Ya, Mojang dibeli Microsoft. Mereka hanya punya satu game, yaitu Minecraft! 1 game itu saja nilainya 24 trilyun!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
[read_more id="218387"] Minggu lalu Wall Street Journal melaporkan jika Microsoft dan Mojang, developer indie dari serial Minecraft, sudah terlibat persetujuan akuisisi Microsoft atas Mojang dengan nilai US $2 milyar, sekitar Rp. 24 trilyun, atau setara dengan dua kali harga Facebook ketika membeli Instagram. Dan kemarin kabar tersebut mengerucut dengan konfirmasi kedua belah pihak, bahwa benar Microsoft setuju membeli Mojang dengan harga US $2.5 milyar. Chief World Officer Mojang, Owen Hill menegaskannya melalui post di blog mereka, dan mulai saat ini Mojang dan Minecraft resmi menjadi milik Microsoft. Namun agaknya persetujuan yang dibuat oleh Mojang yang saat ini memiliki hak atas penerbitan Minecraft di semua platform, berseberangan dengan prinsip sang kreator, Markus Persson. Menurut Owen Hill, Persson sama sekali tidak menduga Minecraft bakan menjadi sebesar saat ini. Dia terbiasa dengan proyek kecil. Namun seiring populernya game sandbox tersebut, menempatkan Persson sebagai pemegang saham tertinggi Mojang, dan dihadapkan pada manajemen yang kini dipengaruhi banyak kepentingan. Dan dengan akuisisi ini, seperti yang dia tulis dalam blog pribadinya, Presson justru keluar memilih dari Mojang, dan ingin kembali menjalani kehidupan sebelumnya sebagai seorang programer. Berikut kutipan tanggapan Presson atas persetujuan akuisisi Microsoft atas Mojang.
"...I don’t want to be a symbol, responsible for something huge that I don’t understand, that I don’t want to work on, that keeps coming back to me. I’m not an entrepreneur. I’m not a CEO. I’m a nerdy computer programmer who likes to have opinions on Twitter. As soon as this deal is finalized, I will leave Mojang and go back to doing Ludum Dares and small web experiments. If I ever accidentally make something that seems to gain traction, I’ll probably abandon it immediately."
Namun Presson tidan sendiri, karena dua sohibnya yang bersama-sama mendirikan Mojang, Carl Manneh dan Jakob Porser juga meninggalkan studio developer game asal Swedia tersebut. Dan sebagian besar yang tersisa di Mojang adalah para karyawan, yang akan terus berada di sana bersama perusahaan tersebut, yang kini di bawah kendali Microsoft tentunya. Sedangkan untuk Microsoft, berikut kutipan post di blog Mojang mengenai mereka:
"There are only a handful of potential buyers with the resources to grow Minecraft on a scale that it deserves. We’ve worked closely with Microsoft since 2012, and have been impressed by their continued dedication to our game and its development. We’re confident that Minecraft will continue to grow in an awesome way."
Seperti yang pernah kami angkat sebelumnya dalam artikel
Tren Video Game Paska Kehadiran Konsol Now-Gen, developer game kini mendapat beberapa pilihan cara menjual game. Cara tradisional dengan mematok harga dan melemparnya ke pasar ritel atau digital, menguji dulu penerimaan pasar dengan merilis versi
free-to-play-nya sebelum akhirnya memutuskan akan menjual penuh game tersebut atau menyisipkan sistem monetasi di tengah permainan melalui
in-app purchase, dan yang belakangan juga ternyata diterima adalah menjual versi alpha suatu game, dengan sensasi gamer yang bisa mengikuti perkembangan game tersebut sampai pada versi finalnya nanti. Cara terakhir sudah biasa dilakukan untuk tipikal game multiplayer online, melalui fase alpha, beta dan seterusnya. Namun mereka bisa dimainkan secara cuma-cuma, sedangkan untuk konsol, developer platform ini justru menjualnya. Memang di luar ekspetasi, ternyata sistem penawaran “game-setengah-jadi” tersebut juga diterima baik di pasaran, satu contoh suksesnya adalah melalui
Minecraft. Markus “Notch” Persson pertama kali membuat
Minecraft di waktu luangnya, dan dia tidak memiliki cukup dana untuk mendukung terus kelangsungan proyek tersebut. Bukanya mencari bantuan kepada para publisher besar seperti banyak developer lainnya, dia memilih cara pendanaan baru, dengan menawarkan “game-setengah-jadi” tersebut pada publik dan menarik biaya akses dini memainkan versi
alpha-nya. Meskipun game tersebut masih membutuhkan waktu dua tahun sebelum akhirnya dirilis pada tahun 2011, banyak gamer yang penasaran dengan game sandbox yang menguji kreatifitas dan kesabaran pemainnya dsalam usaha membangun konstruksi tersebut. Dan yang mengejutkan, hingga saat ini
Minecraft sudah terjual hingga 54 juta kopi dari semua platform. Wajar jika Microsoft bernafsu menjaring jutaan gamer yang sudah terbius memainkannya. Apalagi setahun belakangan Mojang juga terus mendorong Minecraft agar tidak identik PC saja, dan eksis melalui konsol, dan bahkan platform mobile yang jauh lebih besar pasarnya. Meskipun Microsoft sudah mendapatkannya, namun Hill menegaskan jika pihaknya akan terus melakukan pengembangan, penjualan dan dukungan di semua platform dimana
Minecraft eksis. Namun kita juga tidak bisa memungkiri jika Microsoft menggelontorkan duit sebanyak US $2 milyar tanpa alasan, atau rencana, seperti yang kutipan dari blog Mojang berikut:
"Minecraft will continue to evolve, just like it has since the start of development. We don’t know specific plans for Minecraft’s future yet, but we do know that everyone involved wants the community to grow and become even more amazing than it’s ever been. Stopping players making cool stuff is not in anyone’s interests."
Bagaimana menurut kalian? Kira-kira apa yang bakal terjadi dengan Minecraft ke depannya. Apakah hanya eksklusif platform yang tergabung dalam ekosistem Microsoft? Atau tetap multiplatform, namun ada perlakuan khusus untuk pengguna mesin game dari Redmond.
Minecraft to Join Microsoft
Sumber: Mojang, Blog Pribadi Notch