Review Civil War, Potret Hidup Wartawan Perang
Ketika Amerika mengalami perang saudara yang mematikan
A24 memiliki gaya yang unik dalam membuat film, hal ini terlihat dari film-film mereka yang kadang-kadang memiliki nilai artistik dan mengerikan di saat yang bersamaan.
Civil War merupakan sebuah eksperimen pemikiran tentang etika jurnalistik, yang berlatar di Amerika Serikat masa depan, namun mengingatkan pada film klasik tentang jurnalis barat yang meliput keruntuhan negara asing, seperti "The Year of Living Dangerously," "Salvador," "Under Fire," dan "Welcome to Sarajevo."
1. Sudut pandang jurnalistik
Film ini mengikuti empat jurnalis yang mencoba untuk mendapatkan berita terbaru di tengah konflik yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Para karakter utama ini memiliki kegigihan untuk mendapatkan cerita terbaru, tanpa mempedulikan dampak politik yang terkandung dalam kekerasan yang mereka dokumentasikan.
Kirsten Dunst memerankan Lee, seorang fotojurnalis terkenal, yang bekerja bersama seorang reporter bernama Joel yang lahir di Amerika Selatan. Keduanya bekerja untuk agen berita Reuters. Mereka juga bergabung dengan Sammy, seorang jurnalis Afrika-Amerika yang lebih tua, yang menulis untuk "apa yang tersisa dari New York Times." Kelompok ini kemudian bertambah dengan bergabungnya Jessie, seorang fotojurnalis muda yang mengagumi Lee.
Mereka berempat berhadapan dengan perang saudara yang berkecamuk di Amerika Serikat. Sebuah perang yang dijelaskan sepotong-sepotong, tapi cukup memberikan gambaran mengerikan efek perang bagi sebuah negara dan rakyatnya.
Baca Juga: Review The Fall Guy, Surat Cinta Ryan Gosling untuk Para Stuntman
2. Begini rasanya perang saudara!
Film ini berhasil menghadirkan suasana yang meyakinkan dan mengganggu, serta memberikan sudut pandang yang segar tentang jurnalis murni yang terobsesi dengan mendapatkan berita terbaru, tanpa memperhitungkan dampak politik dari kekerasan yang mereka dokumentasikan.
Kami menikmati film ini sebagai sebuah cerita tentang jurnalis-jurnalis yang berusaha memahami tanggung jawab mereka dalam melaporkan peristiwa, di tengah krisis yang melanda negara mereka. Bisa dibilang Civil War tidak hanya menghadirkan konflik fisik, tetapi juga konflik moral dan etika yang dialami oleh para karakternya.
3. Kesimpulan
Film ini berhasil menggabungkan berbagai elemen tema menjadi sebuah narasi yang menegangkan, dan memberikan kesimpulan yang menghantui. Rasanya kami tidak akan pernah melupakan momen penghayatan diri yang disuguhkan oleh film ini. Sehingga memikirkan apa yang akan terjadi kalau Amerika benar-benar mengalami perang saudara.
Civil War merupakan sebuah film epik yang mengangkat nilai-nilai kemanusian, sekaligus menyentil ideologi berkebangsaan Amerika yang tidak sempurna, seperti Indonesia. Karena itulah kami bisa memberikan nilai 4 dari 5 bintang untuk Civil War. Sebuah film apik, dengan pemaparan yang menggelitik.
Baca Juga: Review Badarawuhi di Desa Penari, Lebih Hidup & Lebih Mistis!