TUTUP

CasCon Asia 2014: Indie Prize Showcase, Ajang Unjuk Gigi Developer Indonesia

Indie Prize Showcase menjadi ajang bagi para developer Indonesia untuk unjuk gigi dengan game masing-masing. Siapa saja mereka, dan apa game yang mereka bawa? Simak di dalam!

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, developer Indonesia yang mengikuti Indie Showcase dalam Casual Connect Asia 2014 ini lebih banyak. Bukan hanya dari jumlah developer yang ikut, tetapi bahkan ada beberapa developer yang berhasil meloloskan lebih dari satu game untuk dipamerkan dalam showcase tersebut. Jumlah ini juga membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan “kontingen” terbanyak dalam Casual Connect Asia 2014 kali ini. Siapa saja, dan apa saja game yang mereka bawa kali ini? Simak liputannya berikut ini! AntPixel Studio Setelah tahun lalu memamerkan game tower defense Duelers dan juga sebuah prototype game 3D yang masih belum memiliki judul, tahun ini studio keluarga Ant Pixel Studio membawa lebih banyak game. Mereka membawa dua game yang diikutsertakan dalam Indie Prize, Bad Wolfs dan Tample Rider plus satu project yang memanfaatkan sensor gerakan. Bukan hanya itu, Ant Pixel juga menunjukkan sebuah proyek besar lain yang tengah mereka kembangkan, yaitu sebuah platform game. Agate Studio Tahun lalu Agate Studio menggebrak dengan Valthirian Arc 2 yang sukses menarik perhatian banyak pengunjung. Kali ini, mereka mengikutsertakan dua proyek yang tengah mereka kerjakan. Pertama adalah game endless runner side scrolling berjudul Project Golem yang dikembangkan untuk platform mobile, dan satu lagi adalah sebuah game simulasi sepakbola Football Saga, namun untuk mobile. Mengenai Football Saga Mobile ini, Agate Studio mengungkapkan game ini bukan hanya sekedar porting dari Football Saga yang kita kenal selama ini, dan judul Football Saga Mobile sendiri masih judul tentatif saja. Mereka menjanjikan banyak perubahan dalam versi mobile ini, mulai dari grafis yang lebih cantik, hingga gameplay yang lebih kasual. Artoncode Indonesia Setelah menyabet gelar Juara 1 Best Casual Game for Smartphone/tablet dalam Indonesia Game Show 2013 lalu dan dipublikasikan oleh LytoMobi, Artoncode Indonesia kembali membawa Faunia Paw dalam gelaran Indie Prize kali ini. Dengan menyajikan gameplay match 3 yang menantang dan menitikberatkan kepada elemen sosial, game ini menarik perhatian banyak pengunjung. Mojiken Studio Studio asal Surabaya yang masih tergolong baru ini hadir dengan membawa Vamp’s Revenge. Game ini mengkombinasikan beberapa genre dengan cukup menarik, mulai dari launcher, platformer dan juga beat ‘em up. Selain Vamp’s Revenge, baru-baru ini Mojiken juga merilis satu game yang dikembangkan menggunakan HTML 5 berjudul Ninjakira. Banyak pengunjung yang mengapresiasi Mojiken dengan Vamp’s Revenge ini, sebagian besar suka dengan bagaimana Mojiken mengkombinasikan beberapa genre tersebut dalam satu game.  Own Games Setelah beberapa bulan lalu sukses dengan Eyes on Dragon, bahkan sempat dipamerkan dalam Mobile World Congress 2014 di Barcelona, kali ini Own Games membawa Own Kingdom yang baru dirilis di Windows Phone. Game ini menawarkan gameplay tower defense, namun kali ini kamu harus mengatur strategi mengatur unit-unit secara vertikal. Selain unit-unit, kamu juga akan dibantu oleh sang putri yang memiliki beberapa skill spesial. Saat ini, Own Kingdom masih tersedia untuk Nokia X dan Windows Phone. Namun dalam waktu dekat kabarnya game ini juga akan dirilis untuk platform Android. Gambreng Games Gambreng Games sebelumnya merilis Prototype, dan June’s Potion ini adalah sekuelnya. Game ini mengkombinasikan game puzzle dan stealth dengan menarik, dimana kamu harus membantu June untuk mengambil kembali potion-nya, sambil menghindari radar penjaga. Game ini juga menyediakan beberapa fitur menarik seperti sistem ID, power up dan juga level yang tiga kali lebih banyak dibandingkan Prototype. Prototype sendiri sebelumnya juga berhasil meraih gelar dalam Game Developer Award Indonesia Game Show 2013 lewat kategori Amateur Game Developer: Best Game for