Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mencekam. Mungkin kata ini yang cocok untuk menggambarkan bagaimana Digital Happiness menyajikan horor dalam DreadOut yang mulai mereka rilis semalam di Steam. Sejak demo yang dirilis tahun lalu, memang aroma dan atmosfer horor yang kental sangat terlihat dalam game yang berhasil menggalang dukungan dalam IndieGogo dan Steam Greenlight ini. Dan nuansa horor yang menyeramkan yang ada dalam demo tahun lalu ternyata tidak ada apa-apanya dengan apa yang mereka tunjukkan dalam Act 1-nya kali ini. Tidak percaya? [youtube id="SWQAHcwcCE8"] Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam review, penulis ulas sedikit mengenai kisah dalam DreadOut. Dalam game ini, kamu memerankan seorang pelajar SMA bernama Linda, yang tengah terjebak dalam suatu kota mati bersama teman-temannya. Ternyata, tempat tersebut menyimpan sebuah kekuatan misterius yang mencekam, yang membuat teman-teman Linda tiba-tiba menghilang satu demi satu. Tugasmu tentu saja untuk menemukan mereka kembali, dan pulang dengan selamat. Namun tugas tersebut tidak semudah seperti yang didengar, karena banyaknya kekuatan misterius yang menyelimuti tempat ini. Bisakah kamu memandu Linda untuk berkumpul kembali bersama teman dan gurunya? Seperti janji Digital Happiness sebelumnya, mereka merilis game ini dalam dua bagian terpisah. Bagian pertama atau Act 1 adalah yang kamu dapatkan saat kamu membelinya di Steam mulai 15 Mei 2014. Untuk bagian kedua atau Act 2, Digital Happiness sudah mengkonfirmasikan bahwa Act 2 akan hadir sebagai free update alias gratis bagi kamu yang sudah membeli bagian pertamanya ini. Selain dua bagian kisah single player tersebut, terdapat satu mode bebas Free Roam mode, yang nantinya bisa kamu beli secara terpisah dalam bentuk DLC. Selanjutnya, mari kita membedah gameplay dari DreadOut. Eits, sebelum kamu memulai game, penulis sarankan terlebih dahulu kamu membuka menu Cara Bermain yang ada di halaman utama, karena saat kamu bermain nantinya akan minim sekali tutorial bermain yang bisa kamu dapatkan. Meskipun tutorial absen dalam gameplay utama, namun penulis menganggap Digital Happiness sudah menuliskan Cara Bermain ini dengan baik lewat menu tersebut. Setelah memutuskan untuk mulai bermain, bersiaplah untuk masuk dalam suasana mencekam DreadOut. Belum apa-apa, kamu akan disuguhi lagu Lingsir Wengi yang membuat bulu kuduk berdiri. Bagi yang belum tahu, lagu ini dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai lagu pemanggil kuntilanak. Hiii... Jujur, saat mendengar lagu ini dalam teaser trailer-nya beberapa waktu lalu, penulis harus rela mematikan speaker agar tidak mendengarnya. Namun kali ini, penulis mencoba untuk tidak mematikannya karena saat me-review ini tidak sendirian.. Hehe Selesai mendengarkan musik "pemanasan" ini, kamu akan dihadapkan berbagai event dan dialog yang terjadi antara Linda dan kawan-kawannya. Setelah melalui berbagai cutscene dan dialog, gameplay pun dimulai namun hanya sekedar mencari hint kemana tujuan selanjutnya, baik dengan berbicara dengan teman-teman Linda, maupun mengeksplorasi lingkungan sekitar. Sayangnya, game ini tidak menyajikan objective yang jelas kemana kamu harus melangkah selanjutnya. Kamu memang memiliki sebuah buku catatan Linda yang bertugas mencatat objective dan aktivitas yang sudah kamu lalui. Tapi sayang, apa yang dituliskan di catatan ini kurang jelas, dan bagi kamu yang baru memainkan game ini, saya rasa kamu akan sedikit kebingungan dalam menentukan langkah selanjutnya. Simak halaman selanjutnya untuk review gameplay-nya Hii, siapa itu yang ada di balik tembok???