Review Final Fantasy VII Rebirth, Banyak Mini Game?
Mini game di FF VII Rebirth ini... melimpah sekali ya
GENRE: Adventure
PUBLISHER: Square Enix
DEVELOPER: Square Enix
RELEASE DATE: 29 Februari 2024
RATING: 4/5
Sebelum ini Duniaku.com sudah membahas soal konten dari Final Fantasy VII Rebirth: Deluxe Edition.
Tapi game-nya sendiri kualitasnya gimana?
Simak review Final Fantasy VII Rebirth di bawah ini!
1. Final Fantasy VII Rebirth itu ceritanya soal apa?
Cloud dan rekan-rekannya berhasil lolos dari kota Midgar. Mereka sekarang menjelajahi dunia untuk mencoba mencari Sephiroth, sosok yang dulu dikenal sebagai hero namun sekarang menjadi penjahat berbahaya.
Cloud dan rekan-rekannya lalu mendapati perjalanan mereka akan menentukan takdir dari planet.
Baca Juga: Final Fantasy VII Rebirth akan Rilis Tanggal 29 Februari untuk PS5!
2. Salah satu kesan kuat saya: Final Fantasy VII Rebirth ini mini game-nya banyak sekali
Setelah memainkan Final Fantasy VII Rebirth, hal yang paling kepikiran sama saya soal game ini adalah: game ini mini game-nya banyak sekali.
Salah satu yang paling menonjol adalah Queen's Blood, game kartu yang mungkin dasarnya mudah dipahami tapi bisa menantang untuk dikuasai. Membangun deck yang kuat bisa jadi daya tarik tersendiri.
Selain itu ada juga mini game seperti main piano, Fort Condor (mini game yang harus kamu selesaikan kalau kamu ingin dapat protorelic di Junon), berbagai mini game di Gold Saucer... dan itu baru sebagian kecil mini game yang dimiliki game ini.
Ada juga momen di cerita utama dimana kamu akan disuguhi mini game untuk diselesaikan. Seperti misalnya di Chapter 5 di cerita utama, Cloud bisa ikut turnamen Queen's Blood. (Meski dia bisa mundur sih kalau kamu kesal dengan mini game-nya).
Di area Costa del Sol juga di cerita utama kamu akan dibuat mengerjakan mini game yang tersaji di area itu dalam bagian dari cerita utama.
Bagi saya, apakah kamu akan suka dengan Final Fantasy VII Rebirth atau tidak bisa jadi ditentukan seberapa cocok kamu dengan mini game di sini yang luar biasa melimpah.
Kalau kamu suka, ini akan jadi nilai positif, karena jumlah dan variasinya itu banyak.
Kalau kamu kurang suka, mini game yang melimpah ini bisa malah jadi bahan yang bikin frustrasi.
Gimana dengan saya?
Saya sih saat awal-awal main oke-oke saja dengan mini game. Tapi setelah dijejali berbagai mini game, bahkan di cerita utama, ada momen saya pada akhirnya sebisa mungkin mengabaikan dulu yang seperti itu saat menamatkan game ini pertama kali, dan fokus hanya ke eksplorasi atau sidequest. Terutama saat cerita game-nya memanas dan saya penasaran ingin lihat kelanjutannya.
3. Gimana dengan ceritanya?
Cerita Final Fantasy VII Rebirth bagi saya menarik.
Namun yang patut diperhatikan: Final Fantasy VII Rebirth ini hanya bagian kedua dari proyek Final Fantasy VII Remake. Masih ada satu judul lagi yang akan rilis.
Bagian akhir kisah game ini bagi saya cukup epik, tapi memang terasa kisahnya belum sepenuhnya selesai. Masih ada konflik yang belum tuntas, dan masih ada sejumlah misteri yang jawabannya masih harus menunggu.
Cerita Final Fantasy VII Rebirth tentu saja tidak 100% mirip dengan cerita dari FFVII orisinal. Tidak mengherankan, mengingat situasi di Final Fantasy VII Remake saja sudah memberi petunjuk kalau petualangan Cloud kali ini tidak akan sama persis dengan yang di versi orisinal.
Tapi momen-momen yang masih mirip atau memang sama dengan Final Fantasy VII orisinal terasa lebih nonjok di sini, didukung dengan visual modern.
Yang bisa jadi masalah adalah... tergantung gaya main kamu, cerita di Final Fantasy VII Rebirth ini bisa terasa berkembang lambat.
Soalnya ada banyak hal yang bisa mendistraksi kamu dan menghabiskan berjam-jam sendiri. Di poin sebelumnya saya sudah menyorot mini game yang melimpah. Ada kasus saya menghabiskan puluhan menit, bahkan jam, untuk mendapat angka sempurna saat main mini game piano.
Ada juga mini game seperti Fort Condor untuk mendapatkan protorelic Junon, yang bagian terakhirnya cukup sulit diselesaikan tanpa panduan, hingga saya menghabiskan 2 jam sendiri untuk menemukan strategi yang tepat.
Lalu ada juga bagian eksplorasi. Jadi di Final Fantasy VII Rebirth ada area open world dengan beragam side quest dan aktivitas (mengaktifkan menara misalnya, ada juga aktivitas menghadapi monster tertentu).
Saya membutuhkan 36 jam untuk menamatkan Final Fantasy VII orisinal di PS1.
Di Final Fantasy VII Rebirth, pada 36 jam saya masih di awal-awal Chapter 9 (dari 14 chapter) karena di area-area awal saya berusaha menyelesaikan mini game dan aktivitas lain baru lanjut ke cerita utama.
