, adalah tombol Menu, Home dan Back. Ketiga tombolnya tersebut juga menyala merah, mewakili identitas "beras merah" yang diusung nama Redmi. Sedangkan Samsung, penulis sendiri heran, kenapa justru merubah fungsi tombol Menu yang biasanya ditempatkan di sisi kiri, menjadi tombol Recent Apps. Hanya butuh penyesuaian saja sih, namun Samsung tidak seperti Xiaomi yang memberi kita kebebasan, mau mengubah fungsi tombol Menu menjadi Recent Apps, atau sebaliknya. Bagi kalian yang juga lebih banyak menggunaan Android dari vendor lainnya, konfigurasi tombol softkey pada Redmi Note 3 itu juga pasti tidak membingungkan.
[page_break no="9" title="Lebih Bahagia Karena Sering Diperhatikan!"]
Interface MIUI kerap ditiru dan diterapkan ke custom ROM untuk produk lainnya. Alasannya, dukungan theme dan kaya fitur standar yang harusnya baru bisa ditemui jika meng-install aplikasi pihak ketiga. Selain itu yang memicu banyak pengguna Android menyukai MIUI-nya Xiaomi adalah karena dukungan update-nya yang sangat cepat. Mereka memang tidak segera memberikan update OS ke versi yang terbaru, namun Xiaomi tidak membiarkan smartphone-nya kurang perhatian dengan selalu segera memperbaiki software mereka seandainya ditemukan bug di dalamnya (percaya deh, pengguna Xiaomi pasti sangat menantikan hari bahagia, yaitu Jumat, ketika weekly update didorong ke perangkat mereka). Dan pasca update software, Xiaomi tidak ketinggalan menyodorkan kuisioner pada penggunanya, apakah perbaikan yang mereka berikan sudah membuat kalian puas atau belum, atau apakah kalian menginginkan ada fitur baru dalam update yang akan mereka berikan selanjutnya. Komunitasnya pun sangat ramai, dan terus memberikan feedback untuk perkembangan MIUI-nya Xiaomi. Jadi walaupun belum mendapatkan update software Android 6.0 Marshmallow, Xiaomi sebenarnya sudah memberikan fitur yang diunggulkan dari versi OS tersebut melalui MIUI-nya. Samsung sendiri juga sangat cepat dalam memberi update untuk Galaxy mereka, namun intensitasnya tidak secepat Xiaomi. Lanjut ke halaman 7...
[page_break no="10" title="Kapasitas Baterainya Monster!"]
Untuk yang satu ini, kembali Samsung dipecundangi Xiaomi. Saat Galaxy Note 5 kapasitas baterainya justru makin menurun dibandingkan Galaxy Note 4, dan kini menjadi 3000-mAh saja, maka Xiaomi mampu meningkatkan kapasitas baterai Redmi Note 3 menjadi 4000-mAh! Seperti Samsung, Redmi Note 3 juga mendukung teknologi fast charging, untuk membantu kalian dengan cepat mengisi daya baterainya. Setidaknya kapasitas 60% bisa dicapai selama 1 jam, dengan men-charge baterainya dalam kondisi off. Total waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam untuk mengisi kembali baterai 4000-mAh-nya. Sedangkan Samsung, baterai 3000-mAh nya juga bisa di-charge dengan cepat. Setidaknya membutuhkan waktu sampai 1,5 jam untuk mengisi baterainya dari kondisi 0-100%.
[page_break no="11" title="BONUS, Ga Sampai Menguras Kantong!"]
Poin ke-10 ini sudah sering penulis sebutkan sebelumnya, dan kini ditekankan lagi di sini. Adalah harganya! Dengan harga yang hanya 1/3 (atau 1/5 jika mengacu harga aslinya di Tiongkok) dari Galaxy Note 5, apa yang ditawarkan Xiaomi melalui Redmi Note 3 ini lebih worth it dimiliki. Spec yang mumpuni, prosesor yang kencang, memory RAM 3GB, storage lega mencapai 32GB, antar muka yang cakep dengan banyak kostum biar ga bosen, ukuran yang masih nyaman digenggam, serta desainnya kini lebih mewah, sama sekali tidak mengesankan Android dengan harga 2 jutaan! Xiaomi sukses menawarkan kombinasi hardware dengan harga yang value for money-nya sangat tinggi. Dan untuk yang satu ini, Samsung memang dipaksa bertekuk lutut, karena Galaxy Note 5 sanggup menguras kantong siapa saja yang memaksakan gengsi untuk mendapatkan sebuah smartphone teranyar bercasing metal, karena harganya yang (mungkin oleh sebagian besar pengguna Android dianggap) kelewat mahal!