[/caption] Gameplay inti dari DreadOut sendiri mulai tersaji saat Linda dan kawan-kawan memasuki sebuah puing-puing sekolah. Naah, di sinilah kamu harus "menyiapkan" jantung dan nyalimu dengan baik, karena di sinilah ketegangan dan suasana mencekam dalam game ini akan dimulai! Game ini menyajikan scare factor sangat tinggi dan tidak bisa ditebak, karena kamu tidak bisa melihat beberapa musuh-musuhmu (alias para hantu) saat kamu berada dalam mode third person. Kamu hanya bisa merasakan kehadiran mereka lewat perubahan warna vignette di layar dan juga suara-suara aneh yang kamu dengarkan. Saat merasakan kehadiran mereka, bersiaplah untuk sport jantung karena saat kamu memasuki mode first person dengan menggunakan kamera Linda, TADAAAAAA!!! Wajah seram bisa jadi langsung muncul di layarmu.. Dan beberapa kali kemunculan "tiba-tiba" ini sukses membuat penulis yang me-review melompat dari kursi.. Dan beberapa kali pula penulis mengambil langkah hati-hati agar tidak kembali "terkejut dengan sukses" karena kemunculan ini... Kalau sudah begini, siap-siap aja deh..[/caption] Masing-masing jenis hantu ini memiliki kelemahan yang berbeda satu dengan lainnya, dan untuk mengalahkannya kamu harus memotret bagian tertentu yang bewarna. Jangan mengira mencari kelemahan ini semudah membalik telapak tangan, karena tidak mudah untuk berkonsentrasi mencari kelemahan setelah dikagetkan secara frontal seperti tadi. Meskipun bagi penulis hal ini cukup menyebalkan (karena jujur, penulis sulit berkonsentrasi dengan keadaan seperti itu..) namun hal ini yang menjadi nilai plus dari game ini. Sukses memberikan kejutan kepada pemainnya! Untuk mengalahkannya, kamu harus menjaga jarak dengan sang hantu untuk "jarak tembaknya", karena jika kamu memotret terlalu jauh, kamu tidak akan bisa "melukainya". Sebaliknya, jika terlalu dekat maka hantu tersebut akan menyerangmu dan memberikan cedera secara mental. Jika berturut-turut terkena cedera mental, maka kamu akan mengalami cedera fisik dan dibawa ke dunia lain bernama Limbo... Jangan terlalu sering masuk ke dalam Limbo, karena semakin sering kamu memasuki dunia ini, maka akan semakin jauh pula jarakmu dengan dunia nyata, yang dibatasi dengan sebuah cahaya putih. Saat berada dalam Limbo inilah kamu mendapatkan beberapa tips trik dan pesan menarik dari sang pengembang, mulai dari tips bagaimana mengalahkan hantu dengan benar, hingga pesan untuk beristirahat setelah memainkan game ini terlalu lama. Kamu bisa kembali melanjutkan permainanmu dengan berjalan ke arah cahaya putih. Meskipun seringkali dikagetkan dan "ditakuti", namun penulis jamin kamu tidak akan berhenti memainkan game ini karena rasa penasaran. Ya, meskipun berkali-kali menghela napas, penulis masih sangat penasaran dengan bagaimana petualangan Linda selanjutnya, dimana mereka sebenarnya, dan bagaimana mereka semua keluar dari kota misterius tersebut. Sekali lagi, Digital Happiness sukses membuat sebuah kisah yang menarik dan mengundang penasaran para pemainnya meskipun membutuhkan nyali yang "ekstra" untuk memainkan game ini dari awal sampai akhir. Selain itu, beberapa teka-teki yang ditampilkan juga cukup menantang. Menantang karena sang pengembang sangat minim memberikan klu untuk setiap teka-teki, namun bisa menjadi cukup membuat kesal apabila stuck di satu teka-teki tertentu. Dengan scare factor yang tinggi, atmosfer yang mencekam, dan teka-teki yang menantang membuat game ini tidak boleh dilewatkan bagi pecinta horor atau kamu yang dulu pernah menjadi penggemar berat Fatal Frame. Namun sayang, game ini masih memiliki beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan seperti minimnya tutorial dan objective saat bermain adalah beberapa yang penulis sebutkan di awal. Di luar itu, game ini masih memiliki beberapa kelemahan dari sisi visualisasi 3D yang masih kurang halus, baik untuk karakter maupun lingkungannya. Untuk musiknya jangan ditanya lagi, kombinasi musik gamelan mencekam dan lagu-lagu mistis membuat bulu kuduk berdiri sekalipun masih belum bertemu dengan hantunya... Tertarik untuk ikut dalam suasana mencekam dalam game ini? Kamu bisa langsung membelinya di Steam melalui link berikut ini seharga US $ 14.99 atau sekitar Rp 165.000. Jika kamu membelinya saat ini juga hingga 23 Mei 2014 yang akan datang, kamu bisa mendapatkan tambahan diskon 10%. Untuk mendapatkan pengalaman bermain yang maksimal, mainkan di malam hari sendirian, dengan lampu dimatikan plus malam Jum'at Kliwon seperti saat dirilisnya game ini. Feel the Dread!