Smartphone/Tablet. StellarNull StellarNull membawa dua game sekaligus dalam Indie Prize kali ini. Studio yang digawangi oleh beberapa orang dari berbagai kota di Jawa ini membawa Stellar Arms dan sebuah game puzzle berjudul Layer. Stellar Arms adalah sebuah game action platformer, yang mungkin akan sedikit mengingatkan kepada Megaman. Sedangkan Layer, adalah sebuah game puzzle dimana pemain diharuskan untuk menumpuk beberapa kotak dalam satu titik tertentu. Layer sendiri sangat menarik minat perhatian pengunjung dan juri, yang membuat akhirnya game ini dinobatkan sebagai nominator kategori Most Promising Game in Development. Tanoshii Studio Setelah tahun lalu datang dengan membawa Garata-nya, tahun ini Tanoshii kembali membawa satu game untuk berkompetisi di Indie Prize. Kali ini, mereka membawa Road Pop, yang lebih mengarah ke edukasi. Game ini mengajak pemain untuk lebih mengenal rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan raya, yang dikemas dalam sebuah genre match 3 yang menarik. Elemen edukasinya adalah setelah sebuah gameplay diselesaikan pemain, maka pemain akan kembali diberikan tebakan mengenai arti dari sebuah rambu yang ditampilkan di layar. Mintsphere   Mintsphere menjadi salah satu developer yang menyita perhatian lewat Trigger Princess. Game dengan genre one button RPG dengan art yang cantik ini bahkan berhasil menyabet gelar Most Promising Game in Development, serta menjadi salah satu nominator dalam kategori Best Game Audio. Wilson Tjandra, Art Director dari Mintsphere mengungkapkan bahwa game ini sendiri siap diluncurkan dalam waktu dekat, pertama untuk platform web terlebih dahulu, lantas menyusul ke platform lainnya seperti mobile. Firebeast Studio Nama Firebeast mulai dikenal sejak tahun lalu menjadi nominator kategori Game Shooter dalam Flash Gaming Summit 2013. Tahun ini, developer yang berbasis di Medan ini untuk pertama kalinya hadir dalam Casual Connect Asia 2014. Hasilnya pun cukup menggembirakan, dimana salah satu game mereka, Zombo Buster menjadi salah satu nominator dalam Indie Prize. Selain Zombo Buster yang kabarnya bakal mendapatkan sekuel sebentar lagi, Firebeast juga membawa satu game lain, Mighty Knight. Steven Aang, Co-founder dari Firebeast mengungkapkan dia mendapatkan banyak pengalaman sharing ide dengan developer lain dalam acara kali ini. Toge Productions Selain membawa Infectonator: Survivors yang menjadi jawara di kategori Best Desktop Game, Toge Productions juga membawa dua game lain yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Pertama ada Jankenpon Hero, sebuah game side scrolling yang mengajak pemain untuk adu suit Jepang melawan AI. Pemain dituntut untuk memilih suit yang tepat untuk mengalahkan musuh sebelum waktu habis. Jika kalah dalam suit, maka pemain akan diserang oleh musuh. Kedua adalah Cooking Kong, sebuah game simulasi memasak yang dikemas dalam grafis pixel art. Tactictos Studio Selain Firebeast Studio, terdapat satu nama developer asal Medan lain yang mengisi salah satu kursi dalam Indie Prize ini, Tactictos Studio. Tactictos membawa beberapa game yang semuanya ber-genre puzzle, namun hanya satu yang diikutsertakan dalam Indie Prize, yaitu Toetrix. Dalam Toetrix, misimu adalah untuk mengisi kekosongan dan melengkapi sebuah bentuk geometri yang utuh. Tactictos sendiri juga baru pertama kali datang di Casual Connect 2014 tahun ini, dan berharap keikutsertaan mereka kali ini bisa menghidupkan komunitas game developer di Medan yang selama ini masih kalah pamornya dibandingkan di Jawa. Tinker Games Tinker Games memanfaatkan momen Indie Prize ini untuk lebih mengkampanyekan Pale Blue, game action baru mereka yang saat ini tengah menjalani proses crowdfunding di Kickstarter. Sedangkan untuk Indie Prize-nya sendiri, Tinker Games membawa dua game sekaligus, yaitu Paws! Cat Attack dan Pixel Marathon yang baru saja dirilis untuk platform iOS. Tinker juga “menghias” meja showcase mereka dengan beberapa artbook dari INheritage, salah satu game mobile mereka yang populer tahun lalu, yang juga berhasil menembus pasar Jepang. Maju terus untuk developer Indonesia!