Dramatic 2011 MotoGP Season Review - Part 1
Musim balapan MotoGP 2011 resmi berakhir akhir pekan lalu seiring berakhirnya race terakhi di sirkuit Ricado Tormo Valencia. Musim ini bisa disebut sebagai salah satu musim paling dramatis yang pernah ada di MotoGP karena banyaknya peristiwa yang justru lebih menarik perhatian daripada balapannya sendiri. Untuk itu, saya akan memberikan review dari musim yang dramatis ini. Selamat mengikuti..
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
[/caption]
Musim balapan MotoGP 2011 sudah berakhir seiring berakhirnya race terakhir yang dihelat di sirkuit Ricardo Tormo Valencia. Selama mengikuti MotoGP semenjak tahun 2000, saya menganggap bahwa musim 2011 ini adalah salah satu musim paling dramatis yang pernah saya ikuti. Ada banyak cerita mengiringi perjalanan para pembalap selama tahun 2011 ini. Berikut ini, saya merangkum beberapa kejadian yang membuat musim balapan 2011 ini lebih “berwarna” daripada musim-musim sebelumnya.
Dominasi Casey Stoner
Diawal musim, sudah banyak pihak yang menduga bahwa performa tim Repsol Honda pada musim 2011 akan memberikan ancaman yang serius kepada para pesaingnya, terutama kepada juara dunia 2010 Jorge Lorenzo. Prediksi tersebut bukannya tanpa alasan, karena memang performa Casey Stoner, Dani Pedrosa hingga Andrea Dovizioso memang sangat menjanjikan di fase-fase uji coba. Dan benar saja, selama musim 2011 berlangsung, Casey Stoner tampil sangat baik dan mendominasi beberapa balapan. Bukan hanya itu, rekan setimnya, Andrea Dovizioso dan Dani Pedrosa pun juga tampil sangat baik dan finis di posisi ke tiga dan empat klasemen akhir pembalap.
Casey Stoner akhirnya merengkuh mahkota juara dunianya yang kedua sepanjang karirnya di MotoGP dengan catatan sepuluh kali kemenangan dari 17 kali balapan. Jalan Stoner menuju juara dunia juga semakin “dipermudah” dengan absennya Lorenzo di tiga balapan terakhir MotoGP. Ya, karena kecelakaan yang menimpanya saat sesi latihan di sirkuit Philip Island, Australia dia harus rela kehilangan ujung jari manisnya dan harus absen berlaga disana dan di dua balapan selanjutnya.
Stoner pun mengukuhkan diri menjadi juara dunia MotoGP 2011 di sirkuit Philip Island, Australia. Pencapaian tersebut semakin membanggakan karena dia berhasil merengkuhnya saat balapan di negara asalnya dan juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang jatuh tepat pada tanggal 16 Oktober.
Musim Terburuk Valentino Rossi
Entah apa yang terjadi dengan Valentino Rossi pada musim ini. Setelah gelar juara dunianya lepas tahun lalu ke tangan Lorenzo, tahun inipun dia kembali “apes” dengan tidak pernah sama sekali menjuarai satu balapan pun! Bahkan, selama musim 2011 ini dia hanya sekali naik podium, yaitu urutan 3 saat membalap di Le Mans, Prancis. Banyak pihak yang menganggap, bahwa performa Rossi yang labil tahun ini dikarenakan kesulitan adaptasi dengan motor Ducati Desmosedici GP 11 yang dikenal “liar” dan sulit dikendalikan. Bahkan, rekan setimnya Nicky Hayden pun menganalogikan, mengendalikan GP 11 tak ubahnya seperti menaiki kuda Rodeo.
Apesnya Rossi bukan hanya sampai disitu, dalam empat balapan terakhir dia gagal finish karena terlibat kecelakaan. Pada race di Motegi, dia gagal finis setelah terlibat kontak dengan Ben Spies dan Jorge Lorenzo. Setelah itu, di Philip Island, dia juga harus rela kembali tidak mendulang poin karena terjatuh di pertengahan lomba. Yang paling parah, pada balapan di Sepang Malaysia, dia terlibat kecelakaan hebat dengan Marco Simoncelli dan Colin Edwards yang berujung pada tewasnya Simoncelli dan absennya Edwards di Valencia karena mengalami cedera. Rossi pun harus mengakhiri musim terburuknya sepanjang kiprahnya di MotoGP tanpa poin setelah terlibat kecelakaan beruntun pada lap pertama dengan Alvaro Bautista, Randy de Puniet dan rekan setimnya Nicky Hayden.
Mengenai pencapaiannya buruknya musim ini dan hanya mengemas 139 poin, Rossi hanya menanggapinya dengan enteng. Dia hanya mengatakan, fantastis rasanya bisa memiliki poin yang sama dengan mendiang Simoncelli.
Akhir Era Mesin 800 CC
Musim 2011 ini juga menandai berakhirnya era mesin 800 cc yang digunakan di kelas MotoGP. Untuk musim depan, semua tim akan menggunakan format mesin baru yang berkapasitas 1.000 cc. Hanya saja, kabarnya mungkin diawal musim, tim Rizla Suzuki masih menggunakan format mesin 800 cc, dan akan perlahan-lahan meninggalkan 800 cc di pertengahan musim untuk beralih juga ke 1.000 cc.
Untuk review bagian pertama ini cukup sekian dulu. Selanjutnya: Tribute untuk dua Italiano, Loris Capirossi dan Marco Simoncelli..