Masalahnya, cerita Final Fantasy VII Rebirth ini mungkin dimulai dengan menarik, tapi bagi saya ceritanya sempat masuk ke bagian yang terasa biasa saja sebelum mulai memanas di sekitar Chapter 6 dan kian memanas di bab-bab selanjutnya dengan bangkitnya sejumlah pertanyaan.
Jadi kalau kamu mudah terdistraksi mini game dan aktivitas sampingan seperti saya, maka kamu mungkin akan mendapati situasi dimana butuh waktu hingga ceritanya terasa menarik... dan waktu itu bisa memakan puluhan jam.
Saya sampai merasa sedang menonton anime tertentu, dimana untuk melihat bagian cerita yang asyik saya harus melewati beragam filler dulu untuk sampai ke sana.
4. Masalah dengan open world
Untuk eksplorasi open world, kesan saya sama dengan mini game.
Di awal-awal, saya dengan senang hati menyelesaikan semua aktivitas eksplorasi yang tersedia. Karena menjelajahi dunianya terasa menyenangkan.
Namun makin lama aktivitas mengaktifkan menara, melawan monster, mencari Lifesprings, dan lain-lain terasa membuat jenuh, hingga ada momen saya mengabaikannya. Terutama ketika cerita game-nya mulai menarik.
Meski begitu, saya akan memuji desain area yang bisa kamu jelajahi di game ini.
Area seperti Grassland, Junon, Corel, dan lain-lain terbangun dengan mantap dan memiliki ciri mereka sendiri-sendiri. Didukung dengan visual luar biasa game ini, kamu bisa saja mengagumi keindahan area-area tertentu yang kamu lewati seiring berjalannya cerita.
Lalu, kalau kamu menemukan spot yang bagus, fitur photo mode bisa dimanfaatkan untuk menangkap gambar.
5. Untuk visual dan musik sih ini game luar biasa
Kalau soal visual dan musik saya tidak protes.
Biasanya untuk seri Final Fantasy, kualitas visual dan musik serta suara menjadi keunggulan.
Itu juga berlaku untuk Final Fantasy VII Rebirth ini. Visualnya terasa luar biasa, baik dalam menyajikan karakter maupun menyajikan area sekeliling.
6. Bagian battle juga terasa asyik
Saya juga cukup menikmati bagian-bagian pertempuran di Final Fantasy VII Rebirth.
Karakter-karakter di Final Fantasy VII Rebirth ini, mulai dari Cloud, Barret, Tifa, dan lain-lain memiliki gaya bertarung sendiri-sendiri, yang terasa terbangun dengan cukup oke.
Dalam pertempuran (jika kamu menggunakan Active mode) kamu bisa menggerakkan karakter-karaktermu secara real-time untuk bergerak, mengelak, menahan, dan menyerang. Tapi kamu tetap perlu menunggu ATB terisi untuk menggunakan item, mengerahkan sihir, atau menggunakan ability.
Saya sarankan kamu mencoba tutorial karakter-karakter di bagian Combat Training yang tersedia di Combat Simulator sebelum main terlalu jauh di Final Fantasy VII Rebirth. Untuk pemain Final Fantasy VII Remake, memainkan tutorial karakter-karakter ini minimal akan menyegarkan kembali memorimu soal gimana mengerahkan mereka dalam pertempuran.
Sementara untuk yang belum main Final Fantasy VII Remake dan langsung lompat ke Final Fantasy VII Rebirth, Combat Training ini bagi saya cukup oke untuk mengajarkan dasar-dasar memainkan karakter tertentu.
Lalu jika ada karakter yang bergabung dan kamu belum familier dengan gaya main mereka (katakanlah Cait Sith), Combat Training yang tersedia pun akan menginfokan ke kamu gimana cara tempur mereka di Final Fantasy VII Rebirth ini.
7. Kesimpulan?
Saya akan memberikan Final Fantasy VII Rebirth nilai 4 dari 5 bintang.
Game ini memiliki cerita yang menarik, gameplay yang oke, serta visual dan musik yang luar biasa.
Tapi saya pribadi merasa game ini mini game-nya terlalu... melimpah. Sampai ada yang dijejali ke cerita utama pula. Seperti sudah saya sebutkan di atas, mini game melimpah ini bisa jadi keunggulan dan bisa jadi kelemahan, tergantung selera pemain.
Saya awalnya menikmati saja mini game-nya, tapi lama kelamaan jadi jenuh juga.
Masalah eksplorasinya juga sama. Saya awalnya asyik-asyik saja menyelesaikan aktivitas eksplorasi, tapi makin lama saya jenuh juga harus menyalakan menara atau menemukan Lifesprings di area baru.
Walau setidaknya, variasi dan ciri khas dari area-area berbeda di game ini membuat mengunjungi wilayah baru dan menjelajahinya dalam cerita utama senantiasa terasa sebagai pengalaman mantap.
Selain itu, cerita utama Final Fantasy VII Rebirth sih memang menarik, tapi di beberapa bagian saya merasa harus melewati filler dulu (beberapa kali sih penyebabnya adalah beragam mini game) baru bisa menemukan bagian cerita asyiknya.
Nah itu review Final Fantasy VII Rebirth dari saya.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!
Diterbitkan pertama 18 Maret 2024, diterbitkan kembali 08 September 2024.
Baca Juga: Unboxing Final Fantasy VII Rebirth: Deluxe Edition!