Dorong Lulusan Sesuai Kebutuhan Industri, Mitras DUDI Lakukan Hal Ini
Penting mengenal perkembangan dan yang dibutuhkan industri
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya kuat agar relevansi perihal kualitas dan kesesuaian lulusan pendidikan tinggi vokasi dapat terpenuhi dan sesuai kebutuhan industri.
Berbagai program Mitras DUDI bertujuan mendorong lembaga penyelenggara pendidikan tinggi vokasi untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan, dalam hal ini industri, untuk diskusi bersama dan saling mengenal kebutuhan masing-masing.
“Sangat penting untuk mengenal perkembangan dan apa yang dibutuhkan industri oleh setiap penyelenggara pendidikan agar dapat mengelola asupan pembelajaran yang tepat bagi para peserta didik. Meskipun perlu kita sadari juga, kecepatan dan perubahan kebutuhan industri amat cepat, sedangkan dalam dunia pendidikan kami masih perlu untuk mengejar kecepatan tersebut. Karena itu, kami mengharapkan dengan pola seperti ini relevansi akan segera terwujud,” ujar Direktur Mitras DUDI Ahmad Saufi melalui keterangan resminya.
1. Pusat karier semestinya mampu mengukur lulusan sampai level kompetensi yang dimiliki
Saufi juga mengatakan, peran pusat karier bagi lulusan vokasi sangat besar. Pusat karier adalah garda terdepan yang memiliki tugas utama ialah memastikan lulusan agar diterima di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pusat karier harus menjadi sebuah bagian organisasi yang memiliki tugas mengatur jalur informasi dari eksternal, yaitu industri ke internal.
Selain itu, salah satu peran dari pusat karier adalah melaksanakan fungsi tracer study, yakni menghimpun data lulusan untuk kemudian dijadikan bahan kajian oleh institusi/lembaga pelaksana. Namun, agar data yang diperoleh dari hasil tracer study bisa memberikan manfaat signifikan terhadap perkembangan institusi, pusat karier semestinya mampu mengukur lulusan yang belum dan sudah bekerja sampai pada level kompetensi yang dimiliki.
“Nanti di dalam data yang terhimpun tersebut, bukan lagi informasi seputar bekerja di mana, posisi saat ini sebagai apa, hingga gaji dihasilkan itu berapa. Melalui tracer study, pusat karier harus mampu mendorong industri memberi masukan sampai pada level kompetensi lulusan yang mereka gunakan. Kemudian hal penting lainnya, dari data tracer study tersebut harus juga diketahui mengenai pola bagaimana pelamar bisa diterima di tempat kerja hingga dirinya memilih keluar dari tempat kerja. Ini penting sebagai bahan studi untuk meningkatkan kompetensi,” jelas Saufi.
2. Dorong pusat karier mampu berhubungan dengan DUDI secara mandiri
Sebagaimana diketahui, fokus utama Direktorat Mitras DUDI ialah mendorong agar pusat karier mampu berhubungan dengan DUDI secara mandiri berdasarkan kualitas dan kapabilitas yang dimiliki. Tentunya kualitas dan kapabilitas yang bisa diterima dan dipertanggungjawabkan oleh industri.
“Kami membayangkan bahwa kelak di depan, pusat karier menjadi garda terdepan dalam memastikan lulusannya mendapatkan pekerjaan. Jadi, nanti masyarakat akan mengenal bahwa pendidikan tinggi vokasi yang baik adalah pendidikan tinggi yang memiliki pusat karier terbaik. Kami ingin ini tumbuh dengan organik, tidak hanya karena ada sekali dua kali program saja. Tugas kami adalah memastikan pertumbuhan ini berjalan dengan baik,” kata Saufi.
Melalui program penguatan Bursa Kerja Khusus (BKK), Direktorat Mitras DUDI optimistis program tersebut memberikan gairah perubahan positif bagi banyak perguruan tinggi vokasi. Hal itu karena belum banyak program seperti BKK di pendidikan tinggi vokasi.
3. Fungsi ideal pusat karier
Saufi juga mengungkapkan bahwa pusat karier harus mampu menyalurkan lulusan, menjalin kerja sama, dan membantu alumni untuk landing yang baik di tempatnya, yakni di DUDI. Direktorat Mitras DUDI merumuskan fungsi ideal dari pusat karier itu sendiri, yakni pusat karier semestinya melakukan fungsi koreksi ke dalam terkait perkembangan kurikulum pembelajaran, memberi pelatihan orientasi kerja, menyelenggarakan bursa kerja, serta memfasilitasi program magang.
“Selain itu, pusat karier juga semestinya menyediakan layanan konseling karier, menjalankan tracer study, branding image bagi lulusan vokasi, memperkuat networking dengan industri, meningkatan efektivitas layanan dengan industri, dan membuat tolok ukur kualitas serta keberhasilan capaian dan akuntabilitas pembelajaran,” pungkas Saufi. (CSC)
Baca Juga: Bantu Lulusan Dapat Kerja, Mitras DUDI Kemdikbud Perkuat Pusat